TUMBUHAN PAKU
(Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku
sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang,
daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai
tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
A. Ciri-ciri tumbuhan paku
Ciri tumbuhan paku meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya
pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat
yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang
telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang
hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti
tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku.
Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit
adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit
berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh
karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah
yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.
Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada
beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang
tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang
yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak
bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang
terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan
ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik.
Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak
berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan
paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan
paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak
mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada
yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur
seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium
berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium.
Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem
adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh
pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan.
Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati
yang disebut protalus atau protaliaum.
Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku
memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki
rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas
tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku
tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku
tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium.
Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis
alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit
biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut
gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang
menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).
B. Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung
di air ( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku
adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).
C. Reproduksi
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual
pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan
adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan
paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh
pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada
sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan
diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus
dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis
alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu
ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang
haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium.
Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium
menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n).
Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat
melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :
Metagenesis Tumbuhan Paku
Arkegonium (n)
Spora (n)
Mitosis
Protalus atau protalium (n)
(gametofit)
Anteridium (n)
Sel telur (n)
Spermatozoid (n)
Zigot (2n)
Tumbuhan paku (2n)
(sporofit)
Sporangium
Spora (n)
Meiosis
D. Klasifikasi
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Paku Homospora,
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama
besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)
2. Paku Heterospora
Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang
berbeda ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang
kecil disebut mikrospora (gamet jantan). Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan
Semanggi (Marsilea).
3. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama, serta diketahui gamet jantan dan betinanya. Contoh tumbuhan paku peralihan
adalah paku ekor kuda (Equisetum)
Berdasarkan ciri tubuhnya, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu
paku purba (Psilopsida), paku kawat (Lycopsida), Paku ekor kuda (Sphenopsida), dan paku sejati
(Pteropsida).
1. Paku Purba (Psilopsida)
Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai
13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba
ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik.
Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba
juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga
dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium
yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora
(homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan
arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi.
Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun
kecil (Psilotum).
2. Paku Kawat (Lycopsida)
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan
Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat
menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat
pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut
seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane
(Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium.
Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium).
Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan.
Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium).
Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.
Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh
makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual,
yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang
biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada
Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual
terdapat pada Lycopodium.
3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum.
Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi
hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi
daun kecil seperti sisik. Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor
kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium terdapat
pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan
pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi
dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga
merupakan gametofit biseksual.
4. Paku Sejati (Pteropsida)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku
sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan
berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae
umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri
khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu
Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku sarang burung
(Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), Paku sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia
antarctica.
E. Manfaat Tumbuhan Paku
Beberapa jenis tumbuhan paku dapat diamanfaatkan bagi kepentingan manusia. Jenis
tumbuhan paku yang dapat dimanfaatkan yaitu semanggi (Marsilea crenata) dimakan sebagai
sayur, paku rane (Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka, Paku sawah
(Azolla pinnata) sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, suplir (Adiantum cuneatum) dan
paku rusa (Platycerium bifurcatum) sebagai tanaman hias.
PAKU
Apakah tumbuhan paku?
Tumbuhan paku termasuk kelompok tumbuhan kuno. fosil
tumbuhan paku pertama dimulai awal periode mesozoic sekitar
360 juta tahun yang lalu. Keberadaan tumbuhan paku di muka
bumi jauh lebih tua jika dibandingkan dengan hewan darat seperti
dinosaurus. Tumbuhan paku berkembang duaratus juta tahun
sebelum tanaman berbunga berkembang.
Sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di tempat lembab dibawah
kanopi hutan. Mereka termasuk tumbuhan berpembuluh, dengan
struktur internal pembuluh yang sudah berkembang baik untuk
mengangkut air dan nutrisi.
berbeda dengan tanaman berpembuluh lainnya seperti tanaman
berbunga dan konifer, yang tumbuh langsung dari biji, tumbuhan
paku tumbuh dari spora, dan memiliki bentuk peralihan yang
disebut gametofit.
Apa yang membedakan tumbuhan paku dengan tanaman
berpembuluh lainnya?
Yang pertama, tumbuhan paku hanya terdapat pada daerah yang
lembab, dibawah kanopi atau bagian bawah hutan, disepanjang
tepi sungai, dan sumber-sumber air pemanen lainnya. Tumbuhan
paku sulit untuk dapat hidup di daerah kering dan panas.
Yang kedua, untuk dapat berkembang biak tumbuhan paku sangat
membutuhkan keberadaan air.
Bagaimana Cara tumbuhan paku berkembangbiak?
Reproduksi tumbuhan paku lebih rumit jika dibandingkan dengan
tumbuhan berpembuluh lainnya. Proses reproduksi hanya akan
terjadi jika cukup kandungan air di lingkungan hidupnya sampai
proses reproduksi selesai. Akibatnya tumbuhan paku tidak akan
bereproduksi jika kadar air di lingkungannya kurang.
Tumbuhan paku memiliki dua bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit
(n), dan bentuk sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara
pergiliran keturunan sporofit dengan keturunan gametofit yang
dikenal dengan istilag metagenesis.
Ciri generasi gametofit:
1. Spora yang jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi
prothalium
2. Prothalium merupakan lembaran yang berbentuk hati, pada
permukaan bawah terdapat rhizoid, permukaan atas terdapat
gamet (antheridia dan archegonia)
Ciri generasi sporofit:
1. Terbentuk dari hasil peleburan gamet jantan (sperma) dengan
gamet betina (ovum)
2. Tumbuhan paku muda menjadi paku dewasa yang tumbuh di
atas gametofit
3. Tumbuhan paku dewasa menghasilkan dua jenis daun yaitu daun
sporofil dan daun tropofil
4. merupakan fase paling dominan, dan berumur panjang
Struktur tubuh tumbuhan paku
Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut
frond, dan keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut
pinna.
JIka diperhatikan pada permukaan
bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang
disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang
merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini
menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus
(jamak sori).
Tidak semua daun paku memiliki
sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil
yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus
disebut daun steril. Daun ini hanya mengandung klorofil dan
banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut
daun tropofil.
Struktur sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut
indusium. Bagian dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang
didalamnya berisi ribuan spora.
Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan
di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat
seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat, kemerahan, kuning
atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing
spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang
kompleks.
Bagaimana spora tumbuh?
Spora yang jatuh ditempat ssesuai akan tumbuh menjadi badan
berbentuk lembaran yang disebut prothalium atau gametofit.
Spora layaknya biji pada tanaman tingkat tinggi. Biji yang tumbuh
menjadi menjadi tanaman dewasa, sedangkan spora tumbuh
menjadi prothalium atau gametofit.
Gametofit berukuran sangat kecil hanya setengah inchi dan dapat
diamati dengan menggunakan alat pembesar seperti loup.
Gametofit memiliki dua set organ reproduksi, antheridium (jantan)
dan archegonium (betina). Antheridium berisi sperma sedangkan
archegonium berisi sel telur, masing-masing terletak di permukaan
gametofitnya. Sperma akan bergerak kearah sel telur jika
lingkungan sekitar dalam keadaan lembab.
Ketika sperma bertemu dengan sel telur terjadi penggabungan
materi genetik dihasilkan sel dengan materi genetik yang lengkap.
Sel gabungan ini (zigot) merupakan awal dari pertumbuhan
tanaman paku. Zigot ini terletak di dalam dan dilindungi oleh
struktur gametofit, selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit
atau paku dewasa.
berikut diagram metagenesis atau siklus hidup tumbuhan paku!
Selain dengan cara di atas,
tumbuhan paku juga dapat bereproduksi dengan cara lain, yaitu
tanpa peristiwa fertilisasi dari gametofit yang dikenal disebut
apogami. Hal ini dapat terjadi pada daerah yang kering dimana
tidak cukup air untuk proses fertilisasi.
Tumbuhan paku juga dapat tumbuh dengan melalui penyebaran
rhizomes atau dapat juga menggunakan daun. Daun dewasa yang
bersentuhan dengan tanah akan tumbuh akar dan membentuk
tumbuhan baru. Perhatikan gambar dibawah ini!
teknik reproduksi tanpa melalui spora merupakan cara tercepat
untuk memperbanyak tumbuhan paku. Tanaman paku yang tumbuh
atau di biakkan dengan menggunakan persebaran rhizom, dan
tunas daun dewasa memiliki stuktur genetik yang sama dengan
induknya. Sedangkan perkembangbiakan tumbuhan dengan cara
fertilisasi lebih meningkatkan keanekaragaman hayati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku
1. kadar air dalam tanah
2. kadar air dalam udara
3. Kandungan hara mineral dalam tanah
4. kadar cahaya untuk fotosintesis
5. Suhu yang optimal
6. Perlindungan dari angin
7. perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada
jenis tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di
suatu areal tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan
berkembang secara alami dilingkungannya atau tidak.
Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh
lingkungannya masing-masing (biasanya tempat lembab). beberapa
paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti
lingkungan kering dan panas. beberapa jenis paku dapat tumbuh di
daerah gurun
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan
nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas
cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar
nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka
anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga
tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.
latihan soal pterydophyta
Lengkapilah pernyataan dibawah ini!
1. Istilah Pterydophyta berasal dari bahasa yunani, pteron yang
berarti …………………..
2. Pterydophyta merupakan tumbuhan yang telah memiliki
pembuluh pada akar, batang dan daunnya, istilah tumbuhan
dengan karakter tersebut adalah ………………………………………………
3.Tumbuhan paku dikenal juga dikatakan tumbuhan kormophyta,
sebab ………………………………
4. Jika dilihat dari cara berkembangbiak dengan menggunakan
spora, tumbuhan paku termasuk kelompok tanaman
……………………………………………….
5. Habitat yang tepat untuk tumbuhan paku adalah
…………………………………………………
6. Habitus tumbuhan paku biasanany berupa
………………………………………
7. Tumbuhan paku mudah dibedakan dari tumbuhan lain, cirri
khasnya adalah …………………….
8. Dalam daur hidupnya tumbuhan paku terdiri atas dua generasi.
Generasi yang paling dominan adalah …………………………………….
9. Sebagian besar tumbuhan paku hidup epifit yang berarti
………………………………..
10. Batang tumbuhan paku umumnya berbentuk rhizome yang
berarti ………………………
11. Tumbuhan paku memiliki dua jenis daun. Fungsi daun tropofil
adalah ……………………………
12. Nama lain dari dari daun sporofil adalah ………………………………..
13. Kumpulan kotak spora tumbuhan paku terletak dalam suatu
badan yang disebut ……………….
14. Alat yang mengatur membuka dan menutupnya kotak spora
pada tumbuhan paku adalah …………………………………
15. Apakah peranan dari indusium?
……………………………………………………………….
16. Letak spora tanaman suplir dan paku sarang burung adalah
……………………. Dan …………………..
17. Sebutkan nama komponen penyusun sorus dibawah ini!
18. Tumbuhan memiliki 3 jenis spora. Tumbuhan paku heterospor
berarti …………………
19. Jenis tumbuhan paku yang memiliki spora homospor adalah
…………………………………
20. Tumbuhan paku rane merupakan contoh tanaman dengan jenis
spora …………………
21. Lengkapilah dianggram daur hidup paku dibawah ini!
22. Perbedaan antara tumbuhan paku homospor dengan tumbuhan
paku peralihan adalah .……
23. Jenis tumbuhan paku yang memiliki makrospora dan
mikrospora adalah …….
24. Lengkapilah diagram pergiliran keturunan paku berikut!
25. Tumbuhan paku dengan cirri: daunnya bersisik, batang
bercabang dua (dikotomi) dan daun sporofil menghasilkan spora
homospor. Tumbuhan paku dengan cirri tersebut adalah …..
26. Tanaman paku Lycopodium dan selaginela dalam klasifikasi
termasuk dalam kelompok ….
27. Jenis tumbuhan paku yang menghasilkan nspora dengan bentuk
dan ukuran yang sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya adalah
………………….
28. Nama tumbuhan paku seperti gambar dibawah adalah ….
29. Sebutkan keistimewaan dari tumbuhan paku seperti gambar di
atas!
30. Jenis tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai
sayuran dan pupuk hijau adalah ……………………………. Dan
………………………………………..
tumbuhan paku
Apakah tumbuhan paku?
Tumbuhan paku termasuk kelompok tumbuhan kuno. fosil tumbuhan paku pertama
dimulai awal periode mesozoic sekitar 360 juta tahun yang lalu. Keberadaan
tumbuhan paku di muka bumi jauh lebih tua jika dibandingkan dengan hewan darat
seperti dinosaurus. Tumbuhan paku berkembang duaratus juta tahun sebelum
tanaman berbunga berkembang.
Sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di tempat lembab dibawah kanopi hutan.
Mereka termasuk tumbuhan berpembuluh, dengan struktur internal pembuluh yang
sudah berkembang baik untuk mengangkut air dan nutrisi.
berbeda dengan tanaman berpembuluh lainnya seperti tanaman berbunga dan
konifer, yang tumbuh langsung dari biji, tumbuhan paku tumbuh dari spora, dan
memiliki bentuk peralihan yang disebut gametofit.
Apa yang membedakan tumbuhan paku dengan tanaman berpembuluh
lainnya?
Yang pertama, tumbuhan paku hanya terdapat pada daerah yang lembab, dibawah
kanopi atau bagian bawah hutan, disepanjang tepi sungai, dan sumber-sumber air
pemanen lainnya. Tumbuhan paku sulit untuk dapat hidup di daerah kering dan
panas.
Yang kedua, untuk dapat berkembang biak tumbuhan paku sangat membutuhkan
keberadaan air.
Bagaimana Cara tumbuhan paku berkembangbiak?
Reproduksi tumbuhan paku lebih rumit jika dibandingkan dengan tumbuhan
berpembuluh lainnya. Proses reproduksi hanya akan terjadi jika cukup kandungan
air di lingkungan hidupnya sampai proses reproduksi selesai. Akibatnya tumbuhan
paku tidak akan bereproduksi jika kadar air di lingkungannya kurang.
Tumbuhan paku memiliki dua bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit (n), dan bentuk
sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara pergiliran keturunan sporofit dengan
keturunan gametofit yang dikenal dengan istilag metagenesis.
Ciri generasi gametofit:
1. Spora yang jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi prothalium
2. Prothalium merupakan lembaran yang berbentuk hati, pada permukaan bawah
terdapat rhizoid, permukaan atas terdapat gamet (antheridia dan archegonia)
Ciri generasi sporofit:
1. Terbentuk dari hasil peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(ovum)
2. Tumbuhan paku muda menjadi paku dewasa yang tumbuh di atas gametifit
3. Tumbuhan paku dewasa menghasilkan dua jenis daun yaitu daun sporofil dan
daun tropofil
4.
Struktur tubuh tumbuhan paku
Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna.
JIka diperhatikan pada permukaan bagian daun
(frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus
terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora.
Gambar dibawah ini menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus
(jamak sori).
Tidak semua daun paku memiliki sorus
(sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun
sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril. Daun ini banya
mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini
disebut daun tropofil.
Struktur sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium. Bagian dalam
sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan spora.
Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas
permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak
berwarna hitam, ciklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan
pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses
yang kompleks.
Bagaimana spora tumbuh?
Spora yang jatuh ditempat ssesuai akan tumbuh menjadi badan berbentuk
lembaran yang disebut prothalium atau gametofit. Spora layaknya biji pada
tanaman tingkat tinggi. Biji yang tumbuh menjadi menjadi tanaman dewasa,
sedangkan spora tumbuh menjadi prothalium atau gametofit.
Gametofit berukuran sangat kecil hanya setengah inchi dan dapat diamati dengan
menggunakan alat pembesar seperti loup. Gametofit memiliki dua set organ
reproduksi, antheridium (jantan) dan archegonium (betina). Antheridium berisi
sperma sedangkan archegonium berisi sel telur, masing-masing terletak di
permukaan gametofitnya. Sperma akan bergerak kearah sel telur jika lingkungan
sekitar dalam keadaan lembab.
Ketika sperma bertemu deng sel telur terjadi penggabungan materi genetik
dihasilkan sel dengan materi genetik yang lengkap. Sel gabungan ini (zigot)
merupakan awal dari pertumbuhan tanaman paku. Zigot ini terletak di dalam dan
dilindungi oleh struktur gametofit, selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit atau
paku dewasa.
berikut diagram metagenesis atau siklus hidup tumbuhan paku!
Selain dengan cara di atas, tumbuhan paku juga dapat bereproduksi dengan cara
lain, yaitu tanpa peristiwa fertilisasi dari gametofit yang dikenal disebut apogami.
Hal ini dapat terjadi pada daerah yang kering dimana tidak cukup air untuk proses
fertilisasi.
Tumbuhan paku juga dapat tumbuh dengan melalui penyebaran rhizomes atau
dapat juga menggunakan daun. Daun dewasa yang bersentuhan dengan tanah
akan tumbuh akar dan membentuk tumbuhan baru. Perhatikan gambar dibawah ini!
teknik reproduksi tanpa melalui spora merupakan cara tercepat untuk
memperbanyak tumbuhan paku. Tanaman paku yang tumbuh atau di biakkan
dengan menggunakan persebaran rhizom, dan tunas daun dewasa memiliki stuktur
genetik yang sama dengan induknya. Sedangkan perkembangbiakan tumbuhan
dengan cara fertilisasi lebih meningkatkan keanekaragaman hayati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku
1. kadar air dalam tanah
2. kadar air dalam udara
3. Kandungan hara mineral dalam tanah
4. kadar cahaya untuk fotosintesis
5. Suhu yang optimal
6. Perlindungan dari angin
7. perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari
ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami dilingkungannya
atau tidak.
Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masingmasing
(biasanya tempat lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah
yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas. beberapa jenis paku dapat
tumbuh di daerah gurun
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang
lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan
paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka
anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh
dan berkembang dengan optimal.
Apakah tumbuhan paku?
Tumbuhan paku termasuk kelompok tumbuhan kuno. fosil tumbuhan paku pertama
dimulai awal periode mesozoic sekitar 360 juta tahun yang lalu. Keberadaan
tumbuhan paku di muka bumi jauh lebih tua jika dibandingkan dengan hewan darat
seperti dinosaurus. Tumbuhan paku berkembang duaratus juta tahun sebelum
tanaman berbunga berkembang.
Sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di tempat lembab dibawah kanopi hutan.
Mereka termasuk tumbuhan berpembuluh, dengan struktur internal pembuluh yang
sudah berkembang baik untuk mengangkut air dan nutrisi.
berbeda dengan tanaman berpembuluh lainnya seperti tanaman berbunga dan
konifer, yang tumbuh langsung dari biji, tumbuhan paku tumbuh dari spora, dan
memiliki bentuk peralihan yang disebut gametofit.
Apa yang membedakan tumbuhan paku dengan tanaman berpembuluh
lainnya?
Yang pertama, tumbuhan paku hanya terdapat pada daerah yang lembab, dibawah
kanopi atau bagian bawah hutan, disepanjang tepi sungai, dan sumber-sumber air
pemanen lainnya. Tumbuhan paku sulit untuk dapat hidup di daerah kering dan
panas.
Yang kedua, untuk dapat berkembang biak tumbuhan paku sangat membutuhkan
keberadaan air.
Bagaimana Cara tumbuhan paku berkembangbiak?
Reproduksi tumbuhan paku lebih rumit jika dibandingkan dengan tumbuhan
berpembuluh lainnya. Proses reproduksi hanya akan terjadi jika cukup kandungan
air di lingkungan hidupnya sampai proses reproduksi selesai. Akibatnya tumbuhan
paku tidak akan bereproduksi jika kadar air di lingkungannya kurang.
Tumbuhan paku memiliki dua bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit (n), dan bentuk
sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara pergiliran keturunan sporofit dengan
keturunan gametofit yang dikenal dengan istilag metagenesis.
Ciri generasi gametofit:
1. Spora yang jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi prothalium
2. Prothalium merupakan lembaran yang berbentuk hati, pada permukaan bawah
terdapat rhizoid, permukaan atas terdapat gamet (antheridia dan archegonia)
Ciri generasi sporofit:
1. Terbentuk dari hasil peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(ovum)
2. Tumbuhan paku muda menjadi paku dewasa yang tumbuh di atas gametifit
3. Tumbuhan paku dewasa menghasilkan dua jenis daun yaitu daun sporofil dan
daun tropofil
4.
Struktur tubuh tumbuhan paku
Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna.
JIka diperhatikan pada permukaan bagian daun
(frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus
terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora.
Gambar dibawah ini menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus
(jamak sori).
Tidak semua daun paku memiliki sorus
(sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun
sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril. Daun ini banya
mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini
disebut daun tropofil.
Struktur sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium. Bagian dalam
sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan spora.
Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas
permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak
berwarna hitam, ciklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan
pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses
yang kompleks.
Bagaimana spora tumbuh?
Spora yang jatuh ditempat ssesuai akan tumbuh menjadi badan berbentuk
lembaran yang disebut prothalium atau gametofit. Spora layaknya biji pada
tanaman tingkat tinggi. Biji yang tumbuh menjadi menjadi tanaman dewasa,
sedangkan spora tumbuh menjadi prothalium atau gametofit.
Gametofit berukuran sangat kecil hanya setengah inchi dan dapat diamati dengan
menggunakan alat pembesar seperti loup. Gametofit memiliki dua set organ
reproduksi, antheridium (jantan) dan archegonium (betina). Antheridium berisi
sperma sedangkan archegonium berisi sel telur, masing-masing terletak di
permukaan gametofitnya. Sperma akan bergerak kearah sel telur jika lingkungan
sekitar dalam keadaan lembab.
Ketika sperma bertemu deng sel telur terjadi penggabungan materi genetik
dihasilkan sel dengan materi genetik yang lengkap. Sel gabungan ini (zigot)
merupakan awal dari pertumbuhan tanaman paku. Zigot ini terletak di dalam dan
dilindungi oleh struktur gametofit, selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit atau
paku dewasa.
berikut diagram metagenesis atau siklus hidup tumbuhan paku!
Selain dengan cara di atas, tumbuhan paku juga dapat bereproduksi dengan cara
lain, yaitu tanpa peristiwa fertilisasi dari gametofit yang dikenal disebut apogami.
Hal ini dapat terjadi pada daerah yang kering dimana tidak cukup air untuk proses
fertilisasi.
Tumbuhan paku juga dapat tumbuh dengan melalui penyebaran rhizomes atau
dapat juga menggunakan daun. Daun dewasa yang bersentuhan dengan tanah
akan tumbuh akar dan membentuk tumbuhan baru. Perhatikan gambar dibawah ini!
teknik reproduksi tanpa melalui spora merupakan cara tercepat untuk
memperbanyak tumbuhan paku. Tanaman paku yang tumbuh atau di biakkan
dengan menggunakan persebaran rhizom, dan tunas daun dewasa memiliki stuktur
genetik yang sama dengan induknya. Sedangkan perkembangbiakan tumbuhan
dengan cara fertilisasi lebih meningkatkan keanekaragaman hayati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku
1. kadar air dalam tanah
2. kadar air dalam udara
3. Kandungan hara mineral dalam tanah
4. kadar cahaya untuk fotosintesis
5. Suhu yang optimal
6. Perlindungan dari angin
7. perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari
ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami dilingkungannya
atau tidak.
Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masingmasing
(biasanya tempat lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah
yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas. beberapa jenis paku dapat
tumbuh di daerah gurun
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang
lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan
paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka
anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh
dan berkembang dengan optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar