Minggu, 23 September 2012


MAKALAH

KAJIAN EKOLOGI PARIWISATA TAMAN NASIONAL BALURAN
KABUPATEN SITUBONDO PROPINSI JAWA TIMUR


Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Praktikum
matakuliah Ekologi Pariwisata


Logo bagus.jpg


Disusun oleh:
Arif Ardwiantoro
M 0409009




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling berkembang adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata ini oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap (Pamulardi, 2006).
Pada awal munculnya industri wisata di Indonesia dari segi ketataruangan nasional, pembangunan pariwisata hanya dikonsentrasikan di beberapa lokasi saja, seperti di Pulau Bali, Pulau Jawa, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Idealnya, pariwisata dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan menyejahterakan masyarakat, mendukung kelestarian lingkungan, mengembangkan perekonomian, dengan dampak negatif yang minimal. Perkembangan pariwisata di suatu tempat, tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses. Proses itu dapat terjadi secara cepat atau lambat, tergantung dari berbagai faktor eksternal (dinamika pasar, situasi politik, ekonomi makro) dan faktor eksternal di tempat yang bersangkutan, kreatifitas dalam mengolah aset yang dimiliki serta dukungan pemerintah dan masyarakat (Gunawan, 1999).
Pembangunan kepariwisataan memerlukan perencanaan dan perancangan yang baik. Kebutuhan akan perencanaan yang baik tidak hanya dirasakan oleh pemerintah yang memegang fungsi pengarah dan pengendali, tetapi juga oleh swasta, yang merasakan makin tajamnya kompetisi dan menyadari bahwa keberhasilan bisnis ini juga tidak terlepas dari situasi lingkungan yang lebih luas dengan dukungan dari berbagai sektor. Salah satu objek wisata lingkungan yang ada yaitu Taman Nasional Baluran. Taman Nasional ini memiliki rancangan industri pariwisata keindahan alam darat maupun laut. Oleh karena itu, makalah yang disusun ini akan membahas mengenai kajian ekologi pariwisata Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah :
1.      Bagaimanakah peranan Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur dalam menunjang ekopariwisata ?
2.      Bagaimanakah analisis SWOT dari Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur terhadap perkembangan ekopariwisata ?

C.    Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Mengetahui peranan Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur sebagai ekopariwisata.
2.      Menentukan dan mengetahui hasil analisis SWOT Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur sebagai tempat ekopariwisata.

BAB II
ISI

A.    Profil Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran (TN Baluran) merupakan kawasan Konservasi Sumberdaya Alam, yang berarti di dalam kawasan Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Kawasan TN Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur dengan batas-batas wilayah sebelah utara Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah barat Sungai Klokoran, Desa Sumberanyar (Anonim, 2011).
Luas Wilayah 12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537 Ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha), zona pemanfaatan intensif 800 Ha, zona pemanfaatan khusus 5.780 Ha dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha. Sedangkan dari segi pengelolaan kawasan TN Baluran dibagi menjadi dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional, yaitu: Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol, meliputi Resort Bama, Lempuyang dan Perengan dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok yang meliputi Resort Watu Numpuk, Labuhan Merak dan Bitakol (Anonim, 2011).
Tujuan pembangunan konservasi sumberdaya alam yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. TN Baluran memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi baik flora, fauna maupun ekosistemnya, termasuk keindahan panorama alamnya. Ditinjau dari status kawasannya TN Baluran memiliki 3 fungsi utama yaitu (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan (3) pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta ekosistemnya, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, rekreasi dan pariwisata (Anonim, 2011). Maka dari itu tujuan pengelolaan kawasan TN Baluran adalah melestarikan SDAH dan ekosistemnya agar dapat memenuhi fungsinya (3P) secara optimal. Sasaran utama pengelolaan TN Baluran adalah SDAH, ekosistem dan kawasannya.
Tingginya potensi keanekaragaman hayati dan indahnya panorama alam Baluran, merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk mengunjungi dan menikmatinya. TN Baluran sebagai salah satu kawasan konservasi yang di dalamnya memiliki berbagai macam flora dan fauna dan ekosistem memiliki beragam manfaat baik manfaat bersifat tangible (dalam pemanfaatan skala terbatas) maupun manfaat yang bersifat intangible, berupa produk jasa lingkungan, seperti udara bersih dan pemandangan alam.
Kedua manfaat tersebut berada pada suatu ruang dan waktu yang sama, sehingga diperlukan suatu bentuk kebijakan yang mampu mengatur pengalokasian sumberdaya dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
TN Baluran memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut hingga pegunungan, savana serta keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan. Beberapa daerah di TN Baluran yang sering dikunjungi wisatawan dan masyarakat untuk berbagai keperluan terutama yang dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata antara lain: Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Evergreen Forest, Bekol, Bama, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, Pandean dan Candi Bang. Adapun wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Baluran meliputi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Dari berbagai obyek wisata yang ada di Taman Nasional Baluran sebagian telah dikembangkan menjadi produk wisata, antara lain Gua Jepang, Curah Tangis, Visitor Centre, Candi Bang, Savana Semiang, Savana Bekol, Evergreen Forest Bekol dan Pantai Bama.
B.     Objek Wisata
TN Baluran memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi karena keindahan alamnya, keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di dalamnya, serta kekhasan dataran penyusunnya  yang tidak dimiliki oleh Taman Nasional lain. Objek-objek wisata tersebut sebagian telah dilakukan pengembangan diantaranya adalah Bekol, Bama, Goa Jepang dan Curah Tangis (Anonim, 2011). Objek Wisata Alam yang ada di TN Baluran diantaranya :
1.      Camping Ground Wonorejo lokasi perkemahan.
2.      Curah Tangis Wonorejo panjat tebing.
3.      Gua Jepang Wonorejo peningggalan Jepang, goa seluas ± 12 m2 ini terletak di pintu masuk kawasan TN Baluran di Batangan, tepatnya di depan Kantor Balai TN Baluran. Goa Jepang ini merupakan peninggalan sejarah pada jaman penjajahan Jepang yang digunakan sebagai benteng pertahanan dan tempat penyimpanan amunisi.
4.      Sumur tua Wonorejo konon merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit
5.      Evergreen Forest Wonorejo hutan hijau sepanjang tahun, pengamatan flora dan fauna, tersedia jalur interpretasi.
6.      Bekol Wonorejo fotografi, panorama alam dari menara pandang, atraksi satwa di savana, tersedia jalur interpretasi tersedia 3 buah pesanggrahan (26 orang).
7.      Bama Wonorejo fotografi, hutan bakau, pengamatan flora dan fauna (termasuk beraneka jenis burung dan atraksi sekawanan kera yang memancing kepiting dengan ekornya), berjemur di pantai, berenang, snorkeling, menyelam, bersampan, pengamatan biota laut, menyusur pantai, menyaksikan matahari terbit, terdapat jalur interpretasi, ter sedia pesanggrahan kapasitas maksimal 28 orang.
8.      Manting Wonorejo Sumber air tawar, konon berkhasiat sebagai obat awet muda.
9.      Dermaga Wonorejo Memancing.
10.  Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang Wonorejo Atraksi satwa di savana.
11.  Talpat Wonorejo Mata air, atraksi satwa di savana.
12.  Kacip Wonorejo Mata air di lereng gunung.
13.  Gunung Baluran Wonorejo Sumberwaru Mendaki gunung.
14.  Bilik / Sijile Sumberwaru Berenang, snorkeling, menyelam, bersampan, pengamatan biota laut, menyaksikan matahari terbit, fotografi.
15.  Teluk Air Tawar Sumberwaru Sumber air tawar di tepi pantai, fotografi.
16.  Watu Numpuk Sumberwaru Panorama alam dari ketinggian, atraksi satwa, fotografi.
17.  Pandean Wonorejo Pelabuhan nelayan, pencari nener.
18.  Candi Bang Wonorejo Makam tua, panorama pantai, fotografi.

C.    Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 1997).
1.      Strengths – Kekuatan
Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan yang hendak dilayani. Kekuatan merupakan suatu kompetensi yang berbeda (destintive competence) yang memberi perusahaan suatu keunggulan komparatif (comparative advantage). Kekuatan berkaitan dengan sumber daya, aksesibilitas, fasilitas, dan faktor-faktor lain.
TN Baluran memiliki kekuatan dari segi sumber daya alam yang melimpah. Banyak orang menyebut TN Baluran adalah miniatur hutan Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di TN Baluran. Mulai dari hutan hujan tropis pegunungan sampai gugusan terumbu karang yang tersebar dari Pantai Bama di timur wilayah Baluran sampai pantai Bilik di sebelah utara wilayah Baluran dan yang paling khas dari wilayah ini adalah hamparan savana yang luasnya menutupi kurang lebih 40% wilayah Baluran. Taman Nasional Baluran memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut hingga pegunungan, savana serta keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan
Selain ekosistem hutan yang dapat ditemui, kita juga dapat melihat keindahan ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Baluran di perairan pantai Bama, Lempuyang, Bilik, Air Karang, Kajang, Balanan dan Kalitopo. Terumbu karang yang ada di Taman Nasional Baluran adalah jenis karang tepi yang memiliki lebar beragam dan berada pada kisaran kedalaman 0,5 hingga 40 meter. Bentuk karang yang hidup pada lokasi tersebut meliputi Acropora branching, Acropora encrusting, Acropora tubulate dan Mushroom coral.
Aksesibilitas ke dan dari Taman Nasional Baluran dapat dikatakan sangat lancar, ini disebabkan adanya jalan raya lintas propinsi yang menghubungkan Pulau Bali dan Banyuwangi dengan Surabaya yang melintasi kawasan Taman Nasional Baluran. Dengan demikian Taman Nasional Baluran dapat dijangkau dengan kendaraan darat dari berbagai kota-kota penting disekitarnya (dapat dilihat pada tabel).
           
Dalam rangka menunjang kegiatan wisata alam, pihak Taman Nasional Baluran telah menyediakan berbagai fasilitas penunjang antara lain :
1.      Pusat Informasi
Terletak di belakang Kantor Balai TN Baluran di Batangan. Disini pengunjung dapat mendapatkan berbagai informasi tentang Baluran serta karcis masuk.
2.      Jalan aspal dan jalan trail
Jalan aspal yang telah ada merupakan jalan kelas 3 yang menghubungkan pintu masuk antara savana Bekol dengan Bama sepanjang ±15 km. Selain jalan aspal di sekitar Bekol dan Bama tersedia jalur interpretasi baik untuk wisata biasa maupun wisata pendidikan.
3.      Camping Ground
Bagi pecinta alam, pelajar maupun wisatawan yang ingin berkemah, disediakan areal berkemah di Batangan (± 500 m dari pintu masuk). Selain instalasi air, di lokasi ini juga telah tersedia kamar mandi, sehingga memudahkan para pengunjung.
4.      Menara pandang
Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan panorama savana Bekol, telah tersedia menara pandang yang terletak di atas bukit tepat di belakang Pos Bekol.
5.      Pesanggrahan
Bagi wisatawan yang ingin bermalam untuk menikmati panorama Baluran malam hari maupun saat matahari terbit, terdapat pesanggrahan di savana Bekol dan Pantai Bama.
6.      Mushola
Bagi wisatawan muslim disediakan fasilitas mushola di Batangan, Bekol, dan Bama.
7.      Toilet
Kamar mandi umum tersedia bagi pengunjung di Bekol dan Bama.
8.      Peralatan selam dan kano
Bagi pengunjung yang ingin melakukan menyelam maupun berkano, pihak pengelola menyediakan peralatan selam dan kano di Pantai Bama.
2.      Weaknesses – Kelemahan
Kelemahan merupakan keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu usaha. Adapun kelemahan dari TN Baluran adalah musim yang sering berubah. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson kawasan TN Baluran beriklim kering tipe F dengan temperatur berkisar antara 27,2ºC-30,9º C, kelembaban udara 77 %, kecepatan angin 7 nots dan arah angin sangat dipengaruhi oleh arus angin tenggara yang kuat. Musim hujan pada bulan November-April, sedangkan musim kemarau pada bulan April-Oktober dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember-Januari. Namun secara faktual, perkiraan tersebut sering berubah sesuai dengan kondisi global yang mempengaruhi.
Dari segi hidrologi, TN Baluran mempunyai tata air radial, terdapat sungai-sungai besar termasuk sungai Kacip yang mengalir dari kawah menuju Pantai Labuhan Merak, sungai Klokoran dan sungai Bajulmati yang menjadi batas TN Baluran di bagian Barat dan Selatan. Banyak dasar sungai yang berisi air selama musim penghujan yang pendek, akan tetapi banyak air yang meresap melalui abu vulkanik yang berpori-pori sampai mencapai lapisan lava yang keras di bawah tanah dan keluar lagi pada permukaan tanah sebagai mata air -mata air pada sumber air di daerah pantai (Popongan, Kelor, Bama, Mesigit, Bilik, Gatal, Semiang dan Kepuh), daerah kaki bukit (sumber air Talpat), pada daerah ujung pantai (teluk Air Tawar) dan air laut (dekat Tanjung Sedano).
Pada musim hujan, tanah yang hitam sedikit sekali dapat ditembus air dan air mengalir di permukaan tanah, membentuk banyak kubangan (terutama di sebelah selatan daerah yang menghubungkan Talpat dengan Bama). Pada musim kemarau air tanah di permukaan tanah menjadi sangat terbatas dan persediaan air pada beberapa mata air tersebut menjadi berkurang.
3.      Opportunities – Peluang
Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan usaha. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah satu dari peluang identifikasi dari segmen usaha yang sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dalam keadaan bersaing atau peraturan dan perubahan teknologi yang diperbaiki dapat menunjukkan peluang bagi unit usaha.
TN Baluran memiliki peluang pengembangan dari segi penelitian, observasi, kajian maupun pembinaan habitat bagi masyarakat umum. Hal ini akan membantu TN Baluran dalam pengelolaan dan pelestarian potensi SDA yang dimiliki. Selain itu dari pihak pengelola dengan adanya kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi alam, kegiatan, maupun kegiatan yang dilakukan di TN Baluran untuk menarik kunjungan wisatawan.
4.      Threats – Ancaman
Ancaman adalah rintangan-rintangan utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, perumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan teknologi dan peraturan yang baru atau yang direvisi dapat menjadikan ancaman bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Ancaman dari TN Baluran sendiri yaitu adanya daya kompetisi dengan obyek wisata modern yang lebih praktis dan efisien seperti wahana wisata yang dari segi kemudahan dan kenyamanan memiliki poin yang lebih.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Taman Nasional Baluran merupakan kawasan Konservasi Sumberdaya Alam, yang berarti di dalam kawasan Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
TN Baluran memiliki 3 fungsi utama yaitu (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta (3) pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta ekosistemnya, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, rekreasi dan pariwisata.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi usaha. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Adapun kekuatan (Strengths), peluang (Opportunities), kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) dari TN Baluran yaitu sumber daya, aksesibilitas, fasilitas yang menunjang kegiatan ekopariwisata bagi wisatawan (Strenghts), kelemahan dari TN Baluran adalah musim yang sering berubah disebabkan kondisi global yang mempengaruhi sehingga mengakibatkan perubahan fluktuatif, pada musim kemarau air tanah di permukaan tanah menjadi sangat terbatas dan persediaan air pada beberapa mata air tersebut menjadi berkurang. TN Baluran memiliki peluang pengembangan dari segi penelitian, observasi, kajian maupun pembinaan habitat bagi masyarakat umum. Ancaman dari TN Baluran sendiri yaitu adanya daya kompetisi dengan obyek wisata modern yang lebih praktis dan efisien seperti wahana wisata yang dari segi kemudahan dan kenyamanan memiliki poin yang lebih.

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Sejarah, Letak dan Luas Kawasan. http://balurannationalpark.web.id/sejarah-letak-dan-luas-kawasan/ [05 Maret 2012]

              . 2011. Fasilitas : Sarana Prasarana Wisata Alam http://balurannationalpark.web.id/fasilitas-sarana-prasarana-wisata-alam/ [05 Maret 2012]

Gunawan, Myra P. 1999. Perencanaan Pembangunan Kepariwisataan di Indonesia PJP I-PJP II, Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia, penyunting Budhy Tjahjati, dkk. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia-Grasindo.

Pamulardi, B. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga). Thesis. Semarang : Program Magister Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Diponegoro

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.




 

Tidak ada komentar: