MAKALAH
KAJIAN
EKOLOGI PARIWISATA TAMAN NASIONAL BALURAN
KABUPATEN
SITUBONDO PROPINSI JAWA TIMUR
Makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas Praktikum
matakuliah Ekologi Pariwisata
![Logo bagus.jpg](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun
oleh:
Arif Ardwiantoro
M
0409009
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak dikembangkan
di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling berkembang adalah obyek wisata
yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata ini oleh Pemerintah
telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat
keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik
untuk digarap (Pamulardi, 2006).
Pada awal munculnya industri wisata di Indonesia dari segi ketataruangan
nasional, pembangunan pariwisata hanya dikonsentrasikan di beberapa lokasi
saja, seperti di Pulau Bali, Pulau Jawa, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan.
Idealnya, pariwisata dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan menyejahterakan
masyarakat, mendukung kelestarian lingkungan, mengembangkan perekonomian,
dengan dampak negatif yang minimal. Perkembangan pariwisata di suatu tempat,
tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses. Proses itu
dapat terjadi secara cepat atau lambat, tergantung dari berbagai faktor
eksternal (dinamika pasar, situasi politik, ekonomi makro) dan faktor eksternal
di tempat yang bersangkutan, kreatifitas dalam mengolah aset yang dimiliki
serta dukungan pemerintah dan masyarakat (Gunawan, 1999).
Pembangunan kepariwisataan memerlukan perencanaan dan perancangan yang
baik. Kebutuhan akan perencanaan yang baik tidak hanya dirasakan oleh
pemerintah yang memegang fungsi pengarah dan pengendali, tetapi juga oleh
swasta, yang merasakan makin tajamnya kompetisi dan menyadari bahwa
keberhasilan bisnis ini juga tidak terlepas dari situasi lingkungan yang lebih
luas dengan dukungan dari berbagai sektor. Salah satu objek wisata lingkungan yang ada yaitu Taman
Nasional Baluran. Taman Nasional ini memiliki rancangan industri pariwisata keindahan alam
darat maupun laut. Oleh karena itu,
makalah yang disusun ini akan membahas mengenai kajian ekologi pariwisata Taman
Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan
yang akan dikaji adalah :
1.
Bagaimanakah peranan
Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur dalam menunjang
ekopariwisata ?
2.
Bagaimanakah analisis
SWOT dari Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur
terhadap perkembangan ekopariwisata ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Mengetahui peranan
Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur sebagai
ekopariwisata.
2.
Menentukan dan
mengetahui hasil analisis SWOT Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo
Propinsi Jawa Timur sebagai tempat ekopariwisata.
BAB
II
ISI
A.
Profil
Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran (TN
Baluran) merupakan kawasan Konservasi Sumberdaya Alam, yang berarti di dalam
kawasan Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan sumberdaya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman
dan nilainya. Kawasan TN Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten
Situbondo, Propinsi Jawa Timur dengan batas-batas wilayah sebelah utara Selat
Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa
Wonorejo dan sebelah barat Sungai Klokoran, Desa Sumberanyar (Anonim, 2011).
Luas Wilayah 12.000 Ha,
zona rimba seluas 5.537 Ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha), zona
pemanfaatan intensif 800 Ha, zona pemanfaatan khusus 5.780 Ha dan zona
rehabilitasi seluas 783 Ha. Sedangkan dari segi pengelolaan kawasan TN Baluran
dibagi menjadi dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional, yaitu: Seksi Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah I Bekol, meliputi Resort Bama, Lempuyang dan Perengan
dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok yang meliputi
Resort Watu Numpuk, Labuhan Merak dan Bitakol (Anonim, 2011).
Tujuan pembangunan
konservasi sumberdaya alam yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian
sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia. TN Baluran memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi
baik flora, fauna maupun ekosistemnya, termasuk keindahan panorama alamnya.
Ditinjau dari status kawasannya TN Baluran memiliki 3 fungsi utama yaitu (1) perlindungan
sistem penyangga kehidupan, (2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa dan (3) pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta
ekosistemnya, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, rekreasi dan pariwisata
(Anonim, 2011). Maka dari itu tujuan pengelolaan kawasan TN Baluran adalah
melestarikan SDAH dan ekosistemnya agar dapat memenuhi fungsinya (3P) secara
optimal. Sasaran utama pengelolaan TN Baluran adalah SDAH, ekosistem dan
kawasannya.
Tingginya potensi
keanekaragaman hayati dan indahnya panorama alam Baluran, merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara untuk mengunjungi dan menikmatinya. TN Baluran sebagai salah satu
kawasan konservasi yang di dalamnya memiliki berbagai macam flora dan fauna dan
ekosistem memiliki beragam manfaat baik manfaat bersifat tangible (dalam pemanfaatan skala terbatas) maupun manfaat yang
bersifat intangible, berupa produk
jasa lingkungan, seperti udara bersih dan pemandangan alam.
Kedua manfaat tersebut
berada pada suatu ruang dan waktu yang sama, sehingga diperlukan suatu bentuk
kebijakan yang mampu mengatur pengalokasian sumberdaya dalam kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan daya dukung
lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
TN Baluran memiliki
beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup beragam, terdiri dari
kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut hingga pegunungan,
savana serta keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan. Beberapa daerah di TN
Baluran yang sering dikunjungi wisatawan dan masyarakat untuk berbagai
keperluan terutama yang dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata antara lain:
Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Evergreen Forest, Bekol, Bama, Manting,
Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh,
Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, Pandean dan Candi Bang. Adapun wisatawan yang
berkunjung ke Taman Nasional Baluran meliputi wisatawan domestik dan wisatawan
mancanegara.
Dari berbagai obyek wisata
yang ada di Taman Nasional Baluran sebagian telah dikembangkan menjadi produk
wisata, antara lain Gua Jepang, Curah Tangis, Visitor Centre, Candi Bang,
Savana Semiang, Savana Bekol, Evergreen Forest Bekol dan Pantai Bama.
B. Objek
Wisata
TN Baluran memiliki
tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi karena keindahan alamnya,
keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di dalamnya, serta kekhasan dataran
penyusunnya yang tidak dimiliki oleh Taman Nasional lain. Objek-objek
wisata tersebut sebagian telah dilakukan pengembangan diantaranya adalah Bekol,
Bama, Goa Jepang dan Curah Tangis (Anonim, 2011). Objek Wisata Alam yang ada di
TN Baluran diantaranya :
1.
Camping Ground
Wonorejo lokasi perkemahan.
2.
Curah Tangis
Wonorejo panjat tebing.
3.
Gua
Jepang Wonorejo peningggalan Jepang, goa
seluas ± 12 m2 ini terletak di pintu masuk kawasan TN Baluran di Batangan, tepatnya di depan Kantor Balai TN Baluran. Goa
Jepang ini merupakan peninggalan sejarah pada jaman penjajahan Jepang yang
digunakan sebagai benteng pertahanan dan tempat penyimpanan amunisi.
4.
Sumur tua Wonorejo konon merupakan peninggalan
Kerajaan Majapahit
5.
Evergreen Forest Wonorejo hutan hijau sepanjang tahun, pengamatan flora dan fauna,
tersedia jalur interpretasi.
6.
Bekol
Wonorejo fotografi, panorama alam dari menara pandang, atraksi satwa di savana,
tersedia jalur interpretasi tersedia 3 buah pesanggrahan (26 orang).
7.
Bama
Wonorejo fotografi, hutan bakau, pengamatan flora dan fauna (termasuk beraneka
jenis burung dan atraksi sekawanan kera yang memancing kepiting dengan
ekornya), berjemur di pantai, berenang, snorkeling,
menyelam, bersampan, pengamatan biota laut, menyusur pantai, menyaksikan
matahari terbit, terdapat jalur interpretasi, ter sedia pesanggrahan kapasitas
maksimal 28 orang.
8.
Manting
Wonorejo Sumber air tawar, konon berkhasiat sebagai obat awet muda.
9.
Dermaga
Wonorejo Memancing.
10.
Kramat,
Kajang, Balanan, Lempuyang Wonorejo Atraksi satwa di savana.
11.
Talpat
Wonorejo Mata air, atraksi satwa di savana.
12.
Kacip
Wonorejo Mata air di lereng gunung.
13.
Gunung
Baluran Wonorejo Sumberwaru Mendaki gunung.
14.
Bilik /
Sijile Sumberwaru Berenang, snorkeling,
menyelam, bersampan, pengamatan biota laut, menyaksikan matahari terbit,
fotografi.
15.
Teluk
Air Tawar Sumberwaru Sumber air tawar di tepi pantai, fotografi.
16.
Watu
Numpuk Sumberwaru Panorama alam dari ketinggian, atraksi satwa, fotografi.
17.
Pandean
Wonorejo Pelabuhan nelayan, pencari nener.
18.
Candi
Bang Wonorejo Makam tua, panorama pantai, fotografi.
C.
Analisis
SWOT
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.
Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus
menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis
Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT
(Rangkuti, 1997).
1.
Strengths – Kekuatan
Kekuatan adalah
sumber daya, ketrampilan atau keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan yang hendak dilayani. Kekuatan merupakan suatu kompetensi yang
berbeda (destintive competence) yang memberi perusahaan
suatu keunggulan komparatif (comparative
advantage). Kekuatan berkaitan dengan
sumber daya, aksesibilitas, fasilitas, dan faktor-faktor lain.
TN Baluran
memiliki kekuatan dari segi sumber daya alam yang melimpah. Banyak orang
menyebut TN Baluran adalah miniatur hutan Indonesia karena hampir semua tipe
hutan terdapat di TN Baluran. Mulai dari hutan hujan tropis pegunungan sampai
gugusan terumbu karang yang tersebar dari Pantai Bama di timur wilayah Baluran sampai
pantai Bilik di sebelah utara wilayah Baluran dan yang paling khas dari wilayah
ini adalah hamparan savana yang luasnya menutupi kurang lebih 40% wilayah
Baluran. Taman
Nasional Baluran memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup
beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut
hingga pegunungan, savana serta keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan
Selain ekosistem
hutan yang dapat ditemui, kita juga dapat melihat keindahan ekosistem terumbu
karang di Taman Nasional Baluran di perairan pantai Bama, Lempuyang, Bilik, Air
Karang, Kajang, Balanan dan Kalitopo. Terumbu karang yang ada di Taman Nasional
Baluran adalah jenis karang tepi yang memiliki lebar beragam dan berada pada
kisaran kedalaman 0,5 hingga 40 meter. Bentuk karang yang hidup pada lokasi
tersebut meliputi Acropora branching, Acropora encrusting, Acropora tubulate dan Mushroom coral.
Aksesibilitas ke
dan dari Taman Nasional Baluran dapat dikatakan sangat lancar, ini disebabkan
adanya jalan raya lintas propinsi yang menghubungkan Pulau Bali dan Banyuwangi
dengan Surabaya yang melintasi kawasan Taman Nasional Baluran. Dengan demikian
Taman Nasional Baluran dapat dijangkau dengan kendaraan darat dari berbagai
kota-kota penting disekitarnya (dapat dilihat pada tabel).
Dalam rangka
menunjang kegiatan wisata alam, pihak Taman Nasional Baluran telah menyediakan
berbagai fasilitas penunjang antara lain :
1. Pusat
Informasi
Terletak di
belakang Kantor Balai TN Baluran di Batangan. Disini pengunjung dapat
mendapatkan berbagai informasi tentang Baluran serta karcis masuk.
2. Jalan
aspal dan jalan trail
Jalan
aspal yang telah ada merupakan jalan kelas 3 yang menghubungkan pintu masuk antara
savana Bekol dengan Bama sepanjang ±15 km. Selain jalan aspal di sekitar Bekol
dan Bama tersedia jalur interpretasi baik untuk wisata biasa maupun wisata
pendidikan.
3. Camping
Ground
Bagi pecinta alam,
pelajar maupun wisatawan yang ingin berkemah, disediakan areal berkemah di
Batangan (± 500 m dari pintu masuk). Selain instalasi air, di lokasi ini juga
telah tersedia kamar mandi, sehingga memudahkan para pengunjung.
4. Menara
pandang
Bagi wisatawan
yang ingin menyaksikan panorama savana Bekol, telah tersedia menara pandang
yang terletak di atas bukit tepat di belakang Pos Bekol.
5. Pesanggrahan
Bagi wisatawan
yang ingin bermalam untuk menikmati panorama Baluran malam hari maupun saat matahari
terbit, terdapat pesanggrahan di savana Bekol dan Pantai Bama.
6. Mushola
Bagi wisatawan
muslim disediakan fasilitas mushola di Batangan, Bekol, dan Bama.
7. Toilet
Kamar mandi umum
tersedia bagi pengunjung di Bekol dan Bama.
8. Peralatan
selam dan kano
Bagi pengunjung
yang ingin melakukan menyelam maupun berkano, pihak pengelola menyediakan
peralatan selam dan kano di Pantai Bama.
2.
Weaknesses
– Kelemahan
Kelemahan
merupakan keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan
yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu usaha. Adapun kelemahan
dari TN Baluran adalah musim
yang sering berubah. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson kawasan TN
Baluran beriklim kering tipe F dengan temperatur berkisar antara 27,2ºC-30,9º
C, kelembaban udara 77 %, kecepatan angin 7 nots dan arah angin sangat
dipengaruhi oleh arus angin tenggara yang kuat. Musim hujan pada bulan
November-April, sedangkan musim kemarau pada bulan April-Oktober dengan curah
hujan tertinggi pada bulan Desember-Januari. Namun secara faktual, perkiraan
tersebut sering berubah sesuai dengan kondisi global yang mempengaruhi.
Dari segi
hidrologi, TN Baluran mempunyai tata air radial, terdapat sungai-sungai besar
termasuk sungai Kacip yang mengalir dari kawah menuju Pantai Labuhan Merak, sungai
Klokoran dan sungai Bajulmati yang menjadi batas TN Baluran di bagian Barat dan
Selatan. Banyak dasar sungai yang berisi air selama musim penghujan yang
pendek, akan tetapi banyak air yang meresap melalui abu vulkanik yang berpori-pori
sampai mencapai lapisan lava yang keras di bawah tanah dan keluar lagi pada
permukaan tanah sebagai mata air -mata air pada sumber air di daerah pantai
(Popongan, Kelor, Bama, Mesigit, Bilik, Gatal, Semiang dan Kepuh), daerah kaki
bukit (sumber air Talpat), pada daerah ujung pantai (teluk Air Tawar) dan air
laut (dekat Tanjung Sedano).
Pada musim
hujan, tanah yang hitam sedikit sekali dapat ditembus air dan air mengalir di
permukaan tanah, membentuk banyak kubangan (terutama di sebelah selatan daerah
yang menghubungkan Talpat dengan Bama). Pada musim kemarau air tanah di
permukaan tanah menjadi sangat terbatas dan persediaan air pada beberapa mata
air tersebut menjadi berkurang.
3.
Opportunities
– Peluang
Suatu peluang
merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan usaha.
Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah satu dari peluang identifikasi
dari segmen usaha yang sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dalam
keadaan bersaing atau peraturan dan perubahan teknologi yang diperbaiki dapat
menunjukkan peluang bagi unit usaha.
TN Baluran
memiliki peluang pengembangan dari segi penelitian, observasi, kajian maupun
pembinaan habitat bagi masyarakat umum. Hal ini akan membantu TN Baluran dalam
pengelolaan dan pelestarian potensi SDA yang dimiliki. Selain itu dari pihak
pengelola dengan adanya kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk mempromosikan
potensi alam, kegiatan, maupun kegiatan yang dilakukan di TN Baluran untuk
menarik kunjungan wisatawan.
4.
Threats
– Ancaman
Ancaman adalah rintangan-rintangan
utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan dari perusahaan. Masuknya
pesaing baru, perumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli dan pemasok
utama yang meningkat, perubahan teknologi dan peraturan yang baru atau yang
direvisi dapat menjadikan ancaman bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Ancaman dari TN
Baluran sendiri yaitu adanya daya kompetisi dengan obyek wisata modern yang
lebih praktis dan efisien seperti wahana wisata yang dari segi kemudahan dan
kenyamanan memiliki poin yang lebih.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Taman Nasional Baluran
merupakan kawasan Konservasi Sumberdaya Alam, yang berarti di dalam kawasan
Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan sumberdaya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman
dan nilainya.
TN Baluran memiliki 3
fungsi utama yaitu (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta (3) pemanfaatan secara lestari
Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta ekosistemnya, yang dapat dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
budaya, rekreasi dan pariwisata.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi usaha. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).
Adapun kekuatan (Strengths), peluang (Opportunities),
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) dari TN Baluran
yaitu sumber daya, aksesibilitas, fasilitas yang menunjang
kegiatan ekopariwisata bagi wisatawan (Strenghts),
kelemahan dari TN Baluran adalah musim yang sering berubah disebabkan kondisi
global yang mempengaruhi sehingga mengakibatkan perubahan fluktuatif, pada
musim kemarau air tanah di permukaan tanah menjadi sangat terbatas dan
persediaan air pada beberapa mata air tersebut menjadi berkurang. TN Baluran
memiliki peluang pengembangan dari segi penelitian, observasi, kajian maupun
pembinaan habitat bagi masyarakat umum. Ancaman dari TN Baluran sendiri yaitu
adanya daya kompetisi dengan obyek wisata modern yang lebih praktis dan efisien
seperti wahana wisata yang dari segi kemudahan dan kenyamanan memiliki poin
yang lebih.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. Sejarah, Letak dan Luas Kawasan. http://balurannationalpark.web.id/sejarah-letak-dan-luas-kawasan/ [05 Maret
2012]
. 2011.
Fasilitas : Sarana Prasarana Wisata Alam http://balurannationalpark.web.id/fasilitas-sarana-prasarana-wisata-alam/ [05 Maret
2012]
Gunawan,
Myra P. 1999. Perencanaan Pembangunan
Kepariwisataan di Indonesia PJP I-PJP II, Bunga Rampai Perencanaan
Pembangunan di Indonesia, penyunting Budhy Tjahjati, dkk. Jakarta : Penerbit
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia-Grasindo.
Pamulardi,
B. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Wisata
Tingkir, Salatiga). Thesis. Semarang :
Program Magister Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Diponegoro
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus
Bisnis. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar