ACARA
2 PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
PENGENALAN
MORFOLOGI DAN MORFOMETRI IKAN
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Disusun
oleh:
Nama : Arif Ardwiantoro
NIM : M 0409009
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
2012.
Pengenalan
Morfologi dan Morfometri IKan
A. Tujuan
:
1. Mengenal
bagian-bagian tubuh ikan yang paling penting.
2. sirip ikan dan mengukur morfometri ikan
sebagai cirri penting didalam identifikasi.
B. Dasar
Teori.
Meghitung rumus Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup atau
suatu organisme. Pada ikan Morfologi (bentuk luar) dari ikan ini dapat
dilihat secara jelas dan dapat dibedakan bagian-bagian tubuhnya. Secara
historis, morfologi ikan merupakan sumber utama informasi untuk studi taksonomi
dan evolusi. Ada beberapa karakteristik morfologi. Karakter ini biasanya dibagi
menjadi dua kategori yaitu morfometrik dan meristik (Anonim,2012).
Secara garis besar ikan yang terdapat
di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang)
dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat
dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes,
dan Osteichthyes.Suasono (1960), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari
morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk
mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan
bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (caudal) (Sulystiono,2005).
Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan
hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang
terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut,
cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan
terdapat alat pernapasan tambahan (Sulystiono,2005).
- Bagian
tubuh ikan
Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang)
paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan
istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah
sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal,
gonad, gelembung renang (Sulystiono,2005).
Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal
awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun
yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan
pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet (Anonim, 2012).
- Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-
beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi
terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan
tersebut dibagi dua yaitu:
- Simetri
bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital,
maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan
bagian kanannya
- Non
simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan
sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri
dan bagian kanannya
- Simetri bilateral.
(Sulystiono,2005).
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang
melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral,
bentuk-bentuk tersebut adalah:
- Pipih
(kompres) yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh
jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
- Picak
(depress) yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi
tubuhnya
- Cerutu
(fusiform) yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar
dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
- Ular
(sidat) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular
- Tali
(filiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
- Pita
(taeniform/flattedform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan
tipis menyerupai pita
- Panah
(sagittiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
- Bola
(globiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola
- Kotak
(ostraciform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak
(Sulystiono,2005).
- Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam.
Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor antara lain:
- Sirip
ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus
carpio), ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan bawal (Pampus
sp), dan sebagainya.
- Sirip
ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
- Sirip
ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
- Sirip
ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
- Sirip
ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
- Sirip
ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp.)
- Sirip
ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
- Sirip
ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp.)
- Sirip
ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang
dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik
sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
- Sirip
ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang
dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)
(Sulystiono,2005).
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh
spesies ikan, yaitu :
a.
Jari-jari sirip keras merupakan
jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
b.
Jari jari sirip lemah merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk,
lemah, dan berbukubuku.
c.
Jari jari sirip lemah
mengeras merupakan
jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
(Sulystiono,2005).
- Letak
mulut (cavum oris)
Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung darikebiasaan makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits).Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan
perbedaan bentuk gigi pada ikan.
Bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :
a.
Mulut terminal, yaitu posisi
mulut berada di bagian ujung kepala
b.
Mulut inferior, yaitu posisi mulut
berada di bagian agak bawah ujung kepala
c.
Mulut superior, yaitu posisi mulut
berada di bagian agak atas ujung kepala
Ciri Morfometrik dan Ciri Meristik
Morfometrik
: merupakan pengamatan morfologi dengan pengukuran struktur tubuh misalnya
panjang sirip, panjang tubuh total, panjang kepala, diameter mata dan
lain-lain semua pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain
tanpa melalui lengkungan badan. Morfometrik yaitu bentuk-bentuk luar dari
bagian tubuh tertentu yang dijadikan dasar untuk membandingkan, seperti lebar
kepala, lebar interior bital, panjang standar (baku), lebar mata dan lain-lain.
Dasar pembanding yang lainnya ialah struktur bagian dalam dari tubuh seperti
bagian alat pencernaan makanan, bentuk-bentuk sel-sel tertentu dan lain
sebagainya(Sukistiono,Muhamad
Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Meristic : merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung semua
struktur morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah tulang
sirip dan lain-lain. Meristik yang dipakai dasar untuk pembandingnya ialah
jumlah tertentu dari bagian-bagian luar atau dalam tubuhnya seperti jumlah
jari-jari sirip lemah, sirip keras, linea lateralis (gurat sisi ), tulang
punggung, pyloric caeca dan lain sebagainya (Sukistiono,Muhamad Arwani dan
K.A.Aziz,2001).
Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh
pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan
yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori
yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk
oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun
demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk
mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam
proses osmoregulasi (Sukistiono,Muhamad
Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Ikan-ikan
dari famili Mugillidae mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan di
antara ikanikan laut dari air payau (Effendie, 1984). Mugil dussumieri merupakan jenis ikan belanak yang dominan di
beberapa perairan Indonesia dan larvanya banyak drjumpai di perairan pantai
dekat muara-muara sungai. Ikan belanak dapat hidup dengan baik di tambak. Hal
ini disebabkan kemampuan beradaptasi yang baik, benihnya mudah didapat dan
dagingnya banyak desenangi masyarakat (Tandipayuk, 1988). Potensi ikan belanak
di perairan Ujung Pangkah cukup besar. Berdasarkan pengamatan, ikan yang
didaratkan diTPI di daerah Ujung Pangkah didominasi jenis ikan ini. Sebagai
gambaran perkembangan produk ikan belanak hasil tangkapan dari tahun 1990
sampai dengan 1998(Sukistiono,Muhamad
Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Morfometrik
merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan dan menentukan unit
stok pada suatu perairan dengan berdasarkan atas perbedaan morfologi spesies
yang diamati. Pengukuran morfometrik dapat dilakukan antara lain panjang
standar, moncong atau bibir, sirip punggung, atau tinggi batang ekor. Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk menguraikan cara pengukuran beberapa karakter ikan
cucut sebagai bahan untuk pengkajian stok ikan (Enjah,2011).
C. Alat
dan Bahan.
1. Bahan.
Ikan Nila 2 ekor ( mewakili ikan air tawar)
Ikan Belanak 2 ekor (mewakili ikan air asin)
2. Alat.
Mistar 1 buah
Benang 1 buah
Mikroskop 1 buah
Pinset 1 buah
Bak plastik 1 buah
D. Cara
Kerja
1. Mengenal
bagian tubuh ikan.
a. Disiapkan
4 buah ekor ikan, dengan asumsi 2 ikan air tawar dan 2 ikan air asin. Ikan
sebaiknya dalam kondisi mati, namun masih segar.
b. Diletakan
ikan tersebut pada bak yang telah disediakan dengan posisi kepala di sebelah
kiri.
c. Gambarlah
kedua jenis ikan tersebut.
d. Kemudian
tunjukan dengan dengan keterangan yng jelas bagian-bagian tubuh ikan yang
meliputi: kepala, badan, sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip
anal, sirip caudal, linea lateralis dan anus. Kemudian jika terdapat beberapa
sirip tambahan atau sirip modifikasi, ditunjukan dan diberi keterangan.
2. Membuat
rumus sirip dan menghitung jumlah sisik ikan.
a. Disiapkan
ikan nila dan belanak di atas bak.
b. Dihitung
semua jari-jari yang menyusun sirip ikan, baik jari-jari keras maupun jari-jari
lunak.
c. Data
yang diperoleh kemudian disusun didalam rumus sirip.
Setelah menghitung
rumus sirip, selanjutnya dapat menghitung linea lateralis dan sisik di tubuh
ikan.
a. Disiapkan
ikan nila dan ikan belanak diatas bak.
b. Diletakan
dengan posisi kepala berada disebelah kiri.
c. Ditentukan
letak linea lateralis dan dihitung jumlah linea lateralis yang terdapat di
tubuh ikan nila dan ikan belanak.
d. Dihitung
dengan posisi vertikal dari ujung sirip dorsal sampai bagian tubuh yang (satuan dengan paling bawah.
e. Dicatat
jumlah linea lateralis dan jumlah sisik pada ikan nila dan ikan belanak.
3. Mengamati
tipe sisik
a. Diambil
sisik dari bagian badan ikan yang kiri dengan memililih sisik yang paling
besar.
b. Diletakan
sisik tersebut di atas gelas benda dan ditutup dengan menggunakan gelas
penutup.
c. Diamati
dengan menggunakan mikroskop dan diambil gambar dengan menggunakan kamera.
d. Di
tentukan tipe sisik tersebut : cteniod, cicloid atau placoid.
4. Mengukur
morfometri ikan
a. Disiapkan
kedua ekor ikan kedalam posisi kepala disebelah kiri.
b. Diukur
beberapa bagian tubuh dengan menggunakan mistar atau dapat menggunakan dengan
bantuan benang (satuan dalam cm).
c. Pengukuran
yang harus diukur adalah : panjang total, panjang baku, tingi badan, panjang
badan, panjang kepala, panjang pre dorsal, panjang dasar sirip punggung,
panjang batang ekor, tinggi batang ekor dan panjang sirip pectoral.
5. Membuat
diskripsi
a. Data
yang telah diamati kemudian dibuat deskripsi ikan nila dan ikan belanak.
- Hasil Praktikum
1.
Data
Praktikum
a.
Mengenal
bagian tubuh ikan
|
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
|
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
|
|
|
|
|
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
|
|
|
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
|
|
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.jpg)
b. Membuat
rumus sirip dan menghitung jumlah sisik ikan.
Rumus Sirip
Kelompok
|
Rumus Sirip Ikan
|
1
|
D.XII.12½ ; P.I 12½ ; V.I.5½ ; A.III.10½ ; C.17
|
2
|
D.XV.12½ ; P.V.8½ ; V.VI½ ; A.III.10½ ; C.16½
|
3
|
D.IV.7 ; P.I.12½ ; V.I.5½ ; A.I.9 ; C.13
|
4
|
D.V.7½ ; P.13½ ; V.I.5½ ; A.I.5½ ; C.17
|
Jumlah
Sisik Ikan
Kelompok
|
Jumlah sisik ikan (Atas/tengah/Bawah)
|
1
|
5/2/8
|
2
|
3/2/8
|
3
|
4/5/1
|
4
|
7/1/3
|
c. Mengamati
tipe sisik
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.jpg)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
Gb.1. Sisik Ikan
Belanak tipe ctenoid Gb.2.
sisik Ikan Nila tipe cycloid
Perbesaran 100X Perbesaran
100X
d. Mengukur
morfometri ikan
No
|
Pengukuran
|
Kelompok
1
|
Kelompok
2
|
Kelompok
3
|
Kelompok
4
|
1
|
Panjang total
|
23
|
23,9
|
39
|
23
|
2
|
Panjang baku
|
18,5
|
11,5
|
31,2
|
26
|
3
|
Tinggi badan
|
8,5
|
14,5
|
7,3
|
7,5
|
4
|
Panjang badan
|
10,5
|
8,5
|
26,6
|
22
|
5
|
Panjang predorsal
|
7
|
7,2
|
15,1
|
13,5
|
6
|
Panjang kepala
|
6,5
|
5
|
7,3
|
5,5
|
7
|
Panjang dasar sirip punggung
|
12,5
|
12
|
3,4
|
2
|
8
|
Panjang batang ekor
|
6,5
|
7,7
|
12
|
9,5
|
9
|
Tinggi batang ekor
|
3
|
4,5
|
4,4
|
3,5
|
10
|
Panjang sirip pektoral
|
6
|
7
|
5
|
4,5
|
Nb. Pengukuran dalam satuan cm
2.
Klasifikasi
Klasifikasi
ikan belanak:
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Order : Mugiliformes
Kelas : Actinopterygii
Order : Mugiliformes
Family : Mugilidae
Genus : Mugil
Spesies: Mugil
cephalus
Klasifikasi ikan Nila:
Filum :
Chordata
Kelas :
Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
3.
Deskripsi
a.
Deskripsi Ikan Nila
Bentuk tubuh ikan nila secara umum adalah panjang dan
rampung, sisik berukuran besar, mata besar, menonjol, dan bagian tepinya
berwarna putih, gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang
memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip
punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tapi keras dan
tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga
tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan
nila memiliki lima sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada
(pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip
ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang
hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil, sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang,
sedangkan sirip ekor berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah. (Kharul
Amri dan Khairuman, 2003).
Ikan Nila ini mempunyai bentuk tubuh memanjang dan
pipih kesamping, warna agak putih kehitaman, semakin kebagian ventral atau perut
makin terang. Pada tubuhnya terdapat sepuluh buah garis-garis vertical berwarna
hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis
melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agak
besar dan dipinggirnya berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut terminal atau
diujung tubuh. Posisi perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk
(linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, yang letaknya memanjang diatas
sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Tipe sisik cycloid. Bentuk
sirip ekor berpinggiran tegak. Rumus jari-jari sebagai berikut; D. XVII.13 ; V.
I. 5 ; A. III. 10 ; dan C. 18.(Sugiarto, 1988)
b.
Deskripsi
ikan belanak
Deskripsi
Ikan dari
suku Mugilidae ini di dunia dikenal sebagai ikan Mullets dan mempunyai banyak
nama lokal diantaranya sebagai ikan gadah, bale belana, jumpul, goru, rapang
dan gadeh. Biasa hidup mulai dari muara sungai, pelabuhan, dermaga dan pantai.
Jarang berada terlalu jauh dari pantai. Merupakan ikan bentopelagik (hidup
didasar sampai permukaan air) dan bergerombol dalam jumlah banyak.
Ikan belanak
merupakan ikan yang habitatnya berasal dari air laut. Jenis-jenis ikan belanak
diperairan pantai Indonesia digolongkan kedalam Genus Mugil (Djuahanda, 1981).
Warna : Bagian belakang berwarna kehijau-hijauan atau abu-abu kecoklatan, pada
bagian sisi dan perut berwarna keperakan; pinggiran belakang sirip ekor
berwarna hitam; pada permulaan sirip dada terdapat spot biru Moolgarda
delicatus. Ikan belanak bersisik ctenoid, bisa dengan jari-jari kecil di
tepinya atau tidak, ujung rahang atas melengkung ke bawah dan terlihat pada
saat mulutnya tertutup.
Famili
Mugillidae merupakan ikan yang mempunyai prospek yang paling baik untuk
dijadikan ikan budidaya diantara ikan laut dan air payau. Dilihat dari segi
pemasaran Ikan belanak banyak disukai masyarakat baik sebagai ikan segar atau
sebagai ikan yang telah diawetkan secara tradisional. Ikan ini merupakan ikan
yang senang hidup bergerombol dekat pantai dan perairan yang dangkal, mempunyai
kebiasaan melompat-lompat untuk menghindari predator. Ikan ini memeliki berat
kurang dari 0,5 kg. Habitat ikan Liza subviridis di sekitar
pantai yang termasuk payau ikan ini juga dapat hidup diair tawar. Penyebaran
ikan belanak, sangat luas (all tropical and temperate seas) meliputi ;
Indo-Pacific, laut merah, jepang bagian utara, dan afrika selatan.
- Pembahasan.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh maka dapat dilakukan pembahasan
sebagai berikut:
1.
Mengapa ciri morfologi ikan penting untik dilakukan identifikasi?
2.
Mengapa diantara kedua jenis ikan yang diamati cirri
morfologi tidak sama?
1.
Morfologi adalah
ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup. Bentuk tubuh,
letak mulut dan ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi
kehidupan ikan tersebut. Pengenalan
morfologi ikan termudah yaitu melalui pengenalan struktur atau bentuk luar ikan
karena ciri yang mudah dilihat dan diingat. Morfologi ikan sangat menentukan
karakteristik ikan tersebut,meliputi habiatat dimana ikan tersebut hidup, cara
mencari makan ikan tersebut, cara mencari pasangan ikan tersebut, cara
berkembangbiak ikan tersebut sampai jenis skleton yang terdapat pdada tubuh
ikan. Hal ini menjadi pedoman dasar untuk mengatahui jenis ikan tersebut. Dan
sebagai pembanding dengan ikan yang lain. Sehingga tidak akan mungkin ada ikan
yang memiliki morfologi tubuh yang sama persis walaupun itu sejenis. Dengan
kelebihan karakter morfologi yang tidak sama maka akan memudahkan untuk
pengkarakterisasian ikan lebih lanjut. Pengkarakterisasian dapat dimulai dengan
pengenalan tubuh ikan. Kemudian dilanjutkn mengukur dan mencatata rumus siripi
kan, menghitung jumlah sisik ikan dan mengentukan tipe sisik pada ikan.
Morfologi
ikan juga sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum
kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat
ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara
keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi. Karakter
utama dalam medeskripsikan morfologi ikan meliputi (1) identifikasi morfometrik
(2) karakteristik meristik meliputi variabel diskontinyu seperti jumlah
jari-jari kasar, jari-jari lunak, atau jumlah vertebrae, dan (3) karakter
deskriptif yaitu karakter yang mudah dibedakan seperti bentuk sirip ekor, letak
sirip, pewarnaan, dan pola pewarnaan
2.
Kedua ikan
memiliki ciri morfologi tidak sama, hal ini disebabkan dikarenkan hábitat yang
berbeda. Hábitat yang berbeda akan dapat menyebabkan terbentuknya pola dan struktur
tubuh yang berbeda pula. Kemampuan beradaptasi akan membantu suatu ikan untuk
dapat hidup dengan baik. Kemampuan hidup yang baik akan menyebabkan makhluk
hidup dapat survive di alam. Tentu sangat mempengaruhi pola morfologi ikan.
Dari data yang terdapat di atas sangat berbeda karakter morfologi anatar dua
ikan dengan hábitat yang berbeda. Untuk mewakili hábitat ikan air tawar
digunakan ikan nila dan untuk hábitat ikan air asin digunakan ikan belanak.
Keduanya memiliki perbedaan karakter morfologi meliputi rumus sirip,jumlah
sisik, tipe sisik. Rumus sirip ikan nila adalah D.XII.12½ ; P.I
12½ ; V.I.5½ ; A.III.10½ ; C.17 dan D.XV.12½ ; P.V.8½ ; V.VI½ ; A.III.10½ ;
C.16½ sedangkan untuk ikan belanak adalah D.IV.7
; P.I.12½ ; V.I.5½ ; A.I.9 ; C.13 dan D.V.7½ ; P.13½ ; V.I.5½ ; A.I.5½ ; C.17. Secara umum jumlah sisik ikan nila
lebih banyak dan ukuranya lebih kecil anatara 13-15, sedangkan ikan belanak
memiliki ukuran lebih besar dengan jumlah sisik yang lebih sedikit antara
10-11. Tipe sisik ikan nila adalah cycloid, sedangkan untuk ikan nila adalah
Ctenoid.
- Kesimpulan.
1.
Rumus
sirip ikan nila adalah D.XII.12½ ; P.I 12½ ; V.I.5½ ; A.III.10½
; C.17 dan D.XV.12½ ; P.V.8½ ; V.VI½ ; A.III.10½ ; C.16½ sedangkan untuk ikan
belanak adalah D.IV.7 ; P.I.12½ ;
V.I.5½ ; A.I.9 ; C.13 dan D.V.7½ ; P.13½ ; V.I.5½ ; A.I.5½ ; C.17.
2.
Secara
umum jumlah sisik ikan nila lebih banyak dan ukuranya lebih kecil anatara
13-15, sedangkan ikan belanak memiliki ukuran lebih besar dengan jumlah sisik
yang lebih sedikit antara 10-11.
3.
Tipe sisik
ikan nila adalah cycloid, sedangkan untuk ikan nila adalah Ctenoid.
- Referensi
Anonim.2012.
Morfologi dan Morfometri Ikan.www.google.com,diakses
2 mei 2012.
Enjah
rahmat. 2011.Teknik Pengukuran
Morfometrik pada Ikan Cucut di Perairan Samudera Hindia.
Balai
riset perikanan laut,Muara Baru: Jakarta
Haryono.2001. Variasi Morfologi
dan Morfometri Ikan Dokun (Putius
lateristriga) di Sumatra. Biota
Vol.VI(3): 109-116, Oktober
2001.ISSN 0853-8670
Sukistiono,Muhamad Arwani dan
K.A.Aziz.2001. pertumbuhan ikan belanak (Mugil
dussumieri)
di
perairan ujung pangkah, Jawa Timur. Jurnal Ikhtiologi
Indonesia,Vol.1.No.2.Th.2001:39-47. ISSN 1693-0339.
Sulistiyono.2005. Morfologi Dasar
Ikan. Mandala Pratama: Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar