Jumat, 21 September 2012

pengenalan Morfologi Dan Morfologi Ikan


ACARA 2 PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
PENGENALAN MORFOLOGI DAN MORFOMETRI IKAN


Disusun oleh:
Nama   : Arif Ardwiantoro
NIM    : M 0409009




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012.

Pengenalan Morfologi dan Morfometri IKan
A.    Tujuan :
1.      Mengenal bagian-bagian tubuh ikan yang paling penting.
2.       sirip ikan dan mengukur morfometri ikan sebagai cirri penting didalam identifikasi.
B.     Dasar Teori.
Meghitung rumus Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup atau suatu organisme. Pada ikan  Morfologi (bentuk luar) dari ikan ini dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan bagian-bagian tubuhnya. Secara historis, morfologi ikan merupakan sumber utama informasi untuk studi taksonomi dan evolusi. Ada beberapa karakteristik morfologi. Karakter ini biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu morfometrik dan meristik (Anonim,2012).
Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes.Suasono (1960), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal) (Sulystiono,2005).
Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan (Sulystiono,2005).
  1. Bagian tubuh ikan
Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang (Sulystiono,2005).
Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet (Anonim, 2012).
  1.   Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda- beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya.  Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yaitu:
  1. Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
  2. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
  3. Simetri bilateral.
(Sulystiono,2005).
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
  1. Pipih (kompres) yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
  2. Picak (depress) yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
  3. Cerutu (fusiform) yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
  4. Ular (sidat) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular
  5. Tali (filiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
  6. Pita (taeniform/flattedform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita
  7. Panah (sagittiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
  8. Bola (globiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola
  9. Kotak (ostraciform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak
(Sulystiono,2005).
  1. Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor antara lain:
  1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
  2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
  3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
  4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
  5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
  6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp.)
  7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
  8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp.)
  9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
  10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)
(Sulystiono,2005).
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
a.       Jari-jari sirip keras merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
b.      Jari jari sirip lemah merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku­buku.
c.       Jari jari sirip lemah mengeras merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
(Sulystiono,2005).
  1. Letak mulut (cavum oris)
Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung darikebiasaan makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits).Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :
a.       Mulut terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala
b.      Mulut inferior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala
c.       Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala

Ciri Morfometrik dan Ciri Meristik
Morfometrik : merupakan pengamatan morfologi dengan  pengukuran struktur tubuh misalnya panjang sirip, panjang tubuh total, panjang kepala, diameter mata dan lain-lain semua pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Morfometrik yaitu bentuk-bentuk luar dari bagian tubuh tertentu yang dijadikan dasar untuk membandingkan, seperti lebar kepala, lebar interior bital, panjang standar (baku), lebar mata dan lain-lain. Dasar pembanding yang lainnya ialah struktur bagian dalam dari tubuh seperti bagian alat pencernaan makanan, bentuk-bentuk sel-sel tertentu dan lain sebagainya(Sukistiono,Muhamad Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Meristic : merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung semua struktur morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah tulang sirip dan lain-lain. Meristik yang dipakai dasar untuk pembandingnya ialah jumlah tertentu dari bagian-bagian luar atau dalam tubuhnya seperti jumlah jari-jari sirip lemah, sirip keras, linea lateralis (gurat sisi ), tulang punggung, pyloric caeca dan lain sebagainya (Sukistiono,Muhamad Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi (Sukistiono,Muhamad Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Ikan-ikan dari famili Mugillidae mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan di antara ikanikan laut dari air payau (Effendie, 1984). Mugil dussumieri merupakan jenis ikan belanak yang dominan di beberapa perairan Indonesia dan larvanya banyak drjumpai di perairan pantai dekat muara-muara sungai. Ikan belanak dapat hidup dengan baik di tambak. Hal ini disebabkan kemampuan beradaptasi yang baik, benihnya mudah didapat dan dagingnya banyak desenangi masyarakat (Tandipayuk, 1988). Potensi ikan belanak di perairan Ujung Pangkah cukup besar. Berdasarkan pengamatan, ikan yang didaratkan diTPI di daerah Ujung Pangkah didominasi jenis ikan ini. Sebagai gambaran perkembangan produk ikan belanak hasil tangkapan dari tahun 1990 sampai dengan 1998(Sukistiono,Muhamad Arwani dan K.A.Aziz,2001).
Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan dan menentukan unit stok pada suatu perairan dengan berdasarkan atas perbedaan morfologi spesies yang diamati. Pengukuran morfometrik dapat dilakukan antara lain panjang standar, moncong atau bibir, sirip punggung, atau tinggi batang ekor. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguraikan cara pengukuran beberapa karakter ikan cucut sebagai bahan untuk pengkajian stok ikan (Enjah,2011).

C.     Alat dan Bahan.
1.      Bahan.
Ikan Nila               2 ekor ( mewakili ikan air tawar)
Ikan Belanak         2 ekor (mewakili ikan air asin)
2.      Alat.
Mistar                    1 buah
Benang                  1 buah
Mikroskop             1 buah
Pinset                    1 buah
Bak plastik            1 buah

D.    Cara Kerja

1.      Mengenal bagian tubuh ikan.
a.       Disiapkan 4 buah ekor ikan, dengan asumsi 2 ikan air tawar dan 2 ikan air asin. Ikan sebaiknya dalam kondisi mati, namun masih segar.
b.      Diletakan ikan tersebut pada bak yang telah disediakan dengan posisi kepala di sebelah kiri.
c.       Gambarlah kedua jenis ikan tersebut.
d.      Kemudian tunjukan dengan dengan keterangan yng jelas bagian-bagian tubuh ikan yang meliputi: kepala, badan, sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip anal, sirip caudal, linea lateralis dan anus. Kemudian jika terdapat beberapa sirip tambahan atau sirip modifikasi, ditunjukan dan diberi keterangan.

2.      Membuat rumus sirip dan menghitung jumlah sisik ikan.
a.       Disiapkan ikan nila dan belanak di atas bak.
b.      Dihitung semua jari-jari yang menyusun sirip ikan, baik jari-jari keras maupun jari-jari lunak.
c.       Data yang diperoleh kemudian disusun didalam rumus sirip.

Setelah menghitung rumus sirip, selanjutnya dapat menghitung linea lateralis dan sisik di tubuh ikan.

a.       Disiapkan ikan nila dan ikan belanak diatas bak.
b.      Diletakan dengan posisi kepala berada disebelah kiri.
c.       Ditentukan letak linea lateralis dan dihitung jumlah linea lateralis yang terdapat di tubuh ikan nila dan ikan belanak.
d.      Dihitung dengan posisi vertikal dari ujung sirip dorsal sampai bagian tubuh yang  (satuan dengan paling bawah.
e.       Dicatat jumlah linea lateralis dan jumlah sisik pada ikan nila dan ikan belanak.

3.      Mengamati tipe sisik
a.       Diambil sisik dari bagian badan ikan yang kiri dengan memililih sisik yang paling besar.
b.      Diletakan sisik tersebut di atas gelas benda dan ditutup dengan menggunakan gelas penutup.
c.       Diamati dengan menggunakan mikroskop dan diambil gambar dengan menggunakan kamera.
d.      Di tentukan tipe sisik tersebut : cteniod, cicloid atau placoid.

4.      Mengukur morfometri ikan
a.       Disiapkan kedua ekor ikan kedalam posisi kepala disebelah kiri.
b.      Diukur beberapa bagian tubuh dengan menggunakan mistar atau dapat menggunakan dengan bantuan benang (satuan dalam cm).
c.       Pengukuran yang harus diukur adalah : panjang total, panjang baku, tingi badan, panjang badan, panjang kepala, panjang pre dorsal, panjang dasar sirip punggung, panjang batang ekor, tinggi batang ekor dan panjang sirip pectoral.

5.      Membuat diskripsi
a.       Data yang telah diamati kemudian dibuat deskripsi ikan nila dan ikan belanak.
  1. Hasil Praktikum
1.      Data Praktikum
a.       Mengenal bagian tubuh ikan
Sirip dorsal
 
Linea lateralis
 
Sirip dorsal
 
Sirip pektoral
 
Sirip caudal
 
Sirip anal
 
Sirip ventral
 
Sirip anal
 
Sirip ventral
 
Sirip pektoral
 
Linea lateralis
 
Sirip caudal
 
b.      Membuat rumus sirip dan menghitung jumlah sisik ikan.
Rumus Sirip
Kelompok
Rumus Sirip Ikan
1
D.XII.12½ ; P.I 12½ ; V.I.5½ ; A.III.10½ ; C.17
2
D.XV.12½ ; P.V.8½ ; V.VI½ ; A.III.10½ ; C.16½
3
D.IV.7 ; P.I.12½ ; V.I.5½ ; A.I.9 ; C.13
4
D.V.7½ ; P.13½ ; V.I.5½ ; A.I.5½ ; C.17

                        Jumlah Sisik Ikan
Kelompok
Jumlah sisik ikan (Atas/tengah/Bawah)
1
5/2/8
2
3/2/8
3
4/5/1
4
7/1/3

c.       Mengamati tipe sisik
Gb.1. Sisik Ikan Belanak tipe ctenoid                  Gb.2. sisik Ikan Nila tipe cycloid
Perbesaran 100X                                                   Perbesaran 100X
d.      Mengukur morfometri ikan

No
Pengukuran
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
1
Panjang total
23
23,9
39
23
2
Panjang baku
18,5
11,5
31,2
26
3
Tinggi badan
8,5
14,5
7,3
7,5
4
Panjang badan
10,5
8,5
26,6
22
5
Panjang predorsal
7
7,2
15,1
13,5
6
Panjang kepala
6,5
5
7,3
5,5
7
Panjang dasar sirip punggung
12,5
12
3,4
2
8
Panjang batang ekor
6,5
7,7
12
9,5
9
Tinggi batang ekor
3
4,5
4,4
3,5
10
Panjang sirip pektoral
6
7
5
4,5
Nb. Pengukuran dalam satuan cm
2.      Klasifikasi
Klasifikasi ikan belanak:
Filum   : Chordata
Kelas   : Actinopterygii
Order   : Mugiliformes
Family : Mugilidae
Genus  : Mugil
Spesies: Mugil cephalus

Klasifikasi ikan Nila:

Filum       : Chordata
Kelas       : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo        : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili     : Cichlidae
Genus      : Oreochromis
Spesies    : Oreochromis niloticus

3.      Deskripsi
a.       Deskripsi Ikan Nila
Bentuk tubuh ikan nila secara umum adalah panjang dan rampung, sisik berukuran besar, mata besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih, gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan nila memiliki lima sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil, sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang, sedangkan sirip ekor berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah. (Kharul Amri dan Khairuman, 2003).
Ikan Nila ini mempunyai bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping, warna agak putih kehitaman, semakin kebagian ventral atau perut makin terang. Pada tubuhnya terdapat sepuluh buah garis-garis vertical berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agak besar dan dipinggirnya berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut terminal atau diujung tubuh. Posisi perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, yang letaknya memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Tipe sisik cycloid. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak. Rumus jari-jari sebagai berikut; D. XVII.13 ; V. I. 5 ; A. III. 10 ; dan C. 18.(Sugiarto, 1988)
b.      Deskripsi ikan belanak
Deskripsi
Ikan dari suku Mugilidae ini di dunia dikenal sebagai ikan Mullets dan mempunyai banyak nama lokal diantaranya sebagai ikan gadah, bale belana, jumpul, goru, rapang dan gadeh. Biasa hidup mulai dari muara sungai, pelabuhan, dermaga dan pantai. Jarang berada terlalu jauh dari pantai. Merupakan ikan bentopelagik (hidup didasar sampai permukaan air) dan bergerombol dalam jumlah banyak.
Ikan belanak merupakan ikan yang habitatnya berasal dari air laut. Jenis-jenis ikan belanak diperairan pantai Indonesia digolongkan kedalam Genus Mugil (Djuahanda, 1981). Warna : Bagian belakang berwarna kehijau-hijauan atau abu-abu kecoklatan, pada bagian sisi dan perut berwarna keperakan; pinggiran belakang sirip ekor berwarna hitam; pada permulaan sirip dada terdapat spot biru Moolgarda delicatus. Ikan belanak bersisik ctenoid, bisa dengan jari-jari kecil di tepinya atau tidak, ujung rahang atas melengkung ke bawah dan terlihat pada saat mulutnya tertutup.
Famili Mugillidae merupakan ikan yang mempunyai prospek yang paling baik untuk dijadikan ikan budidaya diantara ikan laut dan air payau. Dilihat dari segi pemasaran Ikan belanak banyak disukai masyarakat baik sebagai ikan segar atau sebagai ikan yang telah diawetkan secara tradisional. Ikan ini merupakan ikan yang senang hidup bergerombol dekat pantai dan perairan yang dangkal, mempunyai kebiasaan melompat-lompat untuk menghindari predator. Ikan ini memeliki berat kurang dari 0,5 kg. Habitat ikan Liza subviridis di sekitar pantai yang termasuk payau ikan ini juga dapat hidup diair tawar. Penyebaran ikan belanak, sangat luas (all tropical and temperate seas) meliputi ; Indo-Pacific, laut merah, jepang bagian utara, dan afrika selatan.
  1. Pembahasan.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut:
1.      Mengapa ciri morfologi ikan penting untik dilakukan identifikasi?
2.      Mengapa diantara kedua jenis ikan yang diamati cirri morfologi tidak sama?

1.      Morfologi   adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup.  Bentuk tubuh, letak mulut dan ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi kehidupan ikan tersebut.  Pengenalan morfologi ikan termudah yaitu melalui pengenalan struktur atau bentuk luar ikan karena ciri yang mudah dilihat dan diingat. Morfologi ikan sangat menentukan karakteristik ikan tersebut,meliputi habiatat dimana ikan tersebut hidup, cara mencari makan ikan tersebut, cara mencari pasangan ikan tersebut, cara berkembangbiak ikan tersebut sampai jenis skleton yang terdapat pdada tubuh ikan. Hal ini menjadi pedoman dasar untuk mengatahui jenis ikan tersebut. Dan sebagai pembanding dengan ikan yang lain. Sehingga tidak akan mungkin ada ikan yang memiliki morfologi tubuh yang sama persis walaupun itu sejenis. Dengan kelebihan karakter morfologi yang tidak sama maka akan memudahkan untuk pengkarakterisasian ikan lebih lanjut. Pengkarakterisasian dapat dimulai dengan pengenalan tubuh ikan. Kemudian dilanjutkn mengukur dan mencatata rumus siripi kan, menghitung jumlah sisik ikan dan mengentukan tipe sisik pada ikan.
Morfologi ikan juga sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam  identifikasi.  Karakter utama dalam medeskripsikan morfologi ikan meliputi (1) identifikasi morfometrik (2) karakteristik meristik meliputi variabel diskontinyu seperti jumlah jari-jari kasar, jari-jari lunak, atau jumlah vertebrae, dan (3) karakter deskriptif yaitu karakter yang mudah dibedakan seperti bentuk sirip ekor, letak sirip, pewarnaan, dan pola pewarnaan
2.      Kedua ikan memiliki ciri morfologi tidak sama, hal ini disebabkan dikarenkan hábitat yang berbeda. Hábitat yang berbeda akan dapat menyebabkan terbentuknya pola dan struktur tubuh yang berbeda pula. Kemampuan beradaptasi akan membantu suatu ikan untuk dapat hidup dengan baik. Kemampuan hidup yang baik akan menyebabkan makhluk hidup dapat survive di alam. Tentu sangat mempengaruhi pola morfologi ikan. Dari data yang terdapat di atas sangat berbeda karakter morfologi anatar dua ikan dengan hábitat yang berbeda. Untuk mewakili hábitat ikan air tawar digunakan ikan nila dan untuk hábitat ikan air asin digunakan ikan belanak. Keduanya memiliki perbedaan karakter morfologi meliputi rumus sirip,jumlah sisik, tipe sisik. Rumus sirip ikan nila adalah D.XII.12½ ; P.I 12½ ; V.I.5½ ; A.III.10½ ; C.17 dan D.XV.12½ ; P.V.8½ ; V.VI½ ; A.III.10½ ; C.16½ sedangkan untuk ikan belanak adalah D.IV.7 ; P.I.12½ ; V.I.5½ ; A.I.9 ; C.13 dan D.V.7½ ; P.13½ ; V.I.5½ ; A.I.5½ ; C.17.  Secara umum jumlah sisik ikan nila lebih banyak dan ukuranya lebih kecil anatara 13-15, sedangkan ikan belanak memiliki ukuran lebih besar dengan jumlah sisik yang lebih sedikit antara 10-11. Tipe sisik ikan nila adalah cycloid, sedangkan untuk ikan nila adalah Ctenoid.
  1. Kesimpulan.
1.      Rumus sirip ikan nila adalah D.XII.12½ ; P.I 12½ ; V.I.5½ ; A.III.10½ ; C.17 dan D.XV.12½ ; P.V.8½ ; V.VI½ ; A.III.10½ ; C.16½ sedangkan untuk ikan belanak adalah D.IV.7 ; P.I.12½ ; V.I.5½ ; A.I.9 ; C.13 dan D.V.7½ ; P.13½ ; V.I.5½ ; A.I.5½ ; C.17
2.      Secara umum jumlah sisik ikan nila lebih banyak dan ukuranya lebih kecil anatara 13-15, sedangkan ikan belanak memiliki ukuran lebih besar dengan jumlah sisik yang lebih sedikit antara 10-11.
3.      Tipe sisik ikan nila adalah cycloid, sedangkan untuk ikan nila adalah Ctenoid.
  1. Referensi
Anonim.2012. Morfologi dan Morfometri Ikan.www.google.com,diakses 2 mei 2012.
Enjah rahmat. 2011.Teknik Pengukuran Morfometrik pada Ikan Cucut di Perairan Samudera Hindia.
Balai riset perikanan laut,Muara Baru: Jakarta
Haryono.2001. Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Putius lateristriga) di Sumatra. Biota
Vol.VI(3): 109-116, Oktober 2001.ISSN 0853-8670
Sukistiono,Muhamad Arwani dan K.A.Aziz.2001. pertumbuhan ikan belanak (Mugil dussumieri)
di perairan ujung pangkah,  Jawa Timur. Jurnal Ikhtiologi Indonesia,Vol.1.No.2.Th.2001:39-47. ISSN 1693-0339.
       Sulistiyono.2005. Morfologi Dasar Ikan. Mandala Pratama: Jogjakarta.

Tidak ada komentar: