Jumat, 21 September 2012

KEMBAR MONOZIGOTIK


Nama   : Arif Ardwi Antoro
NIM    : M0409009

KEMBAR MONOZIGOTIK

Kembar atau anak kembar adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tetapi tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. Pada manusia, ibu dengan kandungan yang membawa bayi kembar akan mengalami persalinan berganda dan biasanya masa mengandungnya lebih singkat (34-36 minggu) daripada kehamilan bayi tunggal.
Dilihat dari asal usul zigot, dikenal dua jenis persalinan kembar yaitu fraternal (dizigotik) dan identik (monozigotik). Kembar dizigotik adalah hal yang umum terjadi pada vertebrata, sementara kembar monozigotik merupakan hal yang jarang dijumpai. Tetapi manusia memiliki kemampuan untuk melahirkan bayi kembar monozigotik. Armadillo bergaris sembilan (Dacypus novemcinctus) jika melahirkan selalu memiliki kembar empat monozigotik. Kembar dizigotik (dikenal sebagai "kembar non-identik") terjadi karena zigot-zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel-sel sperma pada saat yang bersamaan. Pada manusia, proses ovulasi kadang-kadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari satu zigot. Kembar dizigotik secara genetik tidak berbeda dari saudara biasa serta berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpisah. Mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama. Istilah kembar dampit diberikan bagi anak kembar dengan kelamin berbeda. Terjadinya pelekatan satu dengan lain pada bayi kembar siam atau dampit tergantung dari sel organ mana yang tidak membelah secara sempurna. Apakah organ pada bagian ekstoderm (seperti kulit, hidung, telinga), mesoderm (otot, tulang, saraf), atau indoderm (bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru-paru, dan otak). Dari keseluruhan kembar dampit, kebanyakan terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada (40 %), perut (35 %), kepala (12 %), dan panggul (6-10 %).
Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar dizigotik diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetik), namun hanya keturunan perempuan/betina yang mampu menunjukkannya (karena hanya perempuan/betina yang dapat mengatur pengeluaran sel telur).
Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Tergantung dari tahapan pemisahan zigot, kembar identik dapat berbagi amnion yang sama (dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Lebih jauh lagi, kembar identik bukan monoamniotik dapat berbagi plasenta yang sama (dikenal dengan monokorionik) atau tidak. Semua kembar monoamniotik pasti monokorionik. Berbagi amnion yang sama (atau amnion dan plasenta yang sama) dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan. Contohnya, tali pusar dari kembar monoamniotik dapat terbelit sehingga mengurangi atau mengganggu penyaluran darah ke janin yang berkembang. Kembar monozigotik selalu berkelamin sama dan secara genetik adalah sama (klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan salah satu individu. Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadang-kadang terjadi berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail, seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang berbeda. Penelitian dari Fraga et al. (2005) mengungkap adanya pengaruh epigenetik dalam proses yang membedakan individu-individu yang kembar monozigotik, akibat berbedanya gen-gen yang diaktifkan. Meskipun ada pengaruh kebiasaan atau pengalaman yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan itu, ilmuwan beranggapan proses acak lebih banyak berperan dalam perbedaan-perbedaan yang terjadi. Hingga sekarang ilmuwan belum bersepakat mengenai adanya pengaruh genetik untuk kejadian kembar monozigotik. Tetapi diketahui terdapat beberapa tempat di dunia yang memiliki frekuensi kembar monozigotik yang lebih tinggi daripada tempat lainnya.
Masa pembelahan sel telur dibagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12 hari dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tetapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tetapi bayi masih membelah dengan baik. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Dengan kata lain, kembar dampit biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya.
Meski penyebab kehamilan kembar belum diketahui, banyak faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah faktor genetik. Faktor obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, ditengarai juga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak. Kembar siam atau kembar dampit juga termasuk 

Tidak ada komentar: