Nama :
Arif Ardwi Antoro
NIM :
M0409009
KEMBAR
MONOZIGOTIK
Kembar atau anak kembar
adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang sama dan biasanya, tetapi
tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. Pada manusia, ibu dengan kandungan
yang membawa bayi kembar akan mengalami persalinan berganda dan biasanya masa
mengandungnya lebih singkat (34-36 minggu) daripada kehamilan bayi tunggal.
Dilihat dari asal usul
zigot, dikenal dua jenis persalinan kembar yaitu fraternal (dizigotik) dan
identik (monozigotik). Kembar dizigotik adalah hal yang umum terjadi pada
vertebrata, sementara kembar monozigotik merupakan hal yang jarang dijumpai. Tetapi
manusia memiliki kemampuan untuk melahirkan bayi kembar monozigotik. Armadillo
bergaris sembilan (Dacypus novemcinctus)
jika melahirkan selalu memiliki kembar empat monozigotik. Kembar dizigotik
(dikenal sebagai "kembar non-identik") terjadi karena zigot-zigot
yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat lebih dari satu
sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel-sel sperma
pada saat yang bersamaan. Pada manusia, proses ovulasi kadang-kadang melepaskan
lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi
akan memunculkan lebih dari satu zigot. Kembar dizigotik secara genetik tidak
berbeda dari saudara biasa serta berkembang dalam amnion dan plasenta yang
terpisah. Mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama. Istilah
kembar dampit diberikan bagi anak kembar dengan kelamin berbeda. Terjadinya
pelekatan satu dengan lain pada bayi kembar siam atau dampit tergantung dari
sel organ mana yang tidak membelah secara sempurna. Apakah organ pada bagian
ekstoderm (seperti kulit, hidung, telinga), mesoderm (otot, tulang, saraf),
atau indoderm (bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru-paru, dan otak).
Dari keseluruhan kembar dampit, kebanyakan terjadi pada empat anggota tubuh,
yaitu dada (40 %), perut (35 %), kepala (12 %), dan panggul (6-10 %).
Kajian juga menunjukkan
bahwa bakat melahirkan kembar dizigotik diwariskan kepada keturunannya
(bersifat genetik), namun hanya keturunan perempuan/betina yang mampu
menunjukkannya (karena hanya perempuan/betina yang dapat mengatur pengeluaran
sel telur).
Kembar monozigotik
terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan membentuk satu zigot
(monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio
yang berbeda. Kedua embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang
sama. Tergantung dari tahapan pemisahan zigot, kembar identik dapat berbagi
amnion yang sama (dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Lebih jauh
lagi, kembar identik bukan monoamniotik dapat berbagi plasenta yang sama
(dikenal dengan monokorionik) atau tidak. Semua kembar monoamniotik pasti
monokorionik. Berbagi amnion yang sama (atau amnion dan plasenta yang sama)
dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan. Contohnya, tali pusar dari kembar
monoamniotik dapat terbelit sehingga mengurangi atau mengganggu penyaluran
darah ke janin yang berkembang. Kembar monozigotik selalu berkelamin sama dan
secara genetik adalah sama (klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan
salah satu individu. Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan
perbedaan kadang-kadang terjadi berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi
pada hal detail, seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat
kemiripan biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang
berbeda. Penelitian dari Fraga et al. (2005) mengungkap adanya pengaruh
epigenetik dalam proses yang membedakan individu-individu yang kembar
monozigotik, akibat berbedanya gen-gen yang diaktifkan. Meskipun ada pengaruh
kebiasaan atau pengalaman yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan itu, ilmuwan
beranggapan proses acak lebih banyak berperan dalam perbedaan-perbedaan yang
terjadi. Hingga sekarang ilmuwan belum bersepakat mengenai adanya pengaruh
genetik untuk kejadian kembar monozigotik. Tetapi diketahui terdapat beberapa
tempat di dunia yang memiliki frekuensi kembar monozigotik yang lebih tinggi
daripada tempat lainnya.
Masa pembelahan sel
telur dibagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12 hari dan 13 hari
atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya
dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Pada
pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tetapi rahim hanya punya satu
plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta
masing-masing hanya sebuah, tetapi bayi masih membelah dengan baik. Pada
pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga
kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Dengan kata lain,
kembar dampit biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13
hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah
pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya.
Meski penyebab
kehamilan kembar belum diketahui, banyak faktor yang diduga menjadi
penyebabnya. Salah satunya adalah faktor genetik. Faktor obat penyubur yang dikonsumsi
dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, ditengarai juga ikut
memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi
sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat
bersamaan bisa banyak. Kembar siam atau kembar dampit juga termasuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar