Kamis, 01 November 2012

Laporan Fiswan-Waktu Koagulasi Darah

Terimakasih Atas Kunjungan di Blog Saya. Silahkan Copy Paste dan Jangan Lupa di Kasih Kritik dan Saran.


09MEI
I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Darah sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi, terdiri dari sel-sel yang terendam dalam plasma darah. Berbeda dengan jaringan lain, sel-selnya tidak menempati ruang tetap satu dengan yang lain, tetapi bergerak terus dari satu tempat ke tempat lain. Aliran darah dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakan fungsi berbagai bentuk sel darah berasal dari sel induk (stem cell) dalam sumsum tulang dan memasuki aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada hewan.
Darah manusia terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (sel pembeku darah atau keping-keping darah).
Secara umum, volume total darah mamalia umumnya berkisar antara 7 samapi 8 % dari berat badan. Bahan antarsel atau plasma darah, berkisar antara 45 samapi 65 % dari seluruh isi darah, sedangkan sisanya 35 sampai 55 % diisi sel darah atau benda darah. Hal ini hampir sama pada manusia, dimana dalam kondisi normal volume darah lebih kurang 8 % dari berat badannya. Pada orang dewasa yang beratnya 65 Kg, volume darahnya lebih kurang 5 liter.




B. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dalam laporan praktikum ini adalah Bagaimana cara menentukan waktu untuk koagulasi darah dengan metode slide, tabung kapiler dan menentukan waktu pendarahan ?

C. Tujuan Praktikum
            Tujuan  praktikum ini adalah untuk  cara menentukan waktu untuk koagulasi darah dengan metode slide, tabung kapiler dan menentukan waktu pendarahan.

D. Manfaat Praktikum
            Manfaat  praktikum ini adalah untuk  cara menentukan waktu untuk koagulasi darah dengan metode slide, tabung kapiler dan menentukan waktu pendarahan.







II. LANDASAN TEORI

Bila pembuluh darah dipotong atau dirobek, sangat penting untuk menghentikan keluarnya darah dari system sebelum berakhir dengan kegoncangan atau kematian. Pemadatan atau pembekuan darah mampu menghentikan semua perdarahan ini kecuali pada pembuluh darah yang rusak  keeping darah  melekat pada permukaan dalam dinding pembuluh tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel darah rusak di daerah ini melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh protein-protein tertentu (faktor pembekuan) di dalam darah membentuk “tromboplastin”. Dengan adanya ion kalsium dan faktor pembeku tambahan protombin (suatu globulin serum yang di buat terus menerus oleh hati) menjadi trombin (Kimball, 1983 : 536).
Pembekuan atau penggumpalan darah atau disebut juga koagulasi terjadi apabila darah ditampung dan di biarkan begitu saja, akan terjadi suatumassayang menyerupai gel yang kemudian menjadimassayang memadat dengan meninggalkan cairan jernih yang disebut serum darah. Kumpulan ini terjadi dari filament-filamen fibria yang mengikat sel darah merah. Sel darah merah platelef (Hoffbrand, 1987 : 206).
Koagulasi darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di atas sumbat trombosit memperkuat dan menunjang sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi lubang-lubang si pembuluh. Selain itu seirng dengan memadatnya darah disekitar defek pembuluh, darah tidak lagi dapat mengalir (Sherwood, 1986 : 357).


























III. METODE PRAKTIKUM

      A.  Waktu dan Tempat
                  Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 9 April 2011 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Biologi Fakultas MIPA Unhalu Kendari.

      B.  Alat dan Bahan
            1. Alat
No.
Nama  Alat
Fungsi
1.
2.
3.
4.

Blood lancet
Kapas steril
Kaca obbjek
Jarum

Untuk membuat luka pada ujung jari
Untuk membersihkan luka
Untuk tempat preparat
Untuk melihat terjadinya koagulasi

2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah darah yang berfungsi untuk objek penelitian dan alkohol 70% untuk mensterilkan tangan




C. Prosedur Kerja
     a. Waktu koagulasi darah dengan metode slide :
- Membersihkan ujung jari dengan alkohol  70% biarkan hingga mongering
- Menusukkan dengan blood lancet steril, dibuang tetesan pertama
- Mencatat waktu pertama kali  darah keluar sebagai waktu koagulasi ke 0
- Meneteskan darah di atas kaca objek
- Dengan interval pengamatan setengah menit, periksa proses koagulasinya dengan menusukan ujung jarum ke dalam tetesan darah
- Mengulangi langkah 5 hingga anda temukan bentukan benang darah pada ujung jarum, saat inilah koagulasi terjadi. Kadangkala waktu koagulasi dinyatakan pada saat keseluruhan tetesan darah mulai membentuk gel.
- Mencatat waktu koagulasinya.

b. Waktu pendarahan :
- Membersihkan ujung jari dengan alkohol 70% dan membuat luka dengan menggunakan Blood lancet steril.
- Mencatat waktu pertama kali darah keluar
- Dengan menggunakan kertas hisap yang telah dipotong kecil, setiap 30 detik usaplah luka, hingga pendarahan terhenti. Hitung jumlah potongan kertas hisap yang anda dapatkan, jumlah kertas hisap yang diperoleh dibagi dua menunjukan waktu perdarahan permenit.
- Mencatat hasil pengamatan.    

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
            1. Waktu Koagulasi Darah
NoSampel
Waktu koagulasi
12345678910111213
1.Nopriati-------      
2.Akmal-------------
3.Hasrah-----------  
4.Ali Arfai--------     
5.Titiek----------   

* Analisis data :
            1. Nopriati       =  7 / 2
                                    = 3,5  menit
            2. Akmal         =  13 / 2
                                    = 6,5  menit
            3. Hasrah         =  11 / 2
                                    = 5,5  menit
            4. Aliarfai        =  8 / 2
                                    = 4  menit
            5. Titiek           =  10 / 2
                                    = 5  menit

            2. Waktu Pendarahan
No.Sampel
Waktu pendarahan
1234567
1.Titiek-------
2.Agusrinal-----  
3.Ali Arfai---    
4.Agus Nuryati---    

* Analisis data :
            1. Titiek           =  7 / 2
                                    = 3,5  menit
            2. Agusrinal     =  5 / 2
                                    = 2,5  menit
            3. Aliarfai        =  3 / 2
                                    = 1,5  menit
            4. Agus Nurlyati   =  3 / 2
                                         = 1,5  men

B. PEMBAHASAN
 Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhahan darah dapat dianggapsebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri dari unsur-unsur sel dan substansi intersululer yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun   merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas.
Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan, peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil.
Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian.

  • § Dalam proses pembekuan darah, diperlukan faktor-faktor pembekuan darah, antara lain:
(Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.2003)
Factor VIII merupakan molekul kompleks yang terdiri atas tiga subunit yang berbeda:
1. Bagian prokoagulan yang mengandung factor antihemofilia , VIIIAHG, yang tidak dijumpai pada pasienpasien hemofilia klasik

2. Subunit lain yang mengandung tempat antigenic
3. Factor Von Willebrand, VIIIVWF, yang diperlukan untuk adhesi trombosit pada dinding pembuluh darah. Faktor Von Willebrand terus-menerus mengalir dan berlalu-lalang ke seluruh penjuru aliran darah. Protein ini berpatroli, dengan kata lain bertugas memastikan bahwa tidak ada luka yang terlewatkan oleh trombosit.
Selain itu masih ada Prakalikrein dan kininogen dengan berat molekul tinggi (HMWK), bersama factor XII dan XI, disebut factor-faktor kontak dan diaktivasi pada saat cedera dengan berkontak dengan permukaan jaringan, factor-faktor tersebut berperan dalam pemecahan bekuan-bekuan pada saat terbentuk. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)

Aktivasi factor-faktor koagulasi diyakini terjadi karena enzim-enzim memecahkan fragmen bentuk precursor yang tidak aktif, oleh karena itu disebut prokoagulan. Tiap factor yang diaktivasi, kecuali factor V, VIII, XIII, dan I (fibrinogen), merupakan enzim pemecah protein (protease serin), yang mengaktivasi prokoagulan berikutnya. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)
Proses pembekuan darah yang normal mempunyai 3 tahap yaitu
1. Fase koagulasi
Koagulasi diawali dalam keadaan homeostasis dengan adanya cedera vascular. Vasokonstriksi merupakan respon segera terhadap cedera, yang diikuti dengan adhesi trombosit pada kolagen pada dinding pembuluh yang terpajan dengan cedera. Trombosit yang terjerat di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu zat yang dapat mengumpulkan trombosit-trombosit lain di tempat tersebut. Kemudian ADP dilepas oleh trombosit, menyebabkan agregasi trombosit. Sejumlah kecil trombin juga merangsang agregasi trombosit, bekerja memperkuat reaksi. Trombin adalah protein lain yang membantu pembekuan darah. Zat ini dihasilkan hanya di tempat yang terluka, dan dalam jumlah yang tidak boleh lebih atau kurang dari keperluan. Selain itu, produksi trombin harus dimulai dan berakhir tepat pada saat yang diperlukan. Dalam tubuh terdapat lebih dari dua puluh zat kimia yang disebut enzim yang berperan dalam pembentukan trombin. Enzim ini dapat merangsang ataupun bekerja sebaliknya, yakni menghambat pembentukan trombin. Proses ini terjadi melalui pengawasan yang cukup ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-benar terjadi luka pada jaringan tubuh. Factor III trombosit, dari membrane trombosit juga mempercepat pembekuan plasma. Dengan cara ini, terbentuklah sumbatan trombosit, kemudian segera diperkuat oleh protein filamentosa (fibrin). (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003)
Produksi fibrin dimulai dengan perubahan factor X menjadi Xa, seiring dengan terbentuknya bentuk aktif suatu factor. Factor X dapat diaktivasi melalui dua rangkaian reaksi. Rangkaian pertama memerlukan factor jaringan, atau tromboplastin jaringan, yang dilepaskan oleh endotel pembuluh darah pada saat cedera.. karena factor jaringan tidak terdapat di dalam darah, maka factor ini merupakan factor ekstrinsik koagulasi, dengan demikian disebut juga jalur ekstrinsik untuk rangkaian ini. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)
Rangkaian lainnya yang menyebabkan aktivasi factor X adalah jalur intrinsic, disebut demikian karena rangkaian ini menggunakan factor-faktor yang terdapat dalam system vascular plasma. Dalam rangkaian ini, terjadi reaksi “kaskade”, aktivasi satu prokoagulan menyebabkan aktivasi bentuk pengganti. Jalur intrinsic ini diawali dengan plasma yang keluar terpajan dengan kulit atau kolagen di dalam pembuluh darah yang rusak. Factor jaringan tidak diperlukan, tetapi trombosit yang melekat pada kolagen berperan. Faktor XII, XI, dan IX harus diaktivasi secara berurutan, dan faktor VIII harus dilibatkan sebelum faktor X dapat diaktivasi. Zat-zat prakalikrein dan HMWK juga turut berpartisipasi, dan diperlukan ion kalsium. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003)
Dari hal ini, koagulasi terjadi di sepanjang apa yang dinamakan jalur bersama. Aktivasi aktor X dapat terjadi sebagai akibat reaksi jalur ekstrinsik atau intrinsik. Pengalaman klinis menunjukkan bahwa kedua jalur tersebut berperan dalam hemostasis. Langkah selanjutnya pada pembentukan fibrin berlangsung jika faktor Xa, dibantu fosfolipid dari trombosit yang diaktivasi, memecah protrombin, membentuk trombin. Selanjutnya trombin memecahkan fibrinogen membentuk fibrin. Fibrin ini pada awalnya merupakan jeli yang dapat larut, distabilkan oleh faktor XIIIa dan mengalami polimerasi menjadi jalinan fibrin yang kuat, trombosit, dan memerangkap sel-sel darah. Untaian fibrin kemudian memendek (retraksi bekuan), mendekatkan tepi-tepi dinding pembuluh darah yang cederadan menutup daerah tersebut. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)
2. Penghentian pembentukan bekuan
Setelah pembentukan bekuan, sangat penting untuk melakukan pengakhiran pembekuan darah lebih lanjut untuk menghindari kejadian trombotik yang tidak diinginkan.yang disebabkan oleh pembentukan bekuan sistemik yang berlebihan. Antikoagulan yang terjadi secara alami meliputi antitrombin III (ko-faktor heparin), protein C dan protein S. Antitrombin III bersirkulasi secara bebas di dalam plasma dan menghambat sistem prokoagulan, dengan mengikat trombin serta mengaktivasi faktor Xa, IXa, dan XIa, menetralisasi aktivitasnya dan menghambat pembekuan. Protein C, suatu polipeptida, juga merupakan suatu antikoagulan fisiologi yang dihasilkan oleh hati, dan beredar secara bebas dalam bentuk inaktif dan diaktivasi menjadi protein Ca. Protein C yang diaktivasi menginaktivasi protrombin dan jalur intrinsik dengan membelah dan menginaktivasi faktor Va dan VIIIa. Protein S mempercepat inaktivasi faktor-faktor itu oleh protein protein C. Trombomodulin, suatu zat yang dihasilkan oleh dinding pembuluh darah, diperlukan untuk menimbulkan pengaruh netralisasi yang tercatat sebelumnya. Defisiensi protein C dan S menyebabkan spisode trombotik. Individu dengan faktor V Leiden resisten terhadap degradasi oleh protein C yang diaktivasi. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)
3. Resolusi bekuan
Sistem fibrinolitik merupakan rangkaian yang fibrinnya dipecahkan oleh plasmin (fibrinolisin) menjadi produk-produk degradasi fibrin, menyebabkan hancurnya bekuan. Diperlukan beberapa interaksi untuk mengubah protein plasma spesifik inaktif di dalam sirkulasi menjadi enzim fibrinolitik plasmin aktif. Protein dalam bersirkulasi, yang dikenal sebagai proaktivator plasminogen, dengan adanya enzim-enzim kinase seperti streptokinase, stafilokinase, kinase jaringan, serta faktor XIIa, dikatalisasi menjadi aktivator plasminogen. Dengan adanya enzim-enzim tambahan seperti urokinase, maka aktivator-aktivator mengubah plasminogen, suatu protein plasma yang sudah bergabung dalam bekuan fibrin, menjadi plasmin. Kemudian plasmin memecahkan fibrin dan fibrinogen menjadi fragmen-fragmen (produk degradasi fibrin-fibrinogen), yang mengganggu aktivitas trombin, fungsi trombosit, dan polimerisasi fibrin, menyebabkan hancurnya bekuan. Makrofag dan neutrofil juga berperan dalam fibrinolisis melalui aktivitas fagositiknya. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson.,2003.)

Dari hasil pengamatan tarlihat bahawa waktu koagulasi terjadi pada saat 18 detik setelah darah di diamkan. Sementara waktu pendarahan normal berlangsung antara 1-3 menit, diartikan sebagai waktu yang diperlukan untuk menghentikan proses perdarahan dari sebuah luka sayatan kecil.Meskipun waktu tersebut sangat di pengaruhi oleh kedalaman luka dan derajat hyperemia jari yang berkaitan dengan keberadaan faktor-faktor pembekuan darah.
Pada pengamatan waktu pendarahan  terjadi pada saat 1menit setelah membuat luka pada jari. Ini di dapat dari hasil perdarahan pertama di bagi dengan 2 kemudian hasilnya dikalikan dengan 30 detik. Dimana waktu awal pendarahan adalah 4 detik. 

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik yaitu waktu koagulasi yaitu waktu yang diperlukan sampel darah yang dikeluarkan dari tubuh untuk membeku.

B. Saran
            Saran saya pada praktikum ini adalah agar untuk praktikum selanjutnya dapat lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Dietor, delman H. 1992. Histologi veterinner. UI Press : Jakarta
Hoffbrand. 1987. Metode Praktikum Sistematik Hewan. Erlangga.Jakarta.


Kimball, John W. 1983. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Erlangga.Jakarta.
Sherwood, Laurancee. 1986. Fisiologi Manusia. Exakta Ganeca.Jakarta.
Sutarmi H. Siti. Biologi jilid 2. IPB : Bogor

Wulangi S. Kartolo. 1993. Prinsip-prinsip fisiologo hewan. Jurusan biolobi. ITB:
        Bandung.

Tidak ada komentar: