Sabtu, 22 September 2012

Teory Penyakit Tanaman


1.6         Teori Penyakit Tanaman Teh
1.7.1    Cacar Thee (Exobasidium vexans)
          Penyebab penyakit oleh Massee jamur ini dideterminasi sebagai Exobasidium vexans.
          Gejala mula-mula cacar tampak seperti bercak kecil hijau pucat dan tembus cahaya pada daun muda. Dalam waktu 5-6 hari bercak meluas menjadi 0,6-1,3 cm. ini menjadi cekung, sehingga pada sisi bawah daun terbentuk bagian yang cembung, yang mirip dengan cacar. Cacar ini permukaannya tampak tertutup dengan debu putih kelabu yang terdiri atas basidiospora. Permukaan atas yang cekung adalah licin, mengkilat, dan biasanya lebih pucat dari pada bagian yang tidak sakit. Akhirnya cacar mongering dan sering menjadi lubang.
1.7.2    Penyakit akar merah (Ganoderma philippii)
          Penyebab penyakit akar merah anggur disebabkan oleh jamur akar merah atau Ganoderma philippii.
          Gejala penyakit yang terdapat pada bagian-bagian di atas tanah sama dengan gejala yang disebabkan oleh penyakit-penyakit akar lainnya, yaitu daun-daun menguning, layu, rontok, dan tanaman mati.
          Jika akar-akar tanaman sakit digali, tampak bahwa pada permukaan akar terdapat benang-benang jamur berwarna merah, yang di sana-sini meluas membentuk selaput-selaput. Ini akan tampak jelas setelah tanah yang melekat dibersihkan dengan air. Benang-benang jamur dan selaput tadi mempunyai permukaan yang halus dan tidak mengikat butir-butir tanah. Benang dan selaput yang masih muda berwarna merah muda. Jika menjadi kering berwarna putih kotor, tetapi akan menjadi merah kembali kalau dibasahi. Pada umur yang lebih tua warna menjadi merah anggur tua (merah kecoklatan), dan warna ini tetap dipertahankan dalam keadaan kering. Jika akar menjadi busuk sama sekali warna berubah menjadi lembayung (violet) hitam, sedang benang-benang yang berwarna merah hanya terdapat di sana-sini.
          Akar yang sakit busuk basah, kayunya menjadi lunak dan akan mengeluarkan air jika sedikit ditekan dengan jari.
1.7.3    Penyakit akar hitam (Rosellinia arcuata)
          Gejala pada permukaan akar perdu yang sakit jamur akar hitam yaitu adanya jaringan benang-benang jamur yang berwarna hitam pada waktu masih muda benang-benang tadi berwarna putih, kelak berubah menjadi kelabu dan kelabu kehitaman. Jaringan ini lebih banyak terdapat pada bagian ujung akar-akar, baik akar tunggang maupun akar samping. Pada serangan yang lebih tua akar tampak diliputi oleh benang-benang yang berwarna hitam suram, yang arahnya memanjang akar. Kalau dibasahi dengan air, benang-benang jamur berwarna hitam mekilat.
          Jika mencapai permukaan tanah, jamur akan membentuk lapisan seperti beledu berwarna hitam kelabu sekeliling pangkal batang atau dipermukaan tanah.

1.7.4    Penyakit leher akar  (Ustulina deusta)
          Penyebab penyakit leher akar disebabkan oleh jamur leher akar (ustulina deusta).
          Gejala setelah mengadakan infeksi jamur sering mengadakan serangan sepihak pada leher akar. Daun yang terdapat pada cabang dan ranting di atas bagian yang terserang layu dan mongering. Akhirnya seluruh perdu mati.
          Di permukaan akar perdu yang sakit tidak terdapat miselium yang jelas. Hanya di sana-sini terdapat bercak-bercak kecil yang terdiri atas miselium jamur yang menembus luar kulit, tetapi tidak dapat membentuk tubuh buah.
          Diantara kulit dan kayu dari akar dan batang terdapat benang-benang jamur berwarna putih, teratur seperti kipas.
          Kayu menjadi busuk kering dan lunak, dengan mudah dapat di hancurkan dengan jari. Di dalam kayu terdapat papan-papan miselium hitam, yang pada penampang tampak seperti garis-garis tidak teratur yang sering membentuk lingkaran-lingkaran.
1.7.5    Penyakit akar diplodia (botryodiplodia theobromae)
          Penyakit akar diplodia disebabkan oleh jamur botryodiplodia theobromae pat.
          Gejala tanaman yang sakit layu dan mati, seperti yang terjadi karena penyakit akar.
          Pada permukaan kulit akar tanaman sakit tidak terdapat miselium, demikain pula antara kulit dan katu. Jamur berada di  dalam kayu mengalami perubahan warna yang khas, yaitu menjadi hitam kelabu (seperti timbal). Pada infeksi muda, segera setelah layunya daun, kilit masih keliatan sehat, tetapi kelak akan berwarna hitam dan di dalamnya terdapat miselium. Kalau pada tingkatan ini kulit dipotong dengan pisau yang tajam, didalamnya terdapat banyak piknidium yang berisi spora muda yang berwarna putih. Pada tingakatan yang lebih lanjut, beberapa lama setelah matinya tanaman, pada permukaan kulit pun di bentuk piknidium, yang umumnya dikelilingi oleh tepi putih seperti kapur. Tepi ini terdiri atas benang-benang Actinomycetes.
1.7.6    Penyakit Rhizoctonia (Rhizoctonia bataticola)
          Penyebab penyakit Rhizoctonia disebabkan oleh jamur Rhizoctonia bataticola.
          Gejala akar-akar semai (seedling) membusuk, tanaman terganggu pertumbuhannya dan dapat mati. Sering semai yang sakit hanya mempunyai akar tunggang yang panjangnya tidak lebih dari 1 cm, seakan-akan akar tunggang ini putus tergigit (bitten-off).
1.7.7    Penyakit Pesemaian (Cylindrocladium ilicicola)
          Penyebab penyakit dari bercak pada daun dapat diisolasi dua macam jamur, yang dideterminasi sebagai Cylindrocladium ilicicola (Hawley) Boedijn et. Reitsma jamur membentuk miselium berwarana coklat di atas alas makanan dan Glomerella cingulata (Stonem) Spauld.et atau Colletotrichum gleosporioides penz. Penyebab penyakit bercak cokelat pada daun tanaman thee dewasa di lapangan. Di atas alas makanan buatab jamur menbentuk miselium berwarna hitam.
          Gejala pada daun induk setek terjadi bercak besar berwarna cokelat tua. Bercak dapat membesar sehingga seluruh daun membusuk, dan daun terlepas. Setek menjadi lemah karenanya, bahkan dapat mati. Penyakit dapat meluas kebatang muda yang sedang berkembang dari setek dan menyebabkan mati pucuk.
1.7         Teori Penyakit Tanaman Kopi
1.8.1    Karat Daun (Hemileia vastatrix)
          Penyakit karat daun di sebabkan oleh jamur hemileia vastatrix.  Jamur mempunyai urediospora yang semula bulat, tetapi segera memanjang dan bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Setelah masak isinya berwarna jingga, sedangkan dindingnya tidak berwarna.
          Gejala pada sisi bawah dau terdapat bercak-bercak yang semula berwarna kuning muda, yang kelak menjadi kuning tua. Di sini terbentuk tepung yang berwarna jingga cerah, yang terdiri urediospora jamur penyebab penyakit. Bercak yang tua berwarna cokelat tua samapi hitam dan mengering.
1.8.2    Mati pucuk (Rhizoctonia)
          Penyebab penyaki mati pucuk dari cabang-cabang dan tangkai daun yang sakit dapat diisolasi jamur Rhizoctonia.
          Jamur mengadakan infeksi melalui daun, dari sini meluas dan berkembang di dalam pembuluh kayu cabang dan batang.
          Gejala penyakit ini adalah matinya ujung batang, cabang, atau ranting, yang disertai dengan menguning dan gugurnya daun-daun bagian yang sakit. Pada pohon muda yang belum dipotong ujungnya terjadi kematian ujung batang (mati pucuk), sedangkan pada pohon yang sudah dipotong terjadi kematian pucuk cabang.
1.8.3    Penyakit akar cokelat (Phellinus noxius)
          Penyebab penyakit akar cokelat lazimnya disebut jamur akar cokelat, dalam nama ilmiah Phellinus noxius (corner) G.H.cun., dengan sinonimnya Fomes noxius corner.
          Gejala daun-daun tanaman sakit menguning, layu, rontok. Akar-akar yang besar dari  tanaman yang terserang jamur akar cokelat, terutama akar tunggangnya, tertutup oleh kerak yang terdiri atas butir-butir tanah, yang melekat sangat kuat, sehingga tidak dapat lepas meskipun dicuci dan disikat. Di antara butir-butir tanah tampak adanya jaringan jamur berwarna cokelat tua sampai cokelat kehitaman, kerak ini terjadi karena miselium yang membungkus akar-akar itu berlendir, sehingga butir-butir tanah terikat dengan erat.
          Kayu akar yang sakit menjadi busuk kering dan lunak,  mempunyai garis-garis cokelat gambir, yang terdiri atas miselium jamur. Kadang-kadang dibeberapa tempat kayu berwarna cokelat atau mempunyai garis-garis pendek dan lebar yang warnanya cokelat gambir.
1.8.4    Penyakit kanker belah (Armillaria sp)
          Penyebab penyakit ini adalah satu jenis Armillaria, yang diduga identik dengan Armillaria fuscipes pecth yang sering terdapat pada tanaman thee.
          Gejala daun-daun menguning, layu dan akhirnya gugur.cabang-cabang mati. Pada tingkatan yang lanjut penyakitnya mudahdikenal karena ada celah-celah memanjang pada batang dan akar tungga, yang masuk kedalam kayu. Kalau celah di buka akan tampak bawah dinding celah dilapis oleh jaringan jamur yang rapat, berwarna putih, seperti bulu, dan berbau jamur yang khas.
1.8.5    Penyakit akar hitam (Rosellinia bunodes)
          Penyebab penyakit disebabkan oleh Rosellinia bunodes yang sering di sebut jamur hitam.
          Gejala pohon mati dengan agak mendadak. Pada pangkal batang dan akar-akar terdapat banyak benang jamur warna hitam, yang sering bersatu membentuk lapisan berwarna hitam.
          Pada tingkatan pertama penyakit masih terbatas pada pangkal batang, leher akar, dan akar-akar yang dekat dengan permukaan tanah, sedang akar tunggang bagian bawah dan akar-akar yang letaknya lebih dalam masih sehat. Ini member petunjuk bahwa kemungkinan besar infeksi terjadi pada leher akar.
          Kulit pada bagian yang sakit membusuk. Kalau kulit dikupas, di diantara kulit dan kayu terdapat benang-benag hitam. Pada permukaan kayu terdapat titik-titik hitam. Kalau kayu akar dibelah membujur atau di potong melintang tampak ada garis-garis hitam yang arahnya radial. Ini adalah jari-jari empulur yang terisi jamur. Pangkal batang sering berlekuk menggelang dan diatas gelang ini terbentuk jaringan kalus.
1.8         Teori Penyakit Tanaman Karet
2.9.1 Penyakit Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
          Penyebab penyakit akar putih  disebabkan jamur oleh jamur yang lazimnya disebut akar putih (JAP). Nama ilmiah jamur ini adalah Rigidoporus lignosus.
          Gejala tubuh buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu, menpunyai zone-zone pertumbuhan, mempunyai struktur serat yang raider, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan atas tubuh buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih sampai merah kecokelatan, dan zone berwarna gelap yang agak menonjol. Permukaan bawah berwarna jingga, tepinya berwarna kuning jernih atau putih kekuningan. Tubuh tua umumnya ditumbuhi ganggang sehingga warnanya kehijauan. Jika menjadi tua atau kering tubuh buah menjadi suram, permukaan atasnya cokelat kekuningan pucat, permukaan bawah cokelat kemerahan. Tepinya menggulung kebawah dan warnanya tidak kuning lagi, tetapi putih kotor.
2.9.2 Penyakit Akar merah (Ganoderma  philippii)
          Penyebab penyakit akar merah disebabkan oleh jamur akar merah, atau Ganoderma philippii.
          Gejala akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah yang dilekati oleh butir-butir tanah. Warna merah akan kelihatan jelas bila akar dicuci. Tepi miselium yang sedang tumbuh biasanya berwarna putih krem, warna merah yang khas hanya terjadi bila miselium menjadi tua. Pada tingkatan yang lebih lanjut selaput berwarna merah anggur tua, dan warna ini tetap meskipun dalam keadaan kering. Permukaan dalam dari selaput miselium berwarna putih kotor.
2.9.3 Penyakit Akar cokelat (Phellinus noxius)
          Penyebab penyakit akar cokelat lazimnya disebut jamur akar cokelat, dalam nama ilmiah Phellinus noxius (corner) G.H.cun., dengan sinonimnya Fomes noxius corner.
          Gejala jika akar tanaman sedikit dibuka, terlihat bahwa permukaan akar-akar terutama akar tunggangnya sangat kasar karena karena diliputi oleh kerak yang terdiri atas butir-butir tanah yang melekat sangat erat. Kerak ini tidak dapat dilepas meskipun dicuci. Kerak terjadi karena miselium jamur yang meliputi akar itu mengeluarkan lendir sehingga meningkat butir-butir tanah dengan kuat. Di antara butir-butir tanah ini terlihat adanya benang-benang jamur berwarna cokelat tua.
          Kayu dari akar yang sakit mula-mula berwarna cokelat muda, akhirnya mempunyai garis-garis cokelat yang terdiri dari atas miselium jamur. Kayu busuk kering, ringan, dan rapuh, sehingga dapat dihancurkan dengan jari. Di dalamnya terdapat selaput jamur yang membentuk struktur seperti sarang lebah madu. Pada tingkat penyakit yang telah lanjut jamur membentuk benang-benang berwarna cokelat pada permukaan kayu dibawah kulit akar.
2.9.4   Penyakit leher akar  (Ustulina deusta)
          Penyebab penyakit leher akar disebabkan oleh jamur leher akar (ustulina deusta).
          Gejala timbul pada leher akar dan pangkal barang. Infeksinya juga terjadi di sini. Sering sekali jamur penyebab penyakit hanya menyerang sisi dari leher akar, sehingga hanya daun-daun pada cabang-cabang yang berada pada di atas bagian yang sakit yang layu dan rontok. Kadang-kadang penyakit menyebabkan terjadinya lubang pada leher akar, sehingga bidang sadapan tidak mangalirkan lateks lagi.
          Ada kalanya penyakit timbul pada batang atau cabang sampai setinggi       3-6 m permukaan tanah. Kulit bagian yang sakit meneteskan seteks terus menerus,  akhirnya mati dan mengelupas. Pada bagian yang sakit sering terbentuk banyak tubuh buah jamur.
          Tubuh buah berbentuk papan-papan bulat melekat pada permukaan kulit batang dengan tangkai yang sangat pendek dipusatnya. Tubuh buah mula-mula lunak, berwarna putih yang kelak menjadi kelabu kehijauan. Akhirnya tubuh buah menjadi hitam yang keras, bentuk peritesium. Umumnya jamur membentuk banyak tubuh buah yang besar.
          Dari leher akar jamur penyebab penyakit meluas akar-akar yang besar melalui bagian dalam akar. Pada permukaan akar sakit tidak terdapat jaringan jamur. Pada permukaan kayu di bawah kulit akar jamur membentuk miselium putih yang teratur seperti kipas.
          Kayu akar sakit busuk kering, berwarna cokelat muda, lunak, dan mudah di hancurkan dengan jari. Di dalam kayu terdapat papan-papan miselium, yang ada penampangannya tampak seperti garis-garis hitam tidak teratur.
2.9.5 Penyakit akar berbau  (Spharostibe repens)
          Penyebab oleh jamur akar berbau atau jamur lembayung (violet), dengan nama ilmiah spharositibe repens B.
          Gejala akar sakit berwarna lembayung (violet) tua dan berbau asam mentega (tengik, jw). Bau tidak enak ini terjadi karena akar membusuk dalam lingkungan anaerob.
          Di antara  kulit dan kayu terdapat rizomorf jamur seperti pita, mula-mula berwarna cokelat kemerahan, kelak berwarna lembayung tua sampai hitam, dengan ujung berwarna putih. Rizomorf mempunyai banyak percabangan seperti bintang.
          Bila bagian-bagian yang sakit berada di atas tanah, jamur penyebab penyakit akan membentuk rambut-rambut atau tangkai-tangkai berbulu, berwarna merah dengan kepala putih atau merah jambu.

2.9.6 Penyakit akar hitam  (Xylaria thwaitesii)
          Penyebab penyakit aklar hitam oleh jamur Xylaria thwaitesii Cke. Jamur jarang memebentuk tubuh buah. Kalau dibentuk, tubuh buah tedapat pada tunggul-tunggul mati pada leher akar pohon yang sakit. Tubuh buah mula-mula berwarna putih kelabu, akhirnya menjadi hitam, dibentuk dalam kumpulan-kumpulan yang rapat.
          Gejala pada akar-akar yang sakit terdapat beneng-benang tipis, agak datar, hitam suram, mengikuti arah panjang akar. Di sana-sini jamur mengadakan percabangan seperti jala. Jika dibasahi benang-benang jamur menjadi sangat hitam. Jika telah lanjut, jamur membentuk selaput atau bercak-bercak hitam suram.
2.9.7 Busuk helicobasidium (Helicobasidium compactum)
          Penyebab penyakit disebabkan oleh jamur helicobasidium compactum boedijn.
          Gejala meskipun sering timbul pada akar, pada dasarnya penyakit ini adalah penyakit kulit pangkal batang dan akar-akar yang besar. Kulit yang terinfeksi membusuk, berwarna cokelat tua. Pembusukan dapat menggelang pangkal batang. Jamur jarang masuk ke dalam kayu, kalau masuk pun hanya setempat-setempat.
          Jamur penyebab penyakit ini mudah membentuk tubuh buah seperti bantal di sekeliling pangkal batang, berwarna cokelat kemerahan sampai cokelat ungu. Dalam keadaan lembab warnanya lebih tua, yaitu cokelat tua sampai hitam.
          Dari tubuh buah sering keluar rizomorf panjang dan bercabang-cabang, berwarna cokelat kemerahan, mengikuti permukaan batang, masuk kedalam tanah dan mengikuti akar-akar. Akar-akar terserang dan dapat mati  karenanya. Bagian akar yang terserang sering diliputi oleh miselium jamur yang berwarna cokelat, seperti sarang labah-labah, sifatnya seperti miselium Rhizoctania. Di sini sering terbentuk bisul-bisul kecil, yaitu pseudosklerotium jamur.
2.9.8 Mouldy rot (Ceratocystis fimbriata)
          Penyebab penyakit mouldy rot disebabkan oleh jamur Ceratocystis fimbriata. Jamur ini mempunyai hifa berwarna hitam kecokelatan.
            Gejala mula-mula pada kulit pulihan dekat dengan irisan sadapan terdapat bercak-bercak mengendap pada kulit. Warna bercak berubah menjadi hitam dan meluas, sehingga terjadi jalur berwarna hitam sejajar dengan irisan sadapan.
          Jika cuaca lembab pada jalur-jalur yang baru dapat terbentuk lapisan kapang seperti beledu berwarna kelabu. Oleh karena itu penyakit ini disebut mouldy rot atau busuk berkapang.
          Pada serangan yang hebat jamur masuk sampai ke kambium dan merusaknya, menyebabkan terjadinya luka-luka besar yang tidak dapat pulih kembali, sehingga bidang sadapan rusak sama sekali.


2.9.9 Kanker garis (Phytophthora palmivora)
          Penyebab penyakit kanker garis disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora.
          Gejala pada bidang sadapan, dekat di atas irisan sadapan terjadi garis-garis vertikal yang halus, berwarna hitam. Garis-garis yang letaknya berdekatan dapat bersatu dan membentuk suatu jalur atau bercak hitam, dan di sini kulit membusuk. Sedikit mengorek kulit luar, gejala akan tampak dengan jelas.
          Kadang-kadang warna hitam ini masuk sampai ke dalam kayu. Garis dapat memanjang ke atas atau kebawah, sehingga keluar dari bidang sadapan. Dari kulit yang baru sering keluar lateks
2.9.10 Kanker bercak (Phytophthora palmivora)
            Penyebab penyakit kanker bercak disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora.
            Gejala bagian kulit yang sakit sukar dilihat dari luar. Baru setelah kerak dari kulit dikorek. Tampak bahwa kulit telah busuk dan berwarna cokelat kemerah-merahan, kadang-kadang berwarna kelabu kotor. Bercak mempunyai batas yang jelas.
            Pada penyakit yang berat bercak-bercak tadi pecah dan mengeluarkan cairan berwarna cokelat kemerahan. Sering kali di bawah kulit terbentuk bekuan lateks (lump)nyang menyebabkan kulit membengkak dan pecah. Jaringan di sekitar bekuan lateks ini mati membusuk. Bekuan dan cairan yang keluar dari padanya berbau busuk.
            Kanker bercak sering timbul pada pangkal  batang dan dapat meluas dengan cepat sehingga pembusukan menggelang batang. Penyakit sedemikian dapat menyebabkan matinya pohon.
2.9.11 Embun Tepung (Oidium heveae)
            Penyebab penyakit embun tepung disebabkan oleh jamur oidium heveae stein. Jamur mempunyai miselium tidak berwarna, yang menjalar pada permukaan epidermis, membentuk haustorium yang menembus epidermis dan mengisap makanan dari sel-sel jaringan dibawahnya.
            Gejala daun-daun muda yang baru saja berkembang (warna masih cokelat) tampak suram. Umumnya daun-daun ini menjadi lemas dan tepi-tepinya agak mengeriting. Dalam waktu beberapa hari anak-anak daun menjadi hitam dan gugur satu persatu, sehingga tinggal tangkainya saja, yang akhirnya akan gugur juga. Di bawah tanaman yang sakit terdapat banyak daun muda di atas tanah. Kalau tanaman sakit diguncang, daun-daun muda akan berguguran.
            Pada daun-daun yang agak tua terjadi perubahan warna. Umumnya 1 atau 2 anak daun yang rontok, lainnya tetap berada dipaohon.
            Pada daun yang sakit terdapat bercak-bercak putih, seperti beludu halus, yang terdiri atas miselium dan konidiofor jamur, beserta dengan konidiumnya. Lapisan ini dapat menutup seluruh permukaan bawah daun, bahkan permukaan atasnya.
            Pada daun sakit tidak bergugur penyakit dapat menyebabkan terjadinya bercak kering yang besar, bentuknya tidak teratur, dan tidak mempunyai batas tegas.
            Penyakit dapat timbul pada tandan-tandan buah, yang dapat menyebabkan sangat berkurangnya pembentukan buah.
2.9.12 Penyakit daun colletotrichum (Colletotrichum gloesporioides)
            Penyebab penyakit daun disebabkan oleh jamur colletotrichum gloesporioides.
            Gejala daun-daun hanya rentan selama kurang lebih 5 hari pada waktu kuncup membuka (bud break) dan selama 10 hari yang pertama pada waktu daun berkembang. Setelah itu daun membuka penuh, warnanya berubah dari warna perunggu menjadi hijau pucat. Pada waktu ini kutikula sudah terbentuk dan daun menjadi cukup tahan.
            Jika infeksi terjadi 15 hari tersebut, daun akan segera layu dan rontok. Tetapi jika infeksi terjadi pada tingkat yang lebih kemudian, daun sudah mempunyai ketahanan dalam mencegah terjadinya kerusakan yang meluas, sehingga meskipun sebagian daun berubah bentunyak dan sangat berbecak-bercak, daun tidak gugur.

2.9.13 Bercak daun drechslera (Drechslera heveae)
            Penyebab penyakit bercak daun drechslera disebabkan oleh jamur drechslera heveae.
            Gejala yang khas dari penyakit ini adalah bercak-bercak bulat, bergaris tengah 1-3 mm, dengan pusat yang tembus cahaya dan tepi cokelat sempit yang jelas, yang mirip dengan mata burung. Gejala seperti ini apabila infeksi berlangsung pada waktu daun sudah mencapai ukurannya yang penuh, tetapi masih tergantung lemas. Jika infeksi terjadi sebelumnya atau sesudah tingkatan ini, gejala akan berbeda. Pada daun muda tidak terjadi bercak daun dengan batas yang tegas. Tepi atau seluruh permukaan daun menjadi hitam dan keriput, seperti gejala infeksi Colletotrichum pada daun muda. Pada daun yang lebih tua, yang kutikulanya sudah berkembang dan helaian daunnya sudah lebih kurang mendatar (horizontal), bercak-bercak tetap kecil dan berwarna cokelat tua.
            Sering kali pada daun yang sama terdapat ketiga macam gejala yaitu pucuk keriput, mata burung yang khas, dan bercak cokelat tua yang menunjukan bahwa daun ini mendapat infeksi berulang-ulang selama perkembangannya (Anon.,1980).
            Di pusat bercak yang tembus cahaya pada sisi bawah daun sering terlihat tepung hitam yang terdiri atas kondium jamur.


2.10     Teori Penyakit Tanaman Tebu
2.10.1 Pokahbung
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme Sheld, infeksi hanya dapat terjadi pada pangkal daun yang termuda yang belum membuka (daun -1 dan -2).
Diwaktu tidak ada tebu jamur penyebab penyakit ini dapat mempertahankan diri di dalam tanah dengan hidup sebagai saprofit selain itu jamur juga dapat menyerang sejumlah tanaman, antara lain jagung,cantel dan bambu.
Gejalanya yaitu dibagi menjadi tiga tingkat menurut Bolle (1935), yang lazimnya disebut pb 1, pb 2, dan pb 3:
Pada pb1 yaitu pada daun .Helaian daun yang baru saja membuka pangkalnya tampak klorotis. Pada bagian ini timbul titik-titik atau garis-garis merah. Kalau penyakit meluas kedalam, maka daun-daun yang belum membuka akan terserang juga. Daun-daun ini kan rusak dan tidak dapat membuka dengan sempurna.
Pada pb 2 Jamur juga menyerang ujung batang yang masih muda,tetapi tidak menyebabkan pembusukan. Pada batang yang muda ini terjadi garis-garis merah kecoklatan yang dapat dapat meluas menjadi rongga-rongga yang dalam. Rongga-rongga ini mempunyai sekat-sekat melintang hingga tampak seperti tangga. Dan pada  bagian yang berongga tadi batang akan menjadi bengkok.
Pada pb 3 jamur menyerang titik tumbuh dan menyebabkan pembusukan. Busuknya tunas ujung sering disertai dengan timbulnya bau yang sangat tidak sedap. Serangan ini dapat menyebabkan matinya tanaman.
2.10.2 Busuk Merah (Glomerella tucumanensis)
Jamur yang menyebabkan penyakit ini diberi nama ilmiah colletotrichum falcatum Went. Dalam biakan murni jamur mempunyai miselium berwarna putih sampai kelabu, bentuknya seperti bulu (tipe muda), atau berwarna kelabu tua dan padat (tipe gelap).
Gejalanya yaitu :
jika dilihat dari luar tanaman yang sakit tidak menunjukkan gejala yang jelas. tetapi kalau batang tebu yang sakit dibelah,terlihat bahwa satu atau beberapa ruasnya berwarna merah dan berbau agak asam. pada umumnya warna merah ini tidak merata, disana sini terdapat jaringan yang berwarna putih. penyakit juga dapat timbul pada sisi atas ibu tulang daun. disisi ini terdapat becak-becak berwarna merah, panjangnya beberapa milimeter sampai sepanjang tulang daun. bagian tengah becak ini warnanya menjadi lebih muda dengan kumpulan-kumpulan konidium yang berwarna hitam. adanya gejala pada ibu tulang daun tidak berarti bahwa batang juga terserang.
2.10.3 Penyakit Nenas (Ceratocystis paradoxa)
Penyakit nenas atau busuk hitam adalah suatu penyakit pada batang. penyakit dapat menyebabkan busuknya bibit-bibit.
Oleh Went (1893) jamur penyebab penyakit ini diberi nama Thielaviopsis ethaceticus Went, karena dapat membentuk etilasetat dari glukosa dan sakarosa.
Gejalanya yaitu :
Pada setek mula-mula penyakit nenas menyebabkan terjadinya warna hitam pada ruas-ruas yang terpotong, sedang ruas-ruas yang berbatasan dengannya bagian dalamnya berwarna jingga. pada tingkatan yang berat seluruh pusat dari setek ini berwarna hitam. bibit yang terserang tidak tumbuh,atau tumbuh sebentar lalu mati.
Bila terjangkit, tanaman tebu di pertanaman tidak menunjukkan gejala yang jelas. Tetapi jika penyakit berkembang tanaman dapat mati. Jika batang yang sakit dibelah, nampak bahwa satu ruas atau lebih berwarna jingga bagian dalamnya,sedang pusatnya sering berwarna hitam.
Batang yang sakit dibelah akan menyebarkan bau enak yang mengingatkan kita kepada bau buah nenas. bau ini akibat dari terbentuknya etilasetat.
2.10.4 Penyakit Dongkelan (Marasmius sacchari)
Penyakit dongkelan dapat timbul pada tebu yang sudah masak di pertanaman maupun di pembibitan.
Menurut Wakker (1895) penyebabnya adalah jamur Marasmius sacchari Wakker. Jamur membentuk badan buah berbentuk payung kecil, dengan garis tengah sampai 1,5 cm, bertingkai bengkok, yang panjangnya lebih kurang sama dengan garis tengah payung. Semula badan buah berwarna putih kotor, makin lama warnanya makin gelap.

Jamur dapat menjalar di tanah dengan rizomorf (berkas benang jamur).
Gejalanya yaitu :
Gejala dipembibitan adalah sebagai berikut. tunas yang tumbuh lebih sedikit dari pada biasa. tunas yang sudah tumbuh tampak merana, daun-daun mati, dimulai dari daun yang paling muda. ini biasanya terjadi menjelang bibit dipindah ke pertanaman. jika bibit dibelah sering tampak berongga dan didalam rongga ini terdapat jaringan jamur.
Kadang-kadang pada buku-buku terdapat becak-becak merah. bibit yang sakit mempunyai akar yang kurang dari pada biasa.
Gejala pada tanaman tebu yang sudah masak di pertanaman adalah sebagai berikut. dikebun yang berumur lebih kurang 10 bulan terdapat banyak tanaman yang rebah, yang dengan mudah dapat dicabut dari tanah. kalau pangkal batang yang berada dalam tanah (dongkelan) dibelah,tampak bahwa jaringannya berwarna kemerahan dan sebagiannya telah membusuk. kadang-kadang jaringan tampak bercak-bercak merah dan mempunyai rongga-rongga yang terisi jamur. rongga dikelilingi oleh tepi yang berwarna merah. akar-akar busuk, karena itu tanaman tampak seperti kekurangan air. daun-daun layu dan tampak lebih tegak daripada biasa.
2.10.5 Penyakit Hangus (Ustilago scitaminea)
Penyebabnya adalah jamur Ustilago sacchari Rab.,yang kemudian berubah menjadi Ustilago scitaminea Syd.
Jamur terutama dihamburkan oleh angin. Jika jatuh pada tanaman sehat, dapat menyebabkan infeksi. Infeksi sedemikian disebut infeksi primer. Gejala akibat infeksi ini biasanya baru terlihat pada waktu tanaman berumur 8-10 bulan.
Jika batang tanaman yang sakit hangus dijadikan bibit, tanaman yang berkembang dari bibit ini akan menderita infeksi yang disebut infeksi sekunder. Pada infeksi sekunder gejala penyakit sudah terlihat lebih kurang satu bulan setelah penanaman.
Gejalanya yaitu :
Gejala yang khas dari penyakit ini adalah terbentuknya suatu organ yang menyerupai cambuk berwarna hitam pada pucuk batang tebu. Cambuk ini kurang lebih setebal pensil, tidak bercabang, terdiri dari suatu pusat yang agak keras, dikelilingi oleh berjuta-juta klamidospora, dan diliputi oleh suatu selaput yang tidak berwarna. Jika selaput ini pecah, klamidospora dalam jumlah yang sangat besar, yang menyerupai jelaga hitam, akan terhambur. Spora-spora ini mudah tersebar oleh angin.
2.10.6 Becak Kuning (Mycovellaosiella koepkei)
Oleh Kruger jamur penyebab becak kuning ini diberi nama ilmiah Cercospora koepei Kruger. Jamur tersebut sekarang diberi nama Mycovellosiel la koepkei (kruger) Deighton.
Gejalanya yaitu :
Menurut Kruger (1890) penyakit dikenal dengan adanya becak-becak berwarna kuning pada daun-daun. becak-becak tidak teratur bentuknya. pada becak ini dapat timbul titik-titik atau garis-garis merah, bahkan ada kalanya seluruh becak warnanya berubah menjadi merah darah kotor. becak akan tampak lebih jelas jika dilihat dari sebelah atas daun.
Pada cuaca yang lembab pada sisi bawah daun terdapat lapisan putih kotor yang terdiri dari benang-benang jamur yang halus.
Pada satu daun sering terdapat banyak becak. Beberapa becak dapat bersatu sehingga menjadi becak yang besar.
2.10.7 Becak Mata (Bipolaris sacchari)
Becak mata (eye spot) untuk pertama kali diteliti oleh van Breda de Haan pada tahun 1892. Oleh van Breda de Haan jamur penyebab becak merah diberi nama ilmiah cercospora sacchari vBdH.
Gejalanya yaitu :
Pada daun timbul titik-titik halus berwarna merah atau coklat kemerahan, yang tampak jelas bila dilihat dari sebelah atas daun. titik-titik ini bertambah lebar dan panjang sehingga terjadi becak lonjong memanjang, berwarna coklat dengan tepi kuning. becak mempunyai ekor yang menuju kearah ujung daun.
2.10.8 Penyakit Kering Daun (Stagonospora sacchari Lo et Ling)
Penyakit kering daun (leaf scorch) adalah penyakit baru dalam budidaya tebu. Untuk pertama kali penyakit ditemukan di Taiwan pada tahun 1948 (Lo dan Ling, 1950).
Penyakit kering daun ini disebabkan oleh jamur Stagonospora sacchari Lo et Ling. jamur membentuk piknidium yang terbenam dalam jaringan daun.

Gejalanya yaitu :
Pada daun-daun, khususnya daun muda, mula-mula terjadi becak-becak yang sangat kecil, merah atau coklat kemerahan. becak-becak kecil ini dapat tersebar jarang atau rapat, dan tampak 2-3 hari setelah penularan. becak-becak ini berkembang memanjang sehingga berbentuk kumparan yang dikelilingi oleh jaringan berwarna kuning (halo) yang jelas. jika berkembang terus becak-becak ini akan bersatu dan berkembang sepanjang berkas pembuluh, menjadi jalur memanjang, biasanya berukuran 5,0 x 0,3 cm sampai 17,0 x 1,0 cm. becak mula-mula berwarna coklat kemerahan, lalu menjadi berwarna seperti jerami, dengan tepi merah tua.
2.10.9 Becak Merah Upih Daun (Cercospora vaginae Kruger)
Menurut Kruger (1980) penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora vaginae kruger. C. Vaginae disebabrkan dengan konidium yang terbentuk dalam jumlah yang sangat banyak. Jika udara cukup lembab, konidium yang jatuh pada upih daun tebu akan berkecambah dengan cepat dan membentuk hifa. Di depan mulut kulit hifa ini membentuk cakram pelekat yang terdiri dari pseudoparenkim, dan cakram ini membentuk hifa yang masuk ke dalam jaringan upih daun.
Gejalanya yaitu :
Upih daun yang biasanya berwarna kecoklatan pucat itu mempunyai becak berwarna merah bata. bagian yang sakit tidak terbatas jelas. ditengah-tengah becak yang berwarna merah itu terdapat becak coklat kehitaman dan bentuknya agak bulat. umumnya gejala terlihat pada upih daun yang tua.

2.10.10 Penyakit Blendok (Xanthomonas albilineans)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacterium albilineans Ashby, yang disebut juga Phytomonas albilineans.
Untuk sementara bakteri dapat hidup sebagai saprofit dalam tanah, tetapi tidak dalam waktu yang lama.
Gejalanya yaitu :
Di pertanaman tebu gejala penyakit mula-mula terlihat lebih kurang enam minggu sampai dua bulan setelah penanaman. gejala luar yang penting untuk mengenal penyakit ini adalah terdapatnya garis atau jalur klorotis pada daun. garis atau jalur ini lurus, dan sejajar dengan ibu tulang daun, kadang-kadang memanjang sepanjang daun. Garis klorotis lebih cepat mongering daripada jaringan sekitarnya. Terjadi hambatan pertumbuhan sehingga tanaman yang sakit dapat dicabut dengan mudah.
Kalau batang tanaman dibelah, tampak bahwa dalam berkas-berkas pembuluh terdapat blendok yang berwarna kuning sampai merah tua.
Ada kalanya tanaman yang sakit hanya tampak sedikit merana, bahkan ada yang tampak menjadi sehat kembali, terutama jika hujan turun dengan teratur. Pada saat ini tanaman tadi sukar dibedakan dari tanaman yang benar-benar sehat. Gejala pada daun akan terlihat lagi pada saat musim kering mulai.



2.10.11 Penyakit Mosaik (Marmor sacchari Holmes)
Penyakit mosaik tebu, yang sering juga disebut sebagai “penyakit garis-garis kuning” adalah salah satu di antara penyakit-penyakit tebu yang terpenting di Indonesia.
Untuk pertama kali penyakit dikenal oleh van Musschenbroek pada tahun 1892 di jawa tengah.
Penyebab penyakit disebabkan oleh virus yang disebut virus mosaic tebu (sugarcane mosaic virus), yang juga disebut Marmor sacchari.
Meskipun agak sukar, virus dapat ditularkan secara mekanis. Tetapi di dalam praktek cara penularan ini tidak mempunyai arti yang penting. Wilbrink (1929) membuktikan bahwa penyakit dapat ditularkan oleh parang pemotong bibit, tetapi dengan cara ini hanya terjadi penularan 0,25%. Penyakit dapat juga dipencarkan oleh pemakaian tanaman sakit sebagai tebu.
Gejalanya yaitu :
            Gejala yang penting dari penyakit mosaik adalah timbulnya gambaran mosaik (belang) pada daun-daun. Di sini terdapat becak-becak memanjang yang berwarna hijau muda.





Tidak ada komentar: