Jumat, 21 September 2012

Pendugaan Populasi Ikan


ACARA 4 PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
PENDUGAAN POPULASI IKAN


Disusun oleh:
Nama   : Arif Ardwiantoro
NIM    : M 0409009




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012.

PENDUGAAN POPULASI IKAN
A.    Tujuan.
1.      Mengetahui besarnya populasi ikan dalam suatu perairan.
2.      Mengetahui perkiraan produksi dan pengelolaan perkiraan rasiona..
B.     Dasar Teori.
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989).
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto.T.1989). Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan (Suin,1989).
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi (Soetjipta.1992).
Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu mahkluk hidup yang di maksud (sensus), namun situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksaan hal tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa. Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selain itu pergerakan hewan dari dan ke arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan (Suin,1989).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung (Michael,1994). Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMRR) (Southwood,1971).
   Penggunaan metode CMRR pada populasi ikan diuji dengan meneliti sisiknya, atau dengan meneliti otolith atau mengenai lensa mata. Pada hewan jenis lain dapat diuji dengan penelitian umur meliputi penelitian tentang gigi geligi, atau mungkin metode catch - perunit - effort(Michael,1994). Perlu diingat harus diperhitungkan adanya kesalahan baik sejak perencanaan maupun sampai pelaksanaan dan juga analisisnya serta interpretasinya. Pengaruh luas medan penelitian dan unit pengambilan sampel, letak stasiun pengambilan sampel, jenis alat sampling dan waktu sampling semuanya perlu dimasukkan dalam analisis, demikian pula pengaruh faktor lingkungan (Southwood,1971).
Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Southwood (1971) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi- asumsi sebagai berikut.
a. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
b. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c.  Populasi harus dalam sistem tertutup  (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).
d.  Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling
     selanjutnya.
f.  Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis
  kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk
ditangkap.
g.  Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap (Odum dan Howard,1992).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Odum dan Howard,1992).
Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
Ø  Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
Ø  Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON). (Soetjipta.1992)
Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metoda ini ada beberapa cara yaitu:
 Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap (Odum dan Howard,1992).
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus: N/M=n/R atau N=(M)(n)/R.
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada
    penangkapan kedua (Sudarsono,1978).
Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya) (Sukarjo,1989).
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya: N=(1)(SE). Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05. Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus : D=N/A        (Sukarjo,1989).
Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya (Sudarsono,1978). Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Untuk periode setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus:
N=∑(ni Mi)/∑Ri

Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni= adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I karena pengambilan sample
diatas akan mengurangi kesalahan sampling.
                                                                                                (Sukarjo,1989).
C.     Bahan dan Alat.
Gelas plastik                2 buah
Manik-manik               merah 20 butir dan putih 20 butir
Penggaris                     1 buah
Kalkulator                   1 buah
D.    Cara Kerja.
1.      CMRR (menggunakan manik-manik)
a.       Di ambil manik- manic merah secara random.
b.      Manik- manik yang telah terambil kemudian dihitung dan diganti dengan manik- manik putih(M)
c.       Kemudian dihomogenkan.
d.      Kemudian diambil kembali secara random (C).
e.       Jika dalam pengambilan secara random terdapat 5 merah dan 3 putih (R).
2.      Metode CPUE ( Catch Per Unit Effort).
a.       Pemerolehan data telah ditentukan oleh asisten.
b.      Data kemudian diolah dengan menggunakan rumus:
Y= a+bx

c.       Kemudian ditentukan pendugaan jumlah populasi ikan.
E.     Hasil.
Metode CMRR
Ulangan
M
C
R
N
1
25
23
9
63,8888889
2
25
29
5
145
3
23
23
4
132,25
4
20
22
6
73,3333333
5
19
19
6
60,16666667


Metode CPUE
Pengambilan Ke-
Y
X
X2
XY
1
0
0
0
O
2
1
1
1
1
3
1
2
4
2
4
3
5
25
15
5
0
5
25
0
6
3
8
64
24
7
0
8
64
0
8
2
10
100
20
9
1
11
121
11
10
2
13
169
26
11
2
15
225
30
12
0
15
225
0
13
0
15
225
0
14
0
15
225
0
15
0
15
225
0
16
8
23
529
184
17
2
25
625
50
18
1
26
676
26
19
0
26
676
0
20
3
29
841
87
21
0
29
841
0
22
2
31
961
62
23
1
32
1024
32
24
0
32
1024
0
32
391
8895
570


F.     Pembahasan.
1.      Mengapa didalam studi ekologi ikan, informasi tentang estimasi sangat penting? Kaitkan dengan kebutuhan pakan, kebutuhan ruang dan kompetisi.
Jawab.
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum. Jumlah kelahiran dan kematian mungkin berfluktasi secara luas sebagai respon terhadap pengaruh lingkungan yang berbeda, tetapi jumlah itu mendekati seimbang dalam waktu yang lama. Interaksi spesies seperti predasi, kompetisi dan herbivor akan mengatup naik turunnya pertumbuhan populasi. Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda.
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut.
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 2 buah metode yaitu metode CMRR dan CPUE. Metode CMRR biasanya dipergunakan untuk pengukuran dan pendugaan populasi pada daerah yang tertutup dengan prosentase ikan yang jenis dan jumlahnya terbatas. Sedangkan untuk metode CPUE merupakan metode yang dapat di aplikasikan pada perairan yang memiliki area yang luas. Metode ini dapat mempresentasikan jumlah ikan dengan cara pendugaan jumlah ikan yang pada perairan yang menglir dan sering mengalami jumlah pasang surut jumlah ikan.
Dari hasil pengukuran dan pendugaan dengan menggunakan jumlah populasi kancing yang berwarna merah secara random dan kancing berwarna putih (M). dan kemudian diambil kancing puth (C) dengan menggunakan metode CMRR dan kemudian  dihitung dengan rumus :
Dari hasil perhitungan dan penduggan jumlah populasi kancing adalah 63,8888889 ; 145 ; 132,25 ; 73,3333333 ; 60,16666667.
Perhitungan dengan menggunakan metode CPUE maka diperoleh jumlah penduggan populasi yaitu dengan rumus :
   dan Y= a+bx
Dari hasil perhitungan diperoleh data penduggan populasi sebagai berikut: dengan nilai Y= 32 ; X= 391 ; a= 29,9494005 ; b= 0,0052445 ; P= 5710, 6302793. Sehingga dapat ditentukan jumlah ikan yang terdapat pada suatu perairan terbuka adalah 5710, 6302793.
G.    Kesimpulan.
1.      Di praktikum ikhtiologi pendugan populasi dapat di duga jumlah populasi ikan adalah dengan mengnakan metode CMRR adalah 63,8888889 ; 145 ; 132,25 ; 73,3333333 ; 60,16666667 dan dengan menggunakan metode CPUE adalah 5710, 6302793.
2.      Estimasi ikan akan memeberikan informasi penting tentang jumlah populasi ikan yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini sangat bermanfaat didalam menentukan kebutuhan makan untuk hidup, kebutuhan ruang untuk berkembangbiak dan kompetisi didalam merebutkan pasangan maupun makanan maupun daerah teritorial.
3.       Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi.
4.      Pengetahuan tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum.
5.      Referensi.
Hadisubroto.T.1989. Dasar dan Teknik Pengambilan Sampel dalam Penyelidikan. UGM
Press. Yogyakarta.
McNaughton, S.J., dan Larry, W.F. 1990. Ekologi Umum. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium. UI Press.
Jakarta.
Odum, Howard, T. 1992. Ekologi Sistem. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soetjipta.1992. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. UI Press. Jakarta.
Southwood. 1971. Ekologi Umum. Angkasa. Bandung.
Sudarsono. 1978. Analisa Statistika. Aneka Cipta. Jakarta.
Suin, N. M. 1989. Ekologi Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Sukarjo. 1989. Biostatistika. UGM Press. Yogyakarta.





Tidak ada komentar: