ACARA
4 PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
PENDUGAAN
POPULASI IKAN
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Disusun
oleh:
Nama : Arif Ardwiantoro
NIM : M 0409009
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
2012.
PENDUGAAN POPULASI IKAN
A.
Tujuan.
1. Mengetahui
besarnya populasi ikan dalam suatu perairan.
2. Mengetahui
perkiraan produksi dan pengelolaan perkiraan rasiona..
B.
Dasar
Teori.
Kepadatan
populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk
jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau
persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk
menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan
komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan
kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan
kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit
tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk
persentase.(Suin.N.M.1989).
Populasi
ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok
lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu
ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik
digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan
karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992).
Tingkat
pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian,
juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto.T.1989). Suatu
populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu
populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama
spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi
dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat
saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan
(Suin,1989).
Populasi
memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat
diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah
besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi
yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan
sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang
kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik
(=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan
ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa
persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan
kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup
bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah
dengan cara :
1.
Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti
berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk
tersebut semuanya.
2.
Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi
(Soetjipta.1992).
Metode
yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan cara
menghitung seluruh individu mahkluk hidup yang di maksud (sensus), namun
situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksaan hal
tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa.
Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa
individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selain itu pergerakan
hewan dari dan ke arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan
(Suin,1989).
Perhitungan
populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan
perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau
tumbuhan yang akan dihitung (Michael,1994). Misalnya untuk menghitung sampling
populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput, untuk
hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count,
sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang
atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release
recapture (CMRR) (Southwood,1971).
Penggunaan
metode CMRR pada populasi ikan diuji dengan meneliti sisiknya, atau dengan
meneliti otolith atau mengenai lensa mata. Pada hewan jenis lain dapat diuji
dengan penelitian umur meliputi penelitian tentang gigi geligi, atau mungkin
metode catch - perunit - effort(Michael,1994). Perlu diingat harus
diperhitungkan adanya kesalahan baik sejak perencanaan maupun sampai
pelaksanaan dan juga analisisnya serta interpretasinya. Pengaruh luas medan
penelitian dan unit pengambilan sampel, letak stasiun pengambilan sampel, jenis
alat sampling dan waktu sampling semuanya perlu dimasukkan dalam analisis,
demikian pula pengaruh faktor lingkungan (Southwood,1971).
Metode
CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan
menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka
ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Southwood (1971) menyatakan bahwa
penerapan metode CMRR dengan asumsi- asumsi sebagai berikut.
a.
Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
b.
Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c.
Populasi harus dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi
dapat dihitung).
d.
Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap sekali atau
lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling
selanjutnya.
f.
Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis
kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang
sama untuk
ditangkap.
g.
Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap (Odum dan Howard,1992).
Ukuran
populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa
populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang
relative konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan
lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk
meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada
hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran dan kematian dalam populasi
dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Odum dan Howard,1992).
Kerapatan
kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan
ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian
yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam
pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu
populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
Ø Penghitungan menyeluruh yaitu cara
yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di
sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
Ø Metode cuplikan yaitu dengan
menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON). (Soetjipta.1992)
Untuk
metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode
CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran
populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan
mamalia kecil. Metoda ini ada beberapa cara yaitu:
Metoda Linceln-Peterson
Metoda
ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan
dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca,
kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa
hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap (Odum dan
Howard,1992).
Dari
dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N)
dengan rumus: N/M=n/R atau N=(M)(n)/R.
Dengan:
N=
besarnya populasi total.
M=jumlah
induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n=
jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari
penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada
penangkapan kedua (Sudarsono,1978).
Pada
metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada
kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat
dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
(Sukarjo,1989).
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah
diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya: N=(1)(SE). Dengan
catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05. Untuk
menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka
dihitung dengan rumus : D=N/A (Sukarjo,1989).
Metode
Schnabel
Untuk
memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil),
dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama
dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran
populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang
berikutnya (Sudarsono,1978). Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan
lebih dari 2 kali. Untuk periode setiap sampling, semua hewan yang belum
bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini populasi dapat
diduga dengan rumus:
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Mi = adalah jumlah total hewan yang
tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni= adalah hewan yang tertangkap
pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap
kembali pada periode ke I karena pengambilan sample
diatas akan mengurangi kesalahan
sampling.
(Sukarjo,1989).
C. Bahan dan Alat.
Gelas
plastik 2 buah
Manik-manik
merah 20 butir dan putih 20
butir
Penggaris 1 buah
Kalkulator 1 buah
D. Cara Kerja.
1.
CMRR (menggunakan manik-manik)
a. Di
ambil manik- manic merah secara random.
b. Manik-
manik yang telah terambil kemudian dihitung dan diganti dengan manik- manik
putih(M)
c. Kemudian
dihomogenkan.
d. Kemudian
diambil kembali secara random (C).
e. Jika
dalam pengambilan secara random terdapat 5 merah dan 3 putih (R).
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
2.
Metode CPUE ( Catch Per Unit Effort).
a. Pemerolehan
data telah ditentukan oleh asisten.
b. Data
kemudian diolah dengan menggunakan rumus:
Y=
a+bx
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
c. Kemudian
ditentukan pendugaan jumlah populasi ikan.
E.
Hasil.
Metode
CMRR
Ulangan
|
M
|
C
|
R
|
N
|
1
|
25
|
23
|
9
|
63,8888889
|
2
|
25
|
29
|
5
|
145
|
3
|
23
|
23
|
4
|
132,25
|
4
|
20
|
22
|
6
|
73,3333333
|
5
|
19
|
19
|
6
|
60,16666667
|
Metode
CPUE
Pengambilan Ke-
|
Y
|
X
|
X2
|
XY
|
1
|
0
|
0
|
0
|
O
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
1
|
2
|
4
|
2
|
4
|
3
|
5
|
25
|
15
|
5
|
0
|
5
|
25
|
0
|
6
|
3
|
8
|
64
|
24
|
7
|
0
|
8
|
64
|
0
|
8
|
2
|
10
|
100
|
20
|
9
|
1
|
11
|
121
|
11
|
10
|
2
|
13
|
169
|
26
|
11
|
2
|
15
|
225
|
30
|
12
|
0
|
15
|
225
|
0
|
13
|
0
|
15
|
225
|
0
|
14
|
0
|
15
|
225
|
0
|
15
|
0
|
15
|
225
|
0
|
16
|
8
|
23
|
529
|
184
|
17
|
2
|
25
|
625
|
50
|
18
|
1
|
26
|
676
|
26
|
19
|
0
|
26
|
676
|
0
|
20
|
3
|
29
|
841
|
87
|
21
|
0
|
29
|
841
|
0
|
22
|
2
|
31
|
961
|
62
|
23
|
1
|
32
|
1024
|
32
|
24
|
0
|
32
|
1024
|
0
|
∑
|
32
|
391
|
8895
|
570
|
F.
Pembahasan.
1. Mengapa
didalam studi ekologi ikan, informasi tentang estimasi sangat penting? Kaitkan
dengan kebutuhan pakan, kebutuhan ruang dan kompetisi.
Jawab.
Pengetahuan
tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk
memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh
yang tinggi pada kondisi optimum. Jumlah kelahiran dan kematian mungkin
berfluktasi secara luas sebagai respon terhadap pengaruh lingkungan yang
berbeda, tetapi jumlah itu mendekati seimbang dalam waktu yang lama. Interaksi
spesies seperti predasi, kompetisi dan herbivor akan mengatup naik turunnya
pertumbuhan populasi. Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada
rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola
penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini
disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda.
Kepadatan
populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk
jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau
persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk
menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan
komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan
kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan
kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit
tersebut.
Populasi
ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok
lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu
ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik
digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan
karakteristik individu dalam kelompok itu.
Populasi
memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat
diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah
besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi
yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan
sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang
kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik
(kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan
ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa
persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan
kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup
bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah
dengan cara :
1.
Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti
berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk
tersebut semuanya.
2.
Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
2 buah metode yaitu metode CMRR dan CPUE. Metode CMRR biasanya dipergunakan
untuk pengukuran dan pendugaan populasi pada daerah yang tertutup dengan prosentase
ikan yang jenis dan jumlahnya terbatas. Sedangkan untuk metode CPUE merupakan
metode yang dapat di aplikasikan pada perairan yang memiliki area yang luas.
Metode ini dapat mempresentasikan jumlah ikan dengan cara pendugaan jumlah ikan
yang pada perairan yang menglir dan sering mengalami jumlah pasang surut jumlah
ikan.
Dari hasil pengukuran dan pendugaan
dengan menggunakan jumlah populasi kancing yang berwarna merah secara random
dan kancing berwarna putih (M). dan kemudian diambil kancing puth (C) dengan
menggunakan metode CMRR dan kemudian
dihitung dengan rumus :
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Dari hasil perhitungan dan penduggan
jumlah populasi kancing adalah 63,8888889 ; 145 ; 132,25 ; 73,3333333 ;
60,16666667.
Perhitungan dengan menggunakan metode
CPUE maka diperoleh jumlah penduggan populasi yaitu dengan rumus :
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
Dari hasil perhitungan diperoleh data penduggan populasi
sebagai berikut: dengan nilai Y= 32 ; X= 391 ; a= 29,9494005 ; b= 0,0052445 ;
P= 5710, 6302793. Sehingga dapat ditentukan jumlah ikan yang terdapat pada
suatu perairan terbuka adalah 5710, 6302793.
G.
Kesimpulan.
1. Di praktikum ikhtiologi pendugan populasi dapat di duga
jumlah populasi ikan adalah dengan mengnakan metode CMRR adalah 63,8888889
; 145 ; 132,25 ; 73,3333333 ; 60,16666667 dan dengan menggunakan metode CPUE
adalah 5710, 6302793.
2. Estimasi ikan akan memeberikan informasi penting tentang
jumlah populasi ikan yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini sangat
bermanfaat didalam menentukan kebutuhan makan untuk hidup, kebutuhan ruang
untuk berkembangbiak dan kompetisi didalam merebutkan pasangan maupun makanan
maupun daerah teritorial.
3. Karakteristik dasar populasi adalah
besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi
yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan
sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi.
4. Pengetahuan tentang pertumbuhan dan
pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika
ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi
optimum.
5.
Referensi.
Hadisubroto.T.1989. Dasar dan Teknik
Pengambilan Sampel dalam Penyelidikan. UGM
Press.
Yogyakarta.
McNaughton, S.J., dan Larry, W.F.
1990. Ekologi Umum. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi
untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium. UI Press.
Jakarta.
Odum, Howard, T. 1992. Ekologi
Sistem. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soetjipta.1992. Ekologi Sistem Suatu
Pengantar. UI Press. Jakarta.
Southwood. 1971. Ekologi Umum.
Angkasa. Bandung.
Sudarsono. 1978. Analisa Statistika.
Aneka Cipta. Jakarta.
Suin, N. M. 1989. Ekologi Umum. UGM
Press. Yogyakarta.
Sukarjo. 1989. Biostatistika. UGM
Press. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar