Terimakasih Atas Kunjungan di Blog Saya. Silahkan Copy Paste dan Jangan Lupa di Kasih Kritik dan Saran.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Transformasi
ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi
genetik (DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel
alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor
tertangkap oleh sel resipien, maka terjadilah rekombinasi.
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi
genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak
sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan
Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli
yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh
esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
Proses
rekombinasi DNA diawali dengan enzim endonuklease restriksi yang memotong
susunan DNA. Potongan DNA tersebut biasanya mengandung beberapa gen dari
kromosom tipe apapun. Tumbuhan, hewan, bakteri
ataupun virus. Potongan-potongan ini mempunyai ujung yang lengket atau
kohesif yang akan dengan mudah digabungkan secara perpasangan basa pada
daerah-daerah berutasan tunggal dengan utasan-utasan DNA lain. Dengan cara ini, fragmen-fragmen yang diperoleh dari
kromosom sel apapun atau virion dapat disambungkan ke plasmid atau genom fage
dengan bantuan enzim lain, seperti polinukleotide ligase. Intinya sel-sel
bakteri seperti itu telah menerima gen asing dan merupakan organisme batu yang
sifatnya dapat amat berbeda dengan inang maupun donornya. Sehingga saat mereka
memperbayak diri, komponen DNA tersebut ikut juga tereplikasi.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Ilmu
genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis
yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan
suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau
fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah
mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakter
dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme,
karakter fenotif seperti
warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada
umumnya di amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam
organisasi gen.
Penelaahan
tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa
Austria, Gregor Mendel pada
tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang
polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi
perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian
inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum
bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga
organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila.
Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf
molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal
ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari
dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus.
Genetika
mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi
perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen
untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu
gen yang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan
gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung antibiotik sebagai suatu
bahan penyeleksi. Catatan bahwa
seleksi gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi yang tepat dapat diamati
pada tingkat fenotif. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa
genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di
bidang kedokteran.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
- Apa
pengertian dari genetika bakteri ?
- Apa
saja komponen yang menyusun genetika dari bakteri ?
I.3 Tujuan
Penulisan
Penulisan
ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika bakteri dan komponen apa
sajakah yang menyusun genetika bakteri. Genetika merupakan
bagian yang sangat penting dalam kehidupan bakteri. Tanpa adanya faktor
genetika ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu sangat
dipertanyakan. Oleh karena pentingnya masalah ini, kelompok kami mencoba untuk
membahas dan mempresentasikannya pada presentasi kali ini.
Adapun terdapat beberapa tujuan dari
pengambilan materi genetika bakteri ini, antara lain adalah:
Ø untuk
menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktor genetika bakteri.
Ø Penulis
mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimana genetika bakteri dapat berpindah
dari satu sel ke sel lainnya.
Ø Penulis
dapat mengetahui lebih dalam bagaimana suatu sel bakteri dapat mengalami proses
mutasi dan menjadi mutagen dalam kesehariannya.
Semua
tujuan-tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah terwujudnya laporan makalah
ini. Selain itu, pengetahuan-pengetahuan yang penulis dapat dari pembahasan
materi ini bisa menjadi wawasan awal yang dapat penulis ambil dan kembangkan
menjadi pengetahuan yang lebih tinggi lagi berikutnya.
I.4 Manfaat
penulisan
Penulisan
ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah
kepada masyarakat tentang pengertian dari genetika bakteri serta komponen apa
sajakah yang menyusun genetika bakteri. Mengetahui genetika dari mikroorganisme
serta kompoen penyusunnya maka dapat membuat mikoorganisme yang mempunyai
kualitas yang sama yang digunakan dalam industri dengan memanfaatkan genetika
dari mikroorganisme yang mempunyai sifat unggul.
I.5 metode
penulisan
Dalam pembahasan materi “Genetika
Bakteri” ini, penulis menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan bahan
materi yang menyeluruh. Kepustakaan yang penulis gunakan tak hanya memakai
beberapa buku untuk menjadi sumber acuan. Akan tetapi, penulis juga mencari
bahan dari internet baik berupa materi maupun gambar yang dapat melengkapi
pembahasan materi sebelumnya
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Struktur DNA
Pada
tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai
suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks
ganda Watson-Crick.
Informasi
genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Kebanyakan molekul DNA
adalah rantai ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C) berpasangan
menggunakan ikatan hidrogen pada pusat molekul. Sifat komplementer dari basa
memungkinkan satu rantai (rantai cetakan, template) menyediakan
informasi untuk salinan atau ekpresi informasi pada suatu rantai yang lain
(rantai penyandi).
Pasangan-pasangan
basa tersusun dalam bagian pusat double helix DNA dan menentukan
informasi genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor-2-deoxyribose
membentuk suatu nukleotida. Setiap nukleotida dibentuk
dari tiga bagian yaitu:
1) Sebuah
senyawa cincin yang mengandung nitrogen, disebut basa nitrogen. Dapat berupa
purin atau pirimidin.
2) Sebuah
gugusan gula yang memiliki lima karbon (gula pentosa), disebut deoksiribosa.
3) Sebuah
molekul fosfat.
Bagian-bagian
tersebut terhubungkan bersama-sama dalam urutan basa
nitrogen-deoksiribosa-fosfat.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Gambar 1. Double Helix DNA
Purin
dan pirimidin yang membentuk nukleotida, masing-masing memiliki dua macam basa
:
1) Purin
yaitu adenine dan guanine,
2) Pirimidin
yaitu cytosine dan thymine.
Karena
ada empat jenis basa, maka pada DNA dijumpai empat jenis nukleotida :
1) Deoksiadenosin-5’-monofosfat
(adenine + deoksiribosa + fosfat),
2) Deoksiguanosin-5’-monofosfat
(guanine + deoksiribosa + fosfat),
3) Deoksitidin-5’-monofosfat
(cytosine + deoksiribosa + fosfat),
4) Timidin-5’-monofosfat
(thymine + deoksiribosa + fosfat).
Keempat
jenis nukleotida ini dihubungkan menjadi utasan polinukleotida DNA oleh
ikatan-ikatan fosfodiester, yaitu setiap gugusan fosfat menghubungkan atom
karbon nomor 3 pada deoksiribosa sebuah nukleotida dengan atom karbon nomor 5
pada deoksiribosa nukleotida berikutnya, dengan gugusan fosfat terletak di luar
rantai. Hasilnya ialah suatu rantai yang mengandung gugusan fosfat
berselang-seling dengan gugusan deoksiribosa dan basa-basanya yang mengandung
nitrogen menonjol dari gugusan. Ikatan-ikatan hidrogen menghubungkan basa dari
satu rantai ke rantai yang lain. Muatan negatif phosphodiester backbone dari DNA
berhadapan dengan pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang struktur linear
dari molekul. Panjang molekul DNA pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang DNA
ribuan pasang basa, atau kilobase pavis (kbp). Suatu kromosom Eshericia
coli memiliki 4639 kbp. Panjang keseluruhan kromosom E.coli
diperkirakan I nm. Oleh karena keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan
1000 kali lebih kecil dari pada panjangnya tersebut sehingga terbentuk lipatan
yang melipat lagi atau supercoiling, menyusun struktur fisik dari molekul in
vivo.
|
Presentase basa nitrogen
|
|||
Adenin
|
Sitosin
|
Guanin
|
Timin
|
|
Kamir (yeast)
|
32
|
18
|
18
|
32
|
Mycrobacterium tuberculosis
|
16
|
34
|
34
|
16
|
Manusia
|
131
|
19
|
19
|
131
|
Antara
setiap pasangan Adenin-Timin
terbentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan antara setiap pasangan Guanin-Sitosin terbentuk tiga ikatan
hidrogen (G≡C). Akibat dari pembentukan pasangan-pasangan tersebut ialah bahwa
kedua utasan heliks DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa setiap utas
menuju arah yang berlawanan sehingga yang satu diakhiri dengan gugusan
hidroksil-3’ bebas dan yang lain dengan gugusan fosfat-5’.
II. 2 Genetika Bakteri
Ada dua fenomena biologi
pada konsep hereditas yaitu:
1.
Hereditas
yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan
satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
2.
Variasi
genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel
induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.
Pada bakteri, unit
herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut sebagai gen
saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat)
tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra
kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri.
Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke
generasi berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus
pembelahan sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel
induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri
dari DNA mempunyai berat lebih kurang 2-3% dari berat kering satu
sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang fibriler yang
menempati sebagian
besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri biasanya
mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini
mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer dari
deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida
pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar
X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua rantai poliribonukleotida yang
dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara purin di satu rantai
dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai
struktur double helix.
Ikatan hidrogen ini hanya dapat menghubungkan
Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara
Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin).
Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena
adanya sistem berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan
cetakan/template untuk
membangun rantai DNA yang komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA
dalam pembelahan sel, molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA
yang komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik
dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada
hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi genetik yang dimiliki
oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap sehingga sel anaknya mendapatkan
pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan genetik dalam
suatu populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya terdiri dari
lima juta pasangan basa dan
terbagi atas segmen atau sekuens
asam amino tertentu yang akan
membentuk stuktur protein.
Protein ini kemudian menjadi enzim-enzim, komponen membran sel dan struktur sel
yang lain yang secara keseluruhan menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan
bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan sekuens asam amino pada pembentukan
protein adalah sebagai berikut:
1.
Suatu
enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu rantai
oliribonukleotida (=
messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut
transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang
komplementer dengan salah satu rantai double
helix dari DNA.
2.
Secara
enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada transfer RNA (=
tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa mRNA di satu
ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada
mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu asam
amino.
3.
mRNA
dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan disinilah rantai
polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu
sekwen asam amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut
translasi.
II. 3 DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan
unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang terlibat dalam pemisahan
kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda. Replikasi dari
DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam
prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk
mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua
pita terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi.
Replikasi kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh
berkisar antara satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri bias memiliki sampai
30 tiruan dalam satu sel bakteri, dan mutasi yang menyebabkan kontrol bebas dari relikasi
plasmida bahkan bias menghasilkan tiruan
yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda
sirkular dimulai pada
locus ori dan
membutuhkan
interaksi dengan beberapa protein. Dalam E
coli, replikasi
kromosom berakhir pada suatu tempat yang disebut “ter“. Dua kromosom anak terpisah, atau
terpecah sebelum pembagian sel, sehingga tiap-tiap keturunan memiliki satu DNA
anak. Hal ini dapat disempurnakan dengan bantuan topoisomerase atau melakukan
pengkombinasian. Proses serupa yang mengacu pada replikasi DNA plasmida,
kecuali pada beberpa kasus, replikasinya adalah tidak terarah.
Transposon tidak membawa
informasi genetika yang dibutuhkan untuk memasangkan replikasi sendiri terhadap
pembagian sel, sehingga perkembangbiakannya tergantung pada penyatuan fisiknya
dengan replika bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan transposon untuk
membentuk tiruannya sendiri, yang mungkin disisipkan dalam replika yang sama
atau mungkin disatukan pada replika lainnya. Spesifisitas dari rangkaian pada
bagian sisipan biasanya rendah, sehingga transposon kadang cenderung menyisip
dalam sistem acak. Sebagian besar plasmida ditransfer antar sel-sel bakteri,
dan penyisipan dari sebuah transposon ke dalam suatu plasmida bisa menyebabkan
penyebaran dalam sebuah populasi.
II. 4 Replikasi DNA
Sintesis perbanyakan bahan genetik
seperti DNA, dilakukan melalui proses yang disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang
mencirikan proses kehidupan. Melalui suatu replikasi, senyawa kimia dapat
membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya.
Replikasi hanya terjadi pada asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam nukleat
yang mampu bereplikasi disebut replikon. Tidak ditemukan senyawa lain yang
sintesisnya dilakukan melalui replikasi.
Pada
sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus
melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA
sangatlah teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I.
Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu
pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses
replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi
berantai polimerase (PCR). Dengan demikian, setiap sel yang melakukan mitosis
akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki DNA lengkap sama persis dengan yang
dimiliki induknya.
II. 4. 1 Biosintesis Nukleotida
Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh
bakteri atau organisme lain, harus tersedia sekumpulan nukleotida seluler. Pada
bakteri tertentu, nukleotida harus disuplai dalam medium dalam bentuk jadi.
Pada bakteri lain dapat mensintesis nukleotida dari nutrien yang sederhana,
seperti glukosa, ammonium sulfat, dan mineral. Perubahan nutrien sederhana
menjadi nukleotida bagi sintesis DNA menyangkut sederetan reaksi yang rumit,
beberapa di antaranya membutuhkan energi berupa ATP. Salah satu dari reaksi-reaksi
ini ialah pembentukan bentuk teraktivasi nukleotida bagi sintesis rantai
polinukleotida DNA berutasan ganda:
Nukleotida + ATP kinase à nukleotida-fosfat + ADP
Nukleotida-fosfat + ATP
kinase à nukleotida-difosfat + ADP
Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap
nukleotida teraktivasi terikat dua gugusan fosfat yang berasal dari peruraian
dua ATP.
Berdasarkan struktur DNA heliks ganda (double helix),
timbul tiga hipotesis mengenai pola replikasi DNA. Ketiga
hipotesis tersebut adalah:
1. Semikonservatif
Menurut
hipotesis replikasi secara semi-konsevatif, setiap utas DNA menjadi cetakan
bagi pembentukan utas baru, sehingga pada akhir proses replikasi akan ditemukan
dua utas ganda yang masing-masing mengandung satu utas baru dan satu utas lama.
2. Konservatif
Menurut
hipotesis replikasi secara konservatif, rantai polinukleotida induk tidak
berpisah dan dua utas dari dua utas ganda DNA secara bersama-sama membentuk dua
utas ganda baru, sehingga akan dihasilkan dua utas ganda baru dan dua utas
ganda lama.
3. Dispersif
Menurut hipotesis replikasi secara dispersif, rantai
polinukleotida induk putus-putus kemudian memisah dan akhirnya membentuk
rangkaian baru yang terdiri dari campuran antara potongan dari pasangan
nukleotida lama dan potongan dari polinukleotida yang baru disintesis.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Gambar. 2 Pola-pola Replikasi DNA
II. 4. 2 Regulasi Replikasi DNA
Kromosom
suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-ganda, yang
mempunyai berat molekul kira-kira 2,5 x 109 Dalton (satu Dalton sama
dengan massa satu atom hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4 x 106.
Bila kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-ganda,
ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus kali lebih
panjang daripada sel bakteri yang memilikinya.
a. Replikasi
mensyaratkan situs awal
Syarat
pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA tersebut terdapat
situs awal replikasi. Hasil pengamatan terhadap kromosom E.coli
memperlihatkan bahwa replikasi selalu dimulai dari titik awal tertentu (Cairns,
1963). Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan
dari origin of replication). Pada kromosom bakteri diketahui hanya ada
satu titik ori, sedangkan pada kromosom eukariot terbukti mempunyai banyak
titik ori. DNA yang tidak mempunyai
titik ori tidak akan dapat bereplikasi.
b. Replikasi
memerlukan untaian ganda
Persyaratan
kedua untuk dapat berlangsungnya proses replikasi ialah bahwa asam nukleat
harus berada dalam bentuk untaian ganda. Hal ini telah diuraikan oleh Watson dan
Crick (1953), yaitu bahwa implikasi genetik dari heliks ganda ialah
memungkinkan pembentukan DNA baru secara swaproduksi (replikasi). Adanya dua
untai polinukleotida serta per pasangan antiparalel antara basa-basanya akan
mendukung proses replikasi, yaitu setiap untaian akan menjadi model bagi
pembentukan untai pasangannya. Bukti bahwa untai ganda menjadi syarat dalam
replikasi dapat dilihat pada DNA virus yang sedang bereplikasi. Virus mempunyai
genom bervariasi, baik beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada saat
bereplikasi virus selalu berada dalam keadaan untai ganda.
c. Replikasi
DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif
Untuk
dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Watson
dan Crick mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang disebut pola
semikonservatif. Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew Maselson dan
Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah menggunakan teknik
radio isotop, sentrifugasi, dan spektrofotometer. Dengan pola semikonservatif
ini akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan dalam replikasi satu
utasan DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu struktur DNA yang baru akan
sama dengan struktur DNA sebelumnya.
d. Sintesis
DNA mempunyai arah pertumbuhan 5’ à 3’
Molekul
nukleotida dalam keadaan bebas akan terbentuk nukleotida tripospat. Dalam
proses sintesis DNA, dua nukleotida digabungkan satu dengan yang lainnya dengan
cara merangkaikan karbon gula kelima (C5) yang mengandung fosfat dari satu
nukleotida kepada karbon gula ketiga (C3) yang mengandung –OH dari nukleotida
lain dan membentuk ikatan 5’-3’ fosfodieter.
e. Replikasi
berjalan secara bertahap
Dalam
proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda menjadi
untai tunggal dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai baru
dengan menggunakan untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs awal
replikasi, enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks ganda menjadi dua
untaian tunggal. Dalam proses ini akan terbentuk struktur huruf Y, titik
persimpangannya disebut titik tumbuh. Replikasi bergerak berurutan dari titik
tumbuh, baik pada satu arah (replikasi satu arah) atau dua arah (replikasi dua
arah). Situs awal dan titik
tumbuh terikat pada membran sel dan dari sinilah kedua utasan diduplikasi.
Masing-masing utasan mempunyai urutan basa pada utasan-utasan DNA yang
mula-mula.
f.
Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
Utasan-utasannya direplikasi dalam
bentuk segmen-segmen kecil yang disebut fragmen Okazaki, dengan arah 5’ ke 3’.
Fragmen-fragmen ini kemudian digabungkan menjadi satu oleh enzim DNA ligase.
Inisiasi (pengawalan)
replikasi DNA membutuhkan suatu pancingan, yaitu sepotong pendek RNA yang
disintesis oleh RNA polimerase dan komplementer terhadap DNA. Dengan adanya
pemula ini, DNA polimerase dapat mulai mensintesis deoksiribonukleotida. Sekali
pancingan mengena, DNA polimerase lalu mencerna RNA tersebut dan
menggantikannya dengan DNA. Berpartisipasinya RNA sebagai pancing tampaknya
ekstensif karena setiap fragmen Okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai
pancing.
II. 5 Perpindahan Gen
Perpindahan
gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan
informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Kegiatan perpindahan
gen ini ada tiga yakni :
- Transformasi
- Konjugasi
- Transduksi
II. 5. 1 Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh
Frederick Griffith pada tahun 1928. Dia mempelajari transformasi satu tipe Streptococcus
pneumoniae menjadi tipe yang berbeda. S. pneumoniae dibagi menjadi
100 tipe lain yang berbeda atas dasar perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi,
tipe 1 menghasilkan kapsul yang berbeda dengan tipe 2, dan seterusnya.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Gambar. 3 Proses
Transformasi
Manfaat
yang didapat dari transformasi gen
pada bakteri adalah :
- Sarana
penting dalam rekayasa genetika.
- Memetakan
kromosom bakteri.
- Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik
bakteri di laboratorium.
II. 5. 2 Konjugasi
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Gambar.
4 Proses Konjungasi pada Sel Bakteri
Pada proses
konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke dalam sel resipien
melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke
dalam sel resipien, enzim-enzim yang bekerja pada DNA resipien menggunting dan
mengeksisi suatu fragmen DNA resipien. Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam
kromosom resipien di tempat DNA yang tereksisi. Mekanisme ini sebenarnya
berlangsung juga pada kegiatan transformasi dan transduksi.
Dengan adanya
proses konjugasi ini, gen-gen tertentu yang membawa sifat resistensi pada obat
dapat berpindah dari populasi bakteri yang resisten ke populasi bakteri yang
tidak resisten. Oleh karenanya, bila hal tersebut terjadi
pada populasi bakteri bisa timbul multi drug resistance.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
Gambar. 5
Proses Konjungasi pada Sel Bakteri
II. 5. 3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di
dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri seringkali disebut
bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan
DNA-nya ke dalam bakteri tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam
sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal
dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu
bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid
ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan
Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada
waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri
fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah
menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage
akan memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang
sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke
dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri
lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA
dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
Ada dua tipe
transduksi, yaitu:
- Transduksi
terbatas
Pada
proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat
profage telah terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang mengalami transduksi terbatas adalah yang
berdekatan dengan profage yang terintegrasi.
- Transduksi
umum
Transduksi
umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri atau
plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis
kromosom bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA. Setiap bagian dari
kromosom bakteri tersebut dapat digabungkan dengan kepala fage selama perakitan
fage. Fage yang telah berisi DNA sel bakteri dapat menginfeksi sel lain dan
mentransfer gen bakteri di dalam sel resipien DNA bakteri dan bergabung dengan
rekombinasi homolog menggantikan gen dalam sel resipien. Transduksi ini terjadi
pada bakteri gram positif dan gram negatif.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
Gambar. 6
Proses Transduksi pada Sel Bakteri
II. 6 Mutasi
Mutasi
adalah perubahan di dalam
rangkaian nukleotida suatu gen. Mutasi menimbulkan ciri genetik yang baru atau
genotif berubah. Sel atau organisme yang menimbulkan efek mutasi disebut mutan.
Mutasi pada gen akan menyebabkan produk protein yang dihasilkan.
II. 6. 1 Mutagenesis
Mutagenesis
merupakan suatu teknik biologi molekuler di mana suatu mutasi diciptakan pada
suatu bagian molekul DNA tertentu, yang dikenal sebagai plasmid.
Mekanisme dasar:
- Mensintesis
DNA yang di dalamnya terdapat bagian yang ingin dimutasi.
- Hasil
sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang diinginkan.
- Fragmen
tersebut diperluas lagi oleh DNA polimerase.
- Molekul
yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan dikloning.
- Pemilihan
mutan.
![](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
Gambar. 7
Mutagenesis
II. 6. 2 Mutagen
Bahan-bahan
yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Mutagen
bahan kimia
Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat
digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi
terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat
pembelahan sel pada anafase. Mutagen bahan kimia dapat menimbulkan mutasi melalui
beberapa cara. Gugusan alkil
aktif dari bahan mutagen kimia dapat ditransfer ke molekul lain pada
posisi dimana kepadatan elektron cukup tinggi seperti phosphate groups dan juga
molekul purine
dan pyrimidine
yang merupakan penyusun struktur deoxyribonucleic acid (DNA). Seperti diketahui
umum, DNA merupakan struktur kimia yang membawa gen. Basa-basa yang menyusun
struktur DNA terdiri dari adenine,
guanine, thyimine, dan cytosine.
Adenine dan guanine merupakan basa bercincin ganda (double-ring bases) disebut purines, sedangkan thymine
dan cytosine bercincin tunggal (single-ring
bases) disebut pyrimidines.
Struktur molekul DNA berbentuk pilitan ganda (double helix) dan tersusun atas pasangan
spesifik Adenine-Thymine
dan Guanine-Cytosine.
Contoh mutasi yang paling sering ditimbulkan oleh mutagen kimia adalah
perubahan basa pada struktur DNA yang mengarah pada pembentukan 7-alkyl guanine.
2.
Mutagen
bahan fisika
Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar
radioaktif, dan lain-lain. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
Mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation) yang dapat melepas energi
(ionisasi), begitu melewati atau menembus materi. Mutagen fisika termasuk
diantaranya sinar-X, radiasi gamma, radiasi beta, neutron, dan partikel dari
aselerators sudah umum digunakan dalam pemuliaan tanaman. Karakteristik untuk
masing-masing jenis radiasi disajikan dalam tabel di bawah ini. Begitu materi
reproduksi tanaman diradiasi, proses ionisasi akan terjadi dalam jaringan dan
dapat menyebabkan perubahan pada jaringan itu sendiri, sel, genom,
kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan yang ditimbulkan pada tingkat genom,
kromosom, dan DNA atau gen dikenal dengan istilah mutasi (mutation).
3.
Mutagen
bahan biologi
Diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya
mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
II.
7 DNA
Rekombinan
DNA
rekombinan adalah sebuah teknik membuat susunan DNA baru dengan cara
menyisipkan potongan DNA asing ke dalam DNA organisme sehingga menghasilkan
molekul DNA rekombinan yang aktif. Dan pada saat organism tersebut membelah
diri molekul DNA rekombinan tersebut ikut bereplikasi. Sebenarnya pada tahun
1973 telah muncul dan dikembangkan teknik untuk mengisolasi dan menggabungkan
potongan-potongan DNA yang tak sama sehingga dapat dihasilkan molekul DNA
rekombinan yang aktif. Teknik ini memungkinkan adanya isolasi, manipulasi, dan
produksi dalam jumlah besar ruas DNA apa saja yang diinginkan dari tipe sel apa
saja. Pada pokoknya sel-sel bakteri semacam itu telah menerima gen asing dan
merupakan organisme baru. Sifat serta kemampuannya bias sangat berbeda dari
inang maupun donornya.
II. 7. 1 PROSES
![22487-004-5347D587](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.jpg)
Gambar. 8 DNA
Rekombinan
Perangkat yang dibutuhkan
:
·
Enzim endonuklease restriksi : Untuk memotong DNA dengan sangat spesifik sehingga
sekuennya disebut molindrom (MOM). Dapat memotong DNA dari sistem biologi
apapun apabila mempunyai sekuens yang sama.
·
Enzim
ligase : Enzim yang menggabungkan
potongan DNA, beberapa diantaranya dapat menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang
berbeda.
·
Plasmid
: sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA, dan juga untuk
mengubah sifat bakteri.
·
Pustaka
genom : untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah diklonkan
II. 7. 2 KEUNTUNGAN
Bakteri yang dapat menghasilkan kromosom insulin telah
ditemukan.
Ø Bakteri suatu spesies Pseudomonas telah
dikembankan dan dipatenkan efektif membersihkan tumpahan minyak (tapi jika
dimasukkan ke sumur minyak justru akan sangat merugikan, oleh karena itu, harus
sangat hati-hati dalam menggunakan teknik ini).
Ø Dalam bidang pertanian dapat dilakukan untuk penambatan
nitrogen oleh prokariota untuk peningkatan kesuburan tanah. Gen untuk fiksasi
nitrogen (nif) membentuk tandan pada kromosom Klebsiella pneumoniae
dan dapat dipindahkan. Gen-gen tersebut dapat terpadu ke dalam atau
bersegregasi dari DNA kromosom maupun plasmid, dan plasmid yang mengandung nif
dapat mendapatkan sifat-sifat baru melalui rekombinasi. Dan mungkin pada
akhirnya dapat membuat tumbuhan dapat menambat nitrogen oleh dirinya sendiri.
II. 7. 3 KEKHAWATIRAN
Teknologi ini menimbulkan beberapa kekhawatiran diantara
para ahli :
ü Kekhawatiran bahwa produksi molekul-molekul DNA
rekombinan yang fungsional in vivo dapat terbukti berbahaya secara
biologis. Sebagai contoh : bila bakteri tersebut dibawa ke mikroba seperti Escherichia
coli yang merupakan bakteri komensal di usus manusia dan dapat
mempertukarkan informasi genetis dengan tipe-tipe bakteri yang lain dan dapat
menyebar luas diantara manusia, hewan, tumbuhan, dan yang lainnya.
ü Kekhawatiran terbentuknya palsmid-plasmid bakteri baru
yang dapat bereplikasi secara swantantra yang bila tidak diawasi secara ketat,
dapat memasukkan determinan genetis untuk resistensi antibiotik atau pembentukan
toksin bakteri ke dalam galur-galur bakteri yang pada waktu tersebut tidak
membawa determinan semacam itu.
ü Percobaan untuk menghubungkan semua segmen DNA virus
onkogenik ataupun virus hewani yang lain menjadi unsur-unsur DNA yang
melangsungkan replikasi secara swantantra, seperti plasmid bakteri atau DNA
viral lainnya, sebab penyebaran molekul DNA
dengan cara seperti itu mungkin meningkatkan terjadinya kanker ataupun
penyakit yang lain.
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
DNA
adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali, biasanya terdiri dari dua
utas, saling membelit membentuk heliks ganda (double helix). Setiap utas
terdiri dari nukleotida-nukleotida yang tergabung membentuk rantai
polinukleotida.
Untuk
memperbanyak dirinya, DNA melakukan suatu proses yang disebut replikasi.
Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang memungkinkan senyawa
kimia dapat membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan
dirinya. Replikasi DNA mengikuti pola semi konservatif yang sintesisnya dimulai
dari titik ori dan arah pertumbuhannya ialah 5’ à 3’
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri
melalui tiga cara, yaitu : konjugasi, transformasi, dan transduksi. Konjugasi
merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui kontak antar selnya.
Transformasi merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui sel bebas.
Transduksi merupakan proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain
dengan bantuan bakteriofage.
Mutagenesis merupakan suatu teknik untuk
menciptakan mutasi yang meliputi lima tahap/proses. Mutagen adalah bahan yang
menyebabkan terjadinya mutasi. Mutagen terbagi menjadi tiga : mutagen bahan
kimia, mutagen bahan fisika, dan mutagen bahan biologi.
DNA
rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi atau penyusunan
kembali. Proses ini diawali oleh terpotongnya struktur DNA oleh enzim restriksi
endonuklease kemudian potongan DNA tersebut disisipkan pada DNA resipien dan
digabungkan kembali oleh enzim ligase. Struktur DNA yang baru ini akan ikut
bereplikasi apabila organism pembawanya berkembangbiak. Meskipun banyak
kontroversi teknologi baru ini, teknologi ini cukup mendatangkan manfaat bagi
kehidupan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar
J. Michael, Jr. Dasar-dasar mikrobiologi. 1986.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Staff
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mikrobiologi Kedokteran. 1993. Jakarta : Binarupa Aksara.
Anonim. http//:wikipedia.com/genetika bakteri/. 12
Maret 2010. Pk. 15.00.
Anonim. http//:google.com/genetika bakteri dan virus/.
12 Maret 2010. Pk. 16.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar