Terimakasih Atas Kunjungan di Blog Saya. Silahkan Copy Paste dan Jangan Lupa di Kasih Kritik dan Saran.
Komponen nukleotida DNA adalah gula, fosfat, dan basa nitrogen. Komponen gula pada DNA adalah gula deoksiribosa, yaitu gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen. Basa yang ada pada DNA ada dua macam, yaitu purin dan pirimidin. Purin terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu adenin dan guanin. Pirimidin terdiri dari dua jenis, yaitu timin dansitosin (Sadava dkk.2004:219).
Isolasi
DNA Tanaman
ISOLASI DNA TANAMAN dan
ELEKTROFORESIS DNA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
DNA adalah asam nukleat yang
mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis
seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus,
mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus berbentuk
linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA
mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan
protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas,
yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Sedangkan DNA
nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari
organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan
berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki protein
histon.
DNA
memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan
pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan
bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari
materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. DNA juga dapat diisolasi, baik
pada manusia maupun tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui darah.
Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih, karena memiliki nukleus
dimana terdapat DNA didalamnya.
DNA yang diisolasi dari
tanaman seringkali terkontamoinasi oleh polisakarida dan metabolit
sekunder seperti tannin, pigmen,
alkaloid, dan flavonoid. Salah satu kesulitan isolasi DNA dari tanaman tinggi
adalah proses destruksi dinding sel untuk melepaskan isi sel. Hal ini
disebabkan karena tanaman memiliki dinding sel yang kuat, dan pada beberapa
tanaman kontaminasi sulit dipisahkan dari ekstrak asam nukleat. Kehadiran
kontaminasi diatas dapat menghambat aktivitas enzim, misalnya DNA tidak
sensitive oleh enzim retriksi dsan mengganggu proses amplifikasi DNA dengan
PCR.
Elektroforesis
dengan Agarose merupakan metode standar untuk memisahkan, mengidentifikasi,
mengkarakterisasi dan purifikasi dari molekul DNA/RNA. Cara pemisahan dengan
elektroforesisi ini merupakan alat pendukung yang sangat pokok dalam teknologi
DNA rekombinan, dengan aplikasi yang begitu luas baik untuk pemisahan untai
tunggal atau untai ganda molekul DNA.
1.2 Tujuan
- Dapat melakukan isolasi DNA dari berbagai jenis tanaman
- Dapat memahami cara kerja senyawa yang digunakan untuk mengisolasi DNA
1.3 Dasar Teori
Isolasi DNA
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting
dalam makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik
makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Suryo 2004: 57).
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom.
Genom meliputi bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel
organisme. DNA genom meliputi gen danintergen(Campbell dkk.2004:221).
DNA organisme prokariot dan
eukariot mempunyai perbedaan bentuk. Organisme prokariot memiliki DNA berbentuk
sirkular, sedangkan organisme eukariotik mempunyai DNA berbentuk linier. DNA
eukariot terletak dalam inti sel, sedangkan DNA prokariot terletak dalam
sitoplasma (Jusuf 2001:7).
Struktur DNA pertama kali dijelaskan oleh James Watson dan
Francis Crick. Mereka memperoleh model DNA dari hasil foto difraksi sinar X
yang dibuat oleh Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins. Watson dan Crick
menyimpulkan bahwa struktur DNA merupakan rantai ganda (double helix). Untai
ganda tersusun dari dua rantai polinukelotida yang terpilin. Kedua rantai
memiliki susunan antiparalel, yaitu satu rantai berorientasi dari ujung 5’ ke
3’sedangkan yang lain berorientasi ujung 3’ ke 5’. Ujung 5’ merupakan ujung
yang berakhir dengan gugus 5-fosfat dan ujung 3’ berakhir dengan gugus OH.
Kedua rantai dihubungkan dengan ikatan hidrogen yang memghubungkan kedua basa
nitrogen (Sadava dkk.2004:218--220).
Komponen nukleotida DNA adalah gula, fosfat, dan basa nitrogen. Komponen gula pada DNA adalah gula deoksiribosa, yaitu gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen. Basa yang ada pada DNA ada dua macam, yaitu purin dan pirimidin. Purin terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu adenin dan guanin. Pirimidin terdiri dari dua jenis, yaitu timin dansitosin (Sadava dkk.2004:219).
DNA mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh
kita. Hal tersebut dikarenakan DNA merupakan molekul kehidupan utama di dalam
sel makhluk hidup. Fungsi-fungsi
tersebut adalah:
1. Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik
suatu makhluk hidup (Sadava dkk.2004:220).
2. Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan pembuatan molekul-molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi autokatalis, yaitu fungsi DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri (Suryo 1999:59).
2. Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan pembuatan molekul-molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi autokatalis, yaitu fungsi DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri (Suryo 1999:59).
DNA
eukariot tidak hanya dijumpai pada nukleus, tetapi dapat ditemukan pada
mitokondria dan kloroplas. DNA yang diisolasi dari kloroplas menunjukkan sifat
berbentuk sirkular, terdiri dari untai ganda, replikasi semikonservatif, dan
bebas dari protein histon. DNA kloroplas penting dalam proses fotosintesis
(Raven & Johnson 2002: 94). DNA juga dijumpai pada organisme prokariotik.
DNA prokariot mempunyai DNA ekstranuklear yang dinamakan plasmid. Plasmid
merupakan DNA yang tidak terlalu esensial bagi fungsi kehidupan bakteri, tetapi
penting dalam pengaturan siklus hidup dan perumbuhan dalam lokasi hidupnya.
Kebanyakan plasmid adalah
sirkular dan tersusun dari beberapa ribu pasangan basa. Plasmid mempunyai titik
ori (origin of replication) sehingga mampu mereplikasi diri tanpa pengaturan
dari DNA kromosom. Replikasi dimulai dari titik ori hingga semua plasmid tereplikasi
(Pierce2005:203).
Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari
DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi
merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul
komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian
bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung.
Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell dkk. 2002:
115). Presipitasi merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu
komponen dari campuran (Alberts dkk. 1994: 254).
Sebuah difenilamin
(DPA) indikator akan mengkonfirmasi keberadaan DNA. Prosedur ini melibatkan
hidrolisis kimia DNA: ketika dipanaskan (misalnya ≥ 95 ° C) dalam asam, reaksi
memerlukan gula deoksiribosa dan karena itu spesifik untuk DNA. Dengan kondisi
tersebut, 2-deoksiribosa akan dikonversi ke w-hydroxylevulinyl aldehida, yang
bereaksi dengan senyawa, difenilamin, untuk menghasilkan senyawa berwarna biru.
Konsentrasi DNA dapat ditentukan mengukur intensitas absorbansi larutan
pada 600 nm dengan spektrofotometer dan membandingkan dengan kurva standar
konsentrasi DNA diketahui. Mengukur intensitas
absorbansi larutan DNA pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm digunakan
sebagai ukuran kemurnian DNA. DNA menyerap sinar UV pada 260 dan 280 nanometer,
dan protein aromatik menyerap sinar UV pada 280 nm, sebuah sampel DNA murni
memiliki rasio 260/280 pada 1,8 dan relatif bebas dari kontaminasi protein.
Sebuah persiapan DNA yang terkontaminasi dengan protein akan memiliki rasio
260/280 lebih rendah dari 1,8.
DNA bisa diukur
dengan memotong DNA dengan enzim restriksi, menjalankannya pada gel agarosa,
pewarnaan dengan bromida etidium atau noda yang berbeda dan membandingkan
intensitas DNA dengan penanda DNA konsentrasi dikenal.
Menggunakan teknik Southern blot ini diukur DNA dapat diisolasi dan diperiksa lebih lanjut menggunakan analisis PCR dan RFLP. Prosedur ini memungkinkan diferensiasi diulang dalam urutan genom. Ini adalah teknik-teknik yang ilmuwan forensik digunakan untuk perbandingan, identifikasi, dan analisis.
Menggunakan teknik Southern blot ini diukur DNA dapat diisolasi dan diperiksa lebih lanjut menggunakan analisis PCR dan RFLP. Prosedur ini memungkinkan diferensiasi diulang dalam urutan genom. Ini adalah teknik-teknik yang ilmuwan forensik digunakan untuk perbandingan, identifikasi, dan analisis.
Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat
dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi ekstrak sel, pemurnian
DNA dari ekstrsk sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan
dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat
memberikan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan
polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika
isolasi DNA dilakukan dengan sample buah, maka kadar air pada masing-masing
buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar
air, maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA
yang terpretisipasi juga akan sedikit.
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membrane membentuk senyawa “lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia. KIRSMAN83.2010.isolasi DNA
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membrane membentuk senyawa “lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia. KIRSMAN83.2010.isolasi DNA
Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan
tingkat migrasinya
dalam sebuah medan listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang
mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul,
misalnya DNA yang
bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu
medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang
berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke
kutub positif. [2]
Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap
massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat
dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar
elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:
![\bar F_e\ = q \bar E\](file:///C:/Users/Palupi/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
Keterangan: F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh
objek, E adalah medan listrik. Secara umum, elektroforesis digunakan untuk
memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA
Jenis Elektroforesis
Elektroforesis kertas
adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel
bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan
yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorpsivitas zat terlarut.
Elektroforesis gel ialah
elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan
molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji
(sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul
yang lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang
dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel
media.
1.4 Metode Kerja
Isolasi
DNA Tanaman
Alat :
- mikrovivet berbagai ukuran
- tabung 1,5 ml
- tips mikropipet berbagai ukuran
- saringan
- gelas kimia
- sendok
- penangas
- vorteks
- mini sentrifuga
- blender / lumping
Bahan :
- buffer ekstraksi (100 mM tris- HCl, Ph 8; 50 mM EDTA; 500 mM NaCl, CTAB 2%)
- Potasium asetat 5 M
- SDS 20%
- Kloroform : Isoamil alcohol (24:1)
- Alkohol 100% (pa)
- TE
(10 mM Tris-HCl, 1 mM EDTA pH 8)
- Buah
strowberi
- CTAB
2%
Elektoforesis DNA
Range pemisahan molekul DNA dengan agarose gel
Agarose %
|
Seaparsi optimal dari molekul DNA (Kb)
|
0,3
|
5,0-60
|
0,6
|
1,0-20
|
0,7
|
0,8-10
|
0,9
|
0,5-7,0
|
1,2
|
0,4-6,0
|
1,5
|
0,2-4,0
|
2,0
|
0,1-3,0
|
Bahan kimia :
- Buffer
TAE 10 X (400 mM Tris asetat, 10 mM EDTA Ph 8 )
- Eidium
bromida
- Loading
buffer
- DNA
Marker
- Agarose
Alat dan bahan :
- Elektroforesis
unit (meliputi comb dan tray)
- Power
suply
- Mikropipet
digital
- Transilluminator UV
PERTANYAAN
DAN JAWABAN
Isolasi DNA
1. Hitung jumlah senyawa yang dimasukka pada
tahapan kerja nomer 5, 14 dan 18!
Buffer ekstraksi sebanyak 4 kali volume
total sampel = 4 x
Kloroform Isoamil Alkohol sebanyak ½ x
volume total sampel = ½ x
Alkohol sebanyak 2 x volume total sampel
= 2 x
2. Jelaskan apa fungsi senyawa-senyawa
yang digunakan dalam isolasi DNA !
Buffer ekstraksi berperan dalam proses
destruksi jaringan tanaman sehingga terjadi degradasi pada DNA.
SDS berfungsi sebagai detergen yang dapat
melisis dinding sel dan mendenaturasi protein.
Kloroform Isoamil Alkohol membantu proses
denaturasi protein yang masih menempel pada kromosom.
Alkohol digunakan untuk mempresipitasi
asam nukleat.
Elektroforesis DNA
- Coba
sebutkan manakah yang disebut DNA pada hasil elektroforesis anda !
2. Mengapa DNA hanya dapat diamati
dengan bantuan sinar UV ? Jelaskan !
DNA berukuran sangat kecil
dan sulit untuk diamati, oleh karena itu untuk memudahkan pengamatan DNA
diwarnai menggunakan Etidium bromida. Etidium bromida ini akan berinteraksi
dengan basa dari molekul DNA dan baru akan tampak jika di bawah lampu UV,
warnanya ’orange fluoresence’.
3. Apakah Etidium Bromide ?
Bagaimana cara kerja Etidium bromida dalam proses pewarnaan DNA ?
Etidium bromida seperti
telah disebutkan di atas adalah pewarna yang digunakan untuk mempermudah
pengamatan DNA dalam gel. Etidium bromida akan berinteraksi dengan basa dari
molekul DNA dan baru akan tampak jika di bawah lampu UV, warnanya ’orange
fluoresence’.
BAB
III
PEMBAHASAN
Isolasi DNA
Pada praktikum isolasi DNA, dilakukan isolasi terhadap tanaman
strawberry. Isolasi DNA ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi
jaringan yang ingin digunakan dengan mengambil beberapa bagian dagiang
buah strawberry yang dihancurkan didalam tabung. Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan
membran sel dengan larutan pelisis, yaitu menggunakan larutan buffer
ekstraksi.
Untuk mengisolasi jaringan buah
strawberry, maka jaringan
tanaman tersebut yang masih memiliki komponen-komponen lengkap
perlu dipisahkan satu dengan lainnya sehingga yang tersisa hanya sel darah putih.
Karena itu ke dalam tabung diberikan larutan pelisis sel yaitu buffer
ekstraksi seperti yang dipaparkan di atas yang merupakan larutan hipotonis. Karena larutan tersebut hipotonis, maka
akan terjadi hemolisis. Larutan pelisis sel terdiri atas EDTA (ethylenediamine
tetraacetic acid) yang akan membentuk kompleks (chelate) dengan ion
logam, seperti Mg2+ yang merupakan kofaktor DNAse. Selain itu dalam
larutan tersebut juga terdapat larutan NaCL yang berfungsi untuk menstabilkan
larutan sehingga mempercepat reaksi-raksi yang akan terjadi pada tahapan
berikutnya.
Untuk melisiskan membran sel
dan membran nukleus sel tanaman yang terisolasi tadi, diberikan pula larutan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) yang
berfungsi untuk merusak lipid pada membran sel sehingga leukosit hancur.
Pada saat proses destruksi jaringan tanaman dapat menyebabkan degradasi pada
DNA dengan adanya aktivitas enzim endonuklease, karena itu digunakan buffer
ekstraksi yang mengandung senyawa Tris, EDTA, CTAB, potassium asetat, dan SDS.
Senyawa CTAB dan SDS merupakan detergen, yang dapat melisis dinding sel dan
mendenaturasi protein. Selain itu CTAB dan EDTA adalah senyawa inhibitor yang
dapat menghambat aktivitas enzim nuclease. Kemudian sampel tersebut
dihomogenkan dengan menggunakan vortekx. Setelah dihomogenkan warna larutan
berubah menjadi merah.
Sampel yang telah homogen kemudian diinkubasikan, setelah itu diberi
larutan Potassium asetat dan dihomogenkan, setelah homogeny sampel disimpan
dalam wadah berisi es. Potassium asetat adalah senyawa yang berikatan dengan
debris sel dan protein sehingga membentuk senyawa kompleks dengan
CTAB-potassium aesta-protein- debris sel. Setelah itu sampel disentrifuga pada
kecepatan 14.000 rpm selam 10 menit.
Setelah sampel disentrifuga terbentuk 2 lapisan, fasa atas berupa larutan
ekstrak dan berwarna bening, sedangkan fasa bawah berupa endapan yang berwarna
merah. Fasa atas yang kemudian diambil
untuk digunkan pada tahap selanjutnya. Tahap ini disebut juga dengan tahap
purifikasi. Tahap ini bertujuan
untuk membersihkan sel tanaman dari zat-zat lainnya.
Kemudian, pada tahap berikutnya digunakan klorofom: isoamil alcohol
(24:1) yang berperan untuk mendenaturasi protein yang masih menempel pada
kromosom, sedangkan untuk mempresipitasi asam nukleat digunakan alkohol 100%. Pemberian alkohol bertujuan untuk membersihkan DNA dari
pengotor-pengotornya. DNA dalam alcohol akan terpresipitasi (menggumpal)
sedangkan DNA dalam air akan larut, tetapi protein tidak dapat larut dalam air.
Tahap tersebut merupakan terakhir, disebut juga tahap
presipitasi presipitasi bertujuan
untuk mengendapkan protein histon, sehingga untai-untai DNA tidak lagi
menggulung (coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang menyebabkan DNA
menjadi terlihat. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya
benang-benang endapan DNA pada dasar tabung.
Pembahasan Elektroforesis
\Pada
praktikum elektroforesis kali ini digunakan gel agarose karena dengan
menggunakan gel agarose teknik yang digunakanpun cukup sederhana, mudah
penanganannya dan sederhana, selain itu gel agarose mempunyai kemampuan
pemisahan dengan range yang cukup luas yaitu mulai 70 pb (pasangan basa) sampai
800.000pb.
Selainitu penggunaan gel agarose
juga mempunyai keuntungan, dimana lokasi dari DNA dalam gel dapat diamati
secara insitu dengan menggunakan Etidium Bromida sebagai pewarna. Etidium
bromide nantinya akan berinteraksi dengan basa dari molekuk DNA dan memberikan
warna orange Floresance dibawah lampu UV.
Hasil penyinaran dibawah lampu UV
dapat dilihat berupa potongan pita-pita DNA, yang mempunyai
fragmen-fragmen.Gambar pada hasil pengamatan kami ditemukan salah satunya
potongan fragmen pita DNA yang banyak terurai dan kurang sempurna karena
pengaruh konsentrasi agarose yang menyebabkan DNA bermigrasi,sehingga
fragmen-fragmennya lebih besar.
Bab IV
Kesimpulan
DNA juga dapat diisolasi, baik
pada manusia maupun pada tumbuhan. Pada praktikum isolasi DNA dari
tanaman digunakan jaringan tanaman yang mengandung sedikit kontaminan, yaitu
menggunakan daging buah. Prinsip-prinsip
dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Isolasi DNA memiliki
beberapa tahapan, yaitu isolasi
jaringan, dinding dan membran
sel dilisiskan, ekstraksi
dalam larutan, purifikasi,
dan presipitasi.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat hasil dari tahap-tahap yang telah
dilakukan. Isolasi DNA telah berhasil dilakukan. Hal tersebut dilihat dengan
adanya benang-benang DNA yang terbentuk. Terbentuknya benang-benang tersebuut
juga merupakan hasil dari proses tahapan-tahapan yang dilakukan dengan
menggunakan larutan senyawa-senya tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar