Kamis, 01 November 2012

Laporan Fiswan-Endokrin

Terimakasih Atas Kunjungan di Blog Saya. Silahkan Copy Paste dan Jangan Lupa di Kasih Kritik dan Saran.


PENDAHULUAN 
Dasar Teori
Implantasi adalah peristiwa berkontaknya suatu benda asing pada lapidsan endometrium uterus. Secara normal setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan mendapat perlawanan dari system homeostasis tubuh. Tetapi dalam peristiwa implantasi tidak terjadi penolakan  atas blastocyst atau implant tersebut. Ini berarti bahwa untuk memungkinkan terjadinya implantasi, tubuh harus menyiapkan diri untuk menerima blastosyst tadi. Salah satu yang telah diketahui adalah dihasilkannya satu atau sejumlah hormon yang bekerja pad uterus menyebabkan uterus ada berada dalam status siap menerima blastocyst.
Pada manusia dikenal adanya hormon Human Chrorionic Gonadotropin (HCG) yang diproduksi pada suatu usia kehamilan masih dini (antara 35 sampai89 hari) setelah konsepsi. Pada kuda dihasilkan hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) mulai hari ke 50 sampai ke 100 setelah kopulasi. Karena kedinian sekresi hormon-hormon ini, identifikasi HCG atau PMSG dijadikan dasar berbagai uji kehamilan seperti uji Galli Manini, Gravindex, Prognosticon, Ascheim Zondek dan sebagainya. Pada hewan, berbagai uji untuk menemukan PMSG dalam urin kuda sebagai indikator kebuntingan juga telah dilakukan.
Uji Galli Mainini didasarkan kenyataan pada umumnya wanita yang baru hamil/usia kehamilan masih dini, bila air seninya disuntikan pada katak jantan dapat mengekresikan spermatozoa. Namun mekanisme terjadinya ekskresi spermatozoa oleh katak tersebut, belum jelas diketahui.
Uji gravindex dan berbagai uji imunologis lainnya didasarkan pada reaksi antigen (HCG) dengan antibody terhadap HCG. Kondisi reaksi dibuat sedemikian rupa agar hasil reaksi dapat terlihat langsung tanpa harus menggunakan alat-alat tambahan. Biasanya penilaian positif atau negative berdasarkan terdapat tidaknya presipitasi sebagai hasil reaksi antigen anti body tersebut.
Tujuan
Uji-uji kehamilan yang dipraktikumkan akan menunjukkkan bahwa deteksi kehamilan dapat dilakukan secara dini tanpa membutuhkan pengamatan klinis anatomis atas pasien
METODE
Alat dan Bahan
Mikroskop, kaca objek dan kaca penutup, alat suntik 5 ml dan jarum suntik, gelas beker besar dan kawat kasa penutup, pipet Pasteur atau pipet penettes mata, air seni wanita hamil muda (wanita yang terlambat haid lebih dari 14 hari), air seni dari seorang mahasiswi/ wanita yang tidak hamil, larutan NaCl fisiologis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil Uji Galli Maini
Bahan yang disuntikkan : Urin A
WaktuHasil
15 menit-
30 menit+
45 menit+
60 menit+
Tabel 3. Hasil Uji Galli Maini (satu kelas)
KelompokUrin15’30’45’60’Hasil testpack
1A-++++
2B----+
3B---++
4B----+
5A----+
Pembahasan
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Setelah pembelahan ini terjadi pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancar. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat dengan fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi barulah disebut adanya kehamilan. Kadang- kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovarium ke dalam endometrium, terjadi pendarahan pada luka desi dua (tanda Hartman). (Winkjosastro, 2005)
Lapisan desi dua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desi dua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desi dua basalis, disitulah plasenta akan dibentuk korionik gonadotropin, korionik somatomammotropin (plasenta lactogen), esterogen dan progesteron. Korionik trioptrin dan relaksipun dapat diisolasi dari jaringan plasenta. Kemungkinan bahwa masih ada hormon-hormon lain dalam jangka fungsi plasenta, khususnya dalam fungsi hormonal dalam kehamilan. (Winkjosastro, 2005)
Hormon HCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada beberapa spesies, termasuk manusia, tikus, kelinci, babi dan sebagainya. HCG disekresi oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang disekresi oleh endometrium uterus. HCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea selama tahap–tahap permulaan kebuntingan. Segera setelah ovulasi, korpus luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor luteotrofik hipofisa. Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum tersebut secara fisiologis tetap aktif sampai HCG mulai dibentuk dalam jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah HCG yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari ke-5 sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer HCG tidak mencapai puncaknya sampai hari kehamilan yang ke-35 sampai 50. Hormon HCG merupakan glikoprotein yang jauh lebih besar dengan berat molekul kira-kira 45.000 Dalton, tetapi lebih banyak mengandung residu gula dibandingkan dengan glikoprotein pituitary. Sifat-sifat khusus HCG yang diisolasi cenderung kurang seragam dibandingkan dengan sifat-sifat khusus hormon glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena degradasi terutama rantai samping karbohidratnya dapat terjadi selama pembentukan urin. Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan (Zulfan, 2009)
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness). Human Chorionic Gonadatrophin(HCG) adalah hormon yang bekerja mirip LH (luteinising hormone) yang secara normal diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki LH dan juga HCG memberitahu testis untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone). Pada anak perempuan, HCG memberitahu ovarium untuk memproduksi progesteron tetapi hal ini terjadi hanya pada masa kehamilan. sehingga HCG lebih bemanfaat bagi anak laki-laki dibanding anak perempuan (Muhayat, 1998).

Human chorionic gonadotropin (HCG) adalah hormon peptida yang diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta). Senyawa HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan.
Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal. Cara penggunaannya relatif mudah, yaitu mencelupkan ujung alat ke dalam air seni yang ditampung atau menyentuhkan pada aliran air seni ketika buang air kecil. Biasanya dianjurkan penggunaan air seni pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon HCG yang tinggi pada saat itu. Alat uji kehamilan semacam ini biasanya memiliki dua buah “jendela” atau garis. Garis yang pertama mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis kontrol akan tampak bila test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki “antibodi” yang bereaksi dengan HCG dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi. Setipis apapun garis ini, kemunculannya tetap menunjukkan adanya kehamilan. Sebagian besar merk test pack yang beredar di pasaran sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 25 IU/L-50 IU/L, sehingga cukup akurat untuk menentukan ada atau tidaknya kehamilan pada hari pertama keterlambatan menstruasi (sekitar 28 hari setelah menstruasi terakhir). Uji kehamilan yang lebih akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon HCG dalam darah. Biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-HCG). Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan (Pickering, 2000).
JAWABAN PERTANYAAN
  1. Ciri-ciri apa yang membedakan katak jantan dan katak betina?
Katak jantan: ukuran lingkaran gendang telinga dua kali lebih besar dari lingkaran mata, warna kulit di sekitar kerongkongan hijau kekuningan, ibu jari bagian depan relatip besar, ukuran badan relatif kecil, memiliki kantung suara yang terletak di antara selaput gendang dan pangkal kaki depan.
Katak betina: ukuran lingkaran gendang telinga hampir sama dengan lingkar mata, warna kulit di sekitar kerongkongan putih dengan bintik-bintik kehitaman, ukuran badan relatip besar, tidak memiliki kantung suara.
  1. Apa makna hasil pemeriksaan: positif?
Pemeriksaan kehamilan menunjukkan hasil positif apabila timbul dua garis padatestpack, karena adanya reaksi yang ditimbulkan akibat adanya hormon HCG (human chrorionic gonadotropin) yang hanya terdapat pada wanita hamil.
  1. Apa makna hasil pemeriksaan: negatif?
Pemeriksaan kehamilan menunjukkan hasil negatif apabila tidak timbul dua garis padatestpack, karena garis ini meresap ke dalam testpack karena adanya reaksi yang ditimbulkan akibat adanya hormon HCG (human chrorionic gonadotropin) yang hanya terdapat pada wanita hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. Mesin Canggih Berbahan Bakar Gulahttp://www.harunyahya.com(on line) diakses pada tanggal 20 November 2011
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. Rineka Cipta, Jakarta.
Muhayat, Ali. 1998. Pengaruh Hormon Terhadap Fase Kehamilan. Bandung: Surya Aditama Media
Pickering, W.R. 2000. Complete Biology. Oxford University Press, UK.
Sistina, Yulia. 2000. Biologi Reproduksi. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.
Soeminto. 1993. Dasar – dasar Embriologi. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.
Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 26-27, 63, 73.

Tidak ada komentar: